Merdeka.com - Pemerintah memberlakukan larangan mudik untuk memutus rantai penyebaran virus Corona atau Covic-19. Dampak kebijakan itu, lalu lintas di Jakarta lebih padat jika dibandingkan tahun sebelumnya ketika mendekati libur Lebaran.

Polda Metro Jaya terus melakukan penjagaan dan penyekatan di sejumlah titik cek poin terkait adanya pelarangan mudik Lebaran 2020. Langkah itu sudah dilakukan sejak 24 April 2020 lalu.

"Dampak memang dari adanya pelarangan, satu sisi sehingga ada beberapa kepadatan arus Jakarta. Karena memangkan warga Jakarta, warga Jabodetabek tidak boleh mudik," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, Jakarta, Selasa (19/5).

Meski begitu, pihaknya tak bosan-bosan memberikan imbauan kepada masyarakat yang tak mudik tetap patuh pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Salah satunya tetap berada di rumah jika tidak ada keperluan mendesak.

"Kita tidak berhenti memberikan imbauan kepada masyarakat, kita harapkan kesadaran masyarakat jangan peraturan ini dijadikan beban. Karena ini upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19," ujarnya.

"Physical Distancing adalah upaya yang paling bagus yang memang diterapkan ini. Physical Distancing yang memang bagus sekali kalau masyarakat di rumah saja," ungkapnya.

Yusri menambahkan, larangan mudik tidak berarti komunikasi dengan keluarga di kampung halaman menjadi terhambat. Masyarakat bisa memanfaatkan teknologi untuk saling sapa dan bermaaf-maafan.

"Imbauan Presiden, imbauan pemerintah dalam hal ini mudik itu dilarang sebaiknya kita di rumah sajalah. Situasi penyebaran Covid-19 makin meninggi. Kita harapkan masyarakat ini bisa tahan diri, bisa bertahan di rumah saja gunakan teknologi sekarang. Kalau kangen sama keluarganya di mudik sana ya gunakan virtual saja, gunakan dengan Zoom atau video conference, video call kepada saudara-saudara semua," tutupnya.