Buka Tutup Tebet Eco Park
Merdeka.com - Pemprov DKI melakukan revitalisasi Tebet Eco Park. Taman yang ada di bilangan Jakarta Selatan itu awalnya dikenal dengan nama Taman Honda Tebet.
Namun, setelah dipoles sana sini, ia berganti nama menjadi Tebet Eco Park. Dua buah taman yang ada di sana, di tempatkan sebuah jembatan penghubung yang akan memudahkan pengunjung berwisata.
Rumput serta sejumlah fasilitas pun diganti. Tercatat, Bulan Juni 2021 Taman Honda Tebet mulai direvitalisasi.
Berikut rincinya seperti yang dirangkum merdeka.com:
Juni 2021
Kegiatan revitalisasi dimulai. Pemprov DKI melalui Dinas Pertamanan dan Hutan Kota menyebut nantinya Taman Honda Tebet seluas 7 hektar itu akan dijadikan Tebet Eco Garden. Semangatnya adalah mengembalikan fungsi taman kota secara ekologi, menjadi sarana interaksi, edukasi serta kreasi masyarakat.
Kapusdatin Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Ivan Murcahyo mengatakan revitalisasi mencakup area sungai, tempat bermain anak, pembangunan jembatan penghubung sisi utara dan selatan hingga pembangunan community garden dan thematic garden.
"Skema pembiayaan kewajiban Surat Persetujuan Penunjukan Penggunaan Lokasi atau Lahan (SP3L) senilai Rp67 miliar. Target revitalisasi selesai pada Desember," katanya.
Revitalisasi meliputi:-Pembangunan jembatan penghubung-Area bermain anak-Community garden dan thematic garden-Naturalisasi sungai sepanjang taman dengan pelebaran dan perubahan profil tanggul agar bisa jadi kolam retensi saat hujan.
"Pohon yang tidak sehat nantinya akan diganti. Naturalisasi akan menyesuaikan dengan kondisi vegetasi yang ada," lanjut Ivan.
-Penambahan fasilitas jogging track, plaza, sentra makanan, taman bibit untuk komunitas farming-Konsep taman bermain anak menggunakan inspirasi hewan-hewan di habitat rawa.
Desember 2021
Proses revitalisasi meleset dari yang ditargetkan. Taman Tebet masih ditutup untuk umum dan pengerjaan revitalisasi masih berlangsung.
23 April 2022
Revitalisasi rampung. Ditandai dengan peresmian oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan resmi Taman Honda Tebet berganti nama menjadi Tebet Eco Park.
Hari-hari berikutnya, terbukti Tebet Eco Park menjadi magnet baru warga ibu kota. Postingan di media sosial ikut andil. Tiap harinya, taman itu dipadati pengunjung dari sejumlah wilayah.
Sejumlah pelaku UMKM memanfaatkan momen tersebut dengan membuka lapak dagangan. Berbagai macam menu kudapan ringan dan minuman berjejer sebelum pintu masuk Tebet Eco Park.
Praktis menyumbang kemacetan di sekitar, lantaran pertemuan warga yang hendak memasuki taman, membeli kudapan hingga mereka yang biasa melewati jalan tersebut. Belum lagi parkir liar berjamuran.
14 Juni 2022
Belum genap dua bulan dibuka, Tebet Eco Park ditutup Pemprov DKI. Katanya penutupan dilakukan hingga akhir Juni 2022.
Informasi tersebut disampaikan Distamhut DKI Jakarta melalui akun Instagram mereka.
"Terima kasih Teman untuk antusiasme selama dua bulan ini. Untuk kenyamanan bersama, Tebet Eco Park akan ditutup hingga akhir Juni," tulis akun @tamanhutanDKI, Selasa (14/6).
Hingga 8 Juli 2022
Penutupan diperpanjang
Sayangnya, hingga awal Juli 2022 Tebet Eco Park tak kunjung dibuka. Penutupan yang katanya hingga akhir Juni 2022 pun nampaknya meleset dari target.
Hal itu diumumkan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Pemprov DKI. Alasannya, masih dilakukan perbaikan dan perawatan pada fasilitas taman. Selain itu, juga dilakukan penanaman kembali rumput dan tanaman hias di kawasan taman kota Jaksel itu.
"Halo Teman, mohon maaf saat ini penutupan sementara Tebet Eco Park diperpanjang," demikian informasi yang dikutip dari akun Instagram resmi @tamanhutandki, Minggu (3/7).
Bersamaan dengan informasi tersebut, Pemprov DKI juga menginformasikan nantinya masuk Tebet Eco Park harus melakukan pendaftaran secara online terlebih dahulu melalui aplikasi JAKI.
"Nantinya Teman bisa mengunjungi Tebet Eco Park dengan mendaftar melalui JAKI," tulis @tamanhutandki.
Pedagang dan Parkir Liar Ganggu Ketertiban
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa Pemprov DKI juga masih menata pedagang atau parkir liar yang dinilai mengganggu ketertiban umum.
Dia berharap dengan adanya penertiban kawasan Tebet Eco Park, warga dan kondisi lalu lintas setempat dapat kembali nyaman. Sebab, ledakan pengunjung diketahui sempat membuat sarana dan fasilitas di Tebet Eco Park rusak.
"Harapan kita juga lebih bersih, tidak ada lagi pedagang yang mengganggu ketertiban di pinggir jalan, parkir-parkir liar juga diharapkan tidak ada lagi, karena itu mengganggu kenyamanan," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Kamis 30 Juni 2022.
Anies Ungkap Penyebab Penutupan
Diketahui, Tebet Eco Park ditutup untuk publik hingga akhir Juni. Penyebabnya, ledakan pengunjung membuat sarana dan fasilitas di sana rusak. Pemprov kemudian membuat kebijakan untuk membatasi jumlah pengunjung
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan, kapasitas taman tersebut didesain untuk 8-10.000 orang. Namun, dalam catatan yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta, taman tersebut pernah dikunjungi 60.000 orang dalam satu hari.
"Kapasitas taman 8-10.000, pernah kedatangan 60.000 warga dalam satu hari di akhir pekan. Kesempatan menikmati taman menjadi sangat berkurang karena kepadatan yang ekstrem," kata Anies dalam instagram @aniesbaswedan, Kamis (16/6).
Persiapan Kurang Cermat
Sementara itu, pengamat Tata Kota Nirwono Yoga mengatakan kebijakan membuat penjadwalan melalui aplikasi hanya bersifat sementara. Hal itu tergantung dengan 'hype' Tebet Eco Park di media sosial.
Nirwono menuturkan, eforia masyarakat berbondong-bondong datang ke Tebet Eco Park hampir sama dengan Taman Kalijodo saat diresmikan oleh gubernur saat itu, Basuki Tjahaja Purnama.
"Tebet Eco Park sebenarnya tidak ada yang istimewa dibandingkan dengan taman-taman lingkungan atau kota yang lain. Hanya karena viral saja keluatan medsos membuat Tebet Eco Park banyak dikunjungi, hal sama pernah terjadi saat viral Taman Kalijodo diresmikan Pak Ahok dulu," kata Nirwono, Jumat (8/7).
Nirwono juga berpandangan, Pemprov DKI sudah salah sejak awal terhadap desain Tebet Eco Park, di saat peran media sosial sangat berdampak terhadap popularitas sebuah tempat.
Layaknya sebuah taman, Pemprov DKI tidak mengantisipasi ledakan pengunjung, terlebih pembukaan taman tersebut bertepatan dengan libur Idulfitri. Akibatnya, muncul pedagang kaki lima, parkir liar marak, dan mengganggu arus lalu lintas di sana.
Dia menambahkan, kurang matangnya Pemprov DKI terhadap Tebet Eco Park saat muncul wacana zona rendah emisi di kawasan taman tersebut.
"Taman skala lingkungan ya dirancang sederhana saja buat penghuni Tebet utamanya, sehingga mereka cukup jalan kaki atau bersepeda ke tamannya, dengan sendirinya akan menjadi zona rendah emisi," jelasnya.
Selama taman tersebut ditutup dan saat ini Terowongan Kendal dan Dukuh Atas menjadi pusat tongkrongan remaja Citayam, Nirwono berpandangan popularitas Tebet Eco Park juga akan luntur seiring tempat-tempat baru nan populer berdasarkan media sosial.
"Sebentar lagi Tebet Eco Park tidak akan ramai lagi, nanti pas Taman Chriatina Marthatiahahu di Blok M selesai direvitalisasi, warganet akan berbondong-bondong ke sana, apalagi mudah dicapai, dekat Blok M dan M Block," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov DKI Temukan Penyebaran DBD Meningkat, Kasus Paling Banyak di Jakarta Selatan
Pemprov DKI Temukan Penyebaran DBD Meningkat, Kasus Paling Banyak di Jakarta Selatan
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta Gelar Pasar Murah, Catat Lokasi dan Waktunya
Pasar murah di Jakarta digelar mulai 26 Februari sampai 9 Maret 2024
Baca SelengkapnyaDijemput Paksa Jaksa, Terpidana Korupsi Buldoser di Bekasi Sempat Coba Bepergian ke Sejumlah Kota
Jaksa menjemput paksa Soni Petrus, terpidana korupsi pengadaan alat berat pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekas. Dia langsung dijebloskan ke penjara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masa Tenang Pemilu 2024, Gibran Datangi Lokasi-Lokasi Ini
Taman bersejarah yang erat berkaitan dengan Pura Mangkunegaran itu direvitalisasi sejak tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa di Pulau Bawean Selama 21 Hari
Pemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari terkait gempa di perairan Tuban atau lebih dekat dengan Kepulauan Bawean.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Tiadakan Ganjil Genap Kendaraan pada 8-9 Februari 2024
Mengingat karena pada 8-9 Februari sehubungan dengan hari libur dan cuti bersama.
Baca SelengkapnyaBPBD dan KemenPUPR Siapkan Kolam Rentesi untuk Atasi Banjir Kudus
Air yang menggenang di bagian selatan Kudus akan diarahkan ke kolam retensi.
Baca SelengkapnyaBukit Sembinai di Batu Sopang Paser yang Cocok untuk Jiwa Petualang
Bukit Sembinai memiliki daya tarik utama yaitu tebing bebatuan yang menjulang tinggi dan berwarna abu-abu.
Baca Selengkapnya8 Tempat Wisata Lembang untuk Liburan Keluarga dan Sahabat di Akhir Pekan
Merdeka.com merangkum informasi tentang 8 tempat wisata di Lembang yang patut dijelajahi untuk liburan keluarga di akhir pekan.
Baca Selengkapnya