Buka Pameran Buku Internasional, Anies Sebut Publik Lebih Suka Baca Pesan WhatsApp
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyoroti minat baca masyarakat. Menurutnya minat baca masyarakat cukup tinggi, tapi membaca pesan di aplikasi WhatsApp.
"Alhamdulillah minat baca kita tinggi, minat baca WA itu cukup tinggi. Bangun pagi buka WA, minat baca tinggi. Tapi WA pun begitu agak panjang skip," jelasnya saat membuka Indonesia International Book Fair (IIBF) di JCC, Senayan, Rabu (4/9).
Anies mengatakan hal ini berkaitan dengan daya baca masyarakat. Menurutnya, di Indonesia bukannya memiliki minat baca rendah, tapi yang rendah adalah daya baca.
"Saya agak khawatir bahwa sesungguhnya di Indonesia itu bukan kita tidak punya minat baca, minat bacanya mungkin ada. Tapi daya bacanya yang rendah. Dan kita harus bedakan antara minat baca dengan daya baca," jelasnya.
Dia mencontohkan misalnya buku Capital in the First Century karya Thomas Piketty yang tebalnya mencapai 800 halaman. Jika buku itu diterjemahkan dan pemerintah mensubsidi dan dijual dengan harga murah, belum tentu ada yang beli.
"Asumsikan harganya disubsidi habis habisan sehingga dari harga 800 ribu cuma 30 ribu. Saya hampir yakin tidak laku. Bukan persoalan harganya tapi persoalan daya bacanya. Karena itu target yang harus kita dorong sesungguhnya bukan hanya meningkatkan minat baca," jelasnya.
Dia pun mengapresiasi para penulis yang menulis novel tebal dan laris di pasaran. Hal ini menurutnya berkontribusi dalam mendorong daya baca. Dia juga menyinggung buku serial Harry Potter yang tebalnya ratusan halaman dan dibaca anak-anak. Hal itu menurutnya dapat merangsang daya baca sejak kecil.
"Kemampuan untuk membaca, mencerna materi-materi yang serius, panjang dan membutuhkan usaha kognitif yang ekstra itu yang menurut saya harus kita dorong lebih jauh. Karena trennya sekarang kita membaca twit-twit singkat, kemudian WA singkat meskipun menarik," pungkasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Anggap Gerakan Salam Empat Jari Pesan Ingin Perubahan
Salam empat jari mencuat pertama kali di media sosial X sebagai lambang persatuan pendukung capres nomor urut 1 dan 3 untuk mengalahkan pasangan capres nomor 2.
Baca SelengkapnyaMomen Anies Terbata-Bata Baca Keluhan Warga NTB di Spanduk Pakai Bahasa Sasak
Anies mencoba membaca satu persatu keluhan warga tersebut dengan Bahasa Sasak.
Baca SelengkapnyaAnies Ajak Rakyat Gunakan Hak Pilih, Jangan Sia-siakan Kesempatan
Anies menegaskan, perubahan yang dimaksud ialah perubahan ke arah yang lebih baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies ke Pendukungnya saat Hari Pencoblosan 14 Februari: Harus Hati-Hati, Jaga Suara Kita
Anies mengimbau pendukung berhati-hati. TPS harus betul-betul diawasi dengan benar.
Baca SelengkapnyaAnies Blak-blakan soal Persiapan Jelang Pencoblosan 14 Februari 2024
Anies rencananya bakal mencoblos bersama keluarga di TPS terdekat.
Baca SelengkapnyaMuncul Gerakan Salam 4 Jari, Anies: Pesan Rakyat Mau Perubahan
Anies memandang gerakan salam empat jari itu mencuat sebagai sebuah pesan yang ingin disampaikan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMomen Haru Anies Dengar Cerita Anak di Ambon: Jam 4 Pagi Sudah Pakai Seragam
Anies kemudian menuliskan pesan dalam buku yang diberikan kepada anak tersebut.
Baca SelengkapnyaAnies usai Nyoblos: Saatnya Perubahan!
Anies titip pesan kepada seluruh masyarakat bahwa saatnya perubahan.
Baca SelengkapnyaTak Bersama Anies, Cak Imin Bakal Menemui Sosok Ini saat Masa Tenang Pemilu 2024
Masa tenang Pemilu 2024 akan berlangsung mulai Minggu, 11 Februari 2024.
Baca Selengkapnya