Merdeka.com - Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta akan berulang tahun pada 22 Juni bulan depan. Berbagai acara pun disiapkan dalam memeriahkan kota yang akan berumur 485 tersebut.

Namun siapa sangka ada orang yang mengatakan bahwa tanggal 22 Juni tidak patut untuk dikenang sebagai kelahiran kota yang dahulu bernama Batavia. Adalah Ridwan Saidi, seorang budayawan Betawi yang mempunyai garis keturunan Betawi asli mempunyai argumen berbeda dengan apa yang sudah tertulis sekarang.

"Tanggal 22 Juni bukan ulang tahun Jakarta," kata Ridwan, di Galeri Taman Ismail Marzuki (TIM), Senin (28/5).

Menurut dia, pada hari tersebut pada abad 17 silam, terjadi penyerangan di Pelabuhan Sunda Kelapa yang dikomandoi oleh Raden Fatahillah, panglima dari kerajaan Demak. Saat itu Mbah Item yang menjadi nenek moyang orang Betawi melawan penyerangan tersebut.

Dalam peperangan itu Mbah Item kalah, dia beserta orang Betawi saat itu banyak yang berguguran. Hal itulah yang dipertanyakan Ridwan mengapa dari tahun ke tahun warga Jakarta merayakan HUT Jakarta yang notabene adalah hari pembantaian nenek moyangnya.

"Di saat orang-orang merayakan (HUT DKI) kami orang Betawi sedih karena di hari itu Mbah Item nenek moyang kami dibantai," ujarnya.

Mantan anggota DPR dari Fraksi PPP pada era Soeharto ini pun menyayangkan mengapa Fatahillah yang menjadi pahlawan dalam kejadian tersebut. Dia mengaku pengetahuan sejarahnya bukan sembarang ngomong, dia mendapat bukti-bukti sejarah dari beberapa surat peninggalan yang ditulis para pendahulunya.

"Saya pernah mengajukan hal ini kepada Fauzi Bowo tapi dia menolak dan saya mengajak debat masalah ini. Saya juga mengatakan pada dia kalau saya salah maka saya satu menit itu akan mati tapi kalau saya benar maka Fauzi Bowo dan staf-stafnya mati dalam satu menit," imbuhnya.