Ahok ngaku dicecar KPK soal asal muasal kewajiban 15% pengembang
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, untuk pertama kalinya diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan suap pembahasan dua raperda reklamasi, pada Selasa kemarin. Di pemeriksaan itu, dia mengaku sempat dicecar penyidik soal asal muasal kontribusi tambahan untuk pengembang 17 pulau reklamasi sebesar 15 persen.
"Ditanya juga dari mana datangnya, saya bilang enggak tahu juga. Kan ada konsultan yang hitung-hitung. Mereka juga tahu kok. Mereka hanya mau cross check aja, 'dari mana dasarnya?' Saya bilang saya dengar waktu di paparan, di saya kebetulan ada videonya, untung. Kan kita untung tiap rapat ada videonya nih dan di Youtube kan. Jadi Youtube ini udah kita kirim ke KPK," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/5).
Kemudian, kata dia, penyidik mempertanyakan alasan pihak pengembang tak diundang dalam rapat tersebut. Mengingat mereka yang akan menjadi pelaksana dari aturan tersebut.
"Jadi KPK juga sudah nonton bagaimana proses kita menentukan 15 persen, bukan saya yang menentukan, mereka paparan lalu cuma ditanya gini 'kenapa waktu paparan itu tidak mengajak pihak swasta?' soalnya pihak swasta kan masih nolak, kenapa diajak? Jadi ini keputusan kami gitu lho," terang mantan politisi Gerindra ini.
Ahok mengaku sengaja memilih rumusan ini daripada bagi hasil, karena dinilai lebih menguntungkan bagi Pemprov DKI Jakarta.
"Kenapa pilih 15 persen x NJOP dibanding pembagian keuntungan? Nah saya jawab, kalau bagi keuntungan, pengusaha kalau dia bohong untungnya kecil gimana? Kalau dia transfer pricing misal dia kerjasama sama perusahaan, dia bilang cuma untung 10 perak, padahal dia jual ke perusahaan lain untungnya 100. 100 ini enggak berbagi," terangnya.
"Makanya saya bilang lebih baik pakai NJOP. Kalau bilang 15 persen kali NJOP, kamu mau kapan pun, makin lama kamu menyerahkan, utangmu makin besar. Jadi kayak-kayak itulah yang ditanya," tutup Ahok.
Diketahui sebelumnya, dalam draft Raperda terkait reklamasi yang diusulkan Pemprov DKI Jakarta, ada usulan tambahan kontribusi sebesar 15 persen bagi pengembang reklamasi. Rumus menghitung tambahan kontribusi tersebut yakni, 15 persen dikali nilai jual objek pajak (NJOP) dikali area terjual (saleable area).
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok Cerita Dihina karena Ikuti Megawati: Ngapain Ikut Nenek-Nenek Katanya
Namun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaAhok Ungkap Jokowi Pernah Memintanya Mundur dari Pencalonan Gubernur DKI
Ahok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaPDIP Tepis Isu Ahok jadi Kuda Putih: Justru Mengejutkan Pak Jokowi
Ahok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terungkap Alasan Ahok Tak Ikuti Langkah Jokowi yang Condong ke Prabowo
Ahok ragu nantinya Prabowo akan melanjutkan program Jokowi.
Baca SelengkapnyaAhok Kembali ke Politik, Timnas AMIN: Kalau Mengikuti Perubahan Menguntungkan Buat 01
Ahok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.
Baca SelengkapnyaCerita di Balik Pengunduran Diri Ahok dari Komut Pertamina Singgung Megawati Rela Masuk Penjara
Ahok memutuskan untuk mundur dari Komut Pertamina untuk berkampanye memenangkan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaAhok Mundur dari Komut Pertamina, Hasto PDIP: Spirit Kedepankan Etika
Hasto menyebut, mundurnya Ahok dari komisaris utama Pertamina merupakan gerakan etika.
Baca SelengkapnyaAhok Beberkan Alasan Turun Gunung Dukung Ganjar-Mahfud
Eks Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membeberkan alasannya mendukung pasangan calon nomor urut 03 Ganjar Pranowo- Mahfud Md.
Baca SelengkapnyaAhok Sempat Ditawari Masuk PSI Usai Bebas Penjara: Saya Tolak
Ada asumsi Ahok turut berkontribusi atas pendirian PSI.
Baca Selengkapnya