Merdeka.com - Calon Wakil Gubernur DKI, Ahok menanggapi santai merapatnya PPP ke pasangan Fauzi Bowo dan Narchrowi Ramli. Menurutnya, suara rakyat adalah yang utama ketimbang berkoalisi dengan partai politik lain.

"Yang milih kan bukan pengurus partai, yang milih itu rakyat, jadi kami ini koalisi dengan rakyat. Pengalaman kita tuh pemilu kepala daerah itu beda pemilu anggota DPRD," ujar Ahok di sela-sela acara Persatuan Tionghoa Indonesia Raya (Petir), Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (22/7) malam.

Mengenai partai mana saja yang sudah melakukan komunikasi dengan dirinya dan Jowkoi, mantan anggota Komisi II DPR ini menyerahkan sepenuhnya pada DPP PDIP dan Gerindra.

"Untuk masalah partai tanyakan ke DPP PDI Perjuangan dan Gerindra," tuturnya.

Sementara itu, strategi apa yang digunakan untuk meraih suara dukungan di putaran kedua, Ahok menegaskan akan mendekati rakyat. "Mendekati rakyat saja. Kami ini tidak punya strategi banyak, karena kami ini bukan orang politik sebenarnya, hanya bekerja bagi rakyat, biar masyarakat menilai rekam jejak kami, uang enggak cukup, jadi strategi darimana," jelasnya.

Mantan politisi Golkar ini pun menjelaskan bahwa makna politik yang dia terapkan dengan politik pada umumnya berbeda. Jika politik secara universal mengedepankan pencitraan, sedangkan politik yang dijalankan adalah mensejahterakan dan melayani rakyat.

"Jadi ini konsep politik tanda kutip, beda dengan konsep politik yang ada. Kami tidak bisa bermain strategi, kami tidak bisa buat pencitraan, yang ada pada kami adalah kami tulus kepada warga DKI," terangnya.

Jika rekam jejak mereka bersih, transparan dalam perihal anggaran, dan profesional melayani. Dia pun berharap kepada masyarakat agar memberikan kesempatan pada dirinya dan Jokowi untuk mewujudkan Jakarta baru.

"Ya kedengarannya bagi orang politik agak aneh kan, kebanyakan orang bagi sembako, kita bagi kartu nama, orang kasih baju, kita suruh beli. Kedengaranya aneh, tapi inilah kita," katanya.