Foto:
Jack Ma adalah salah satu orang terkaya di dunia yang berasal dari Tiongkok. Selengkapnya
Raksasa e-commerce Alibaba Group Holding milik miliarder China Jack Ma, mengungkapkan sedang merencanakan investasi besar-besaran di Turki. Pengumuman terkait investasi itu datang ketika Jack Ma dikabarkan melepas kendalinya di Ant Group setelah lama tak muncul di hadapan publik.
Siapa yang tak kenal dengan Jack Ma, pebisnis sekaligus salah satu miliarder dunia berkebangsaan China. Meski tak pandai matematika, namun Ma mampu membangun Alibaba Group, perusahaan e-commerce terbesar di China.
Perusahaan teknologi milik miliarder asal China Jack Ma, yakni Ant Group akan meluncurkan bank digital di Singapura. Ini menandai ekspansi lanjutan Ant Group.
Pengusaha ternama China ini tak disebutkan di halaman depan artikel yang diterbitkan Shanghai Securities News. Sementara bos Huawei Technologies Ren Zhengfei, bos Xiaomi Corp Lei Jun, dan bos BYD Wang Chuanfu dipuji atas kontribusi mereka.
Hal itu memicu spekulasi di dunia maya apakah Ma yang berusia 56 tahun itu ditangkap atau mungkin menghadapi masalah hukum. Alibaba dan pemerintah belum menanggapi pertanyaan terkait hal itu.
Bagaimana pun, ketidakhadiran Ma itu menimbulkan banyak tanya dan spekulasi di media sosial.
Saat dunia berjuang melawan pandemi, beberapa miliuner dunia menyumbangkan sebagian dari kekayaan mereka untuk membantu memerangi dampak dari pandemi Covid-19.
Kekayaan Jack Ma semakin bertambah setelah perusahaan fintech miliknya, Ant Group memecahkan rekor penjualannya. Dalam penawaran umum perdana (IPO) ganda yang dilakukan di bursa efek Hong Kong dan Shanghai's Star Market pada Selasa lalu, nilai saham Ant Group naik mendekati angka USD 35 miliar atau Rp513,1 triliun.
Menurut laporan Forbes Real-Time Billionaire, miliuner sekaligus pendiri Alibaba Group, Jack Ma kini terdepak dan tak lagi menjadi orang kedua terkaya China. Posisinya digeser oleh miliuner e-commerce asal Shanghai yang juga pendiri platform digital Pinduoduo, Colin Huang.
Jack Ma, pendiri raksasa e-commerce Alibaba Group dan anggota Partai Komunis yang berkuasa, membantu membayar 1.000 ventilator yang dikirim ke New York pada bulan April lalu. Yayasan Ma juga menyumbang ventilator, masker dan perlengkapan lainnya di Afrika, Amerika Latin dan Asia.
Pendiri Alibaba Group Jack Ma mengatakan, berbagi pengetahuan dan pengalaman dari para pekerja medis merupakan hal yang krusial dalam usaha penanganan wabah virus corona. Kesimpulan itu didapatkannya setelah mengikuti perkembangan pandemi virus corona selama tiga bulan terakhir.
Kang Emil dalam keterangannya di akun Instagram @ridwankamil menyatakan, dirinya mewakili warga Jabar berterima kasih atas bantuan penanganan Covid-19 dari Jack Ma, co-founder Alibaba Group, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.
Semisal taipan teknologi Bill Gates yang mendonasikan jutaan dolar untuk penelitian vaksin dan penyakit. Lalu pendiri Alibaba, Jack Ma yang menyumbang dalam jumlah tak sedikit untuk pengembangan vaksin Covid-19.
Pedoman ini disusun berdasarkan berbagai pelajaran dan pengalaman para dokter serta tenaga medis dari Rumah Sakit Rujukan Utama, Zhejiang University School of Medicine (FAHZU), yang berada di garda terdepan dan secara langsung menangani pasien serta berperan penting dalam menekan penyebaran virus corona di China.
Dari kerugian tersebut, anjloknya pasar saham berkontribusi menghilangkan harta orang terkaya dunia hingga USD 68 miliar (Rp986 triliun), usai indeks S&P dan Down turun masing-masing 12 persen dan 13 persen, pada perdagangan pasar di Senin (16/3).
Jack Ma, orang terkaya China sekaligus pendiri grup Alibaba, membuat akun twitter untuk pertama kalinya. Cuitan pertamanya yakni mengumumkan pengiriman pertama sumbangan masker wajah dan alat uji virus corona atau Covid-19 menuju Amerika Serikat.
Sebagian besar donasi diberikan untuk mereka yang berada di garis depan memerangi dan menanggulangi wabah virus corona. Beberapa ditujukan ke organisasi yang ditunjuk Pemerintah China untuk menangani krisis.
Jack Ma tercatat memiliki harta USD 44,5 miliar (Rp632,9 triliun), sekitar USD 2,6 miliar (Rp36,9 triliun) lebih banyak dari Ambani.
Virus ini membutuhkan penanganan yang cepat dan inovatif. Biayanya pun besar. Di China, biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk melawan corona mencapai Rp2.000 triliun. Uang ini dialokasikan untuk pembangunan rumah sakit khusus penderita virus corona di Wuhan dan kebutuhan lainnya.
Dana sisanya diserahkan untuk mendukung tindakan pencegahan dan perawatan, kata Yayasan Jack Ma.
Advertisement
Advertisement
BERITA TERKAIT
PROFIL LAINNYA