Warga Lebak Tetap Laksanakan Ngariung Saat Pandemi, Saling Menguatkan di Masa Bencana
Merdeka.com - Umumnya masyarakat akan melaksanakan tradisi silaturahmi Lebaran hanya di Hari Raya Idul Fitri, namun tradisi berbeda ada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Masyarakat yang tinggal di Provinsi dekat Jakarta dan Jawa Barat ini tetap melaksanakan silaturahmi setelah 6 hari pasca lebaran yaitu melalui tradisi ngariung.
Walaupun masih memasuki masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, masyarakat di sana tetap melaksanakan tradisi berkumpul setelah satu minggu Hari Raya Idul Fitri dengan tetap jaga jarak demi saling menjaga satu sama lain.
Saling Menguatkan di Masa Pandemi
Seperti dikutip dari Antara, Sukamah (65) warga Aweh, Kab Lebak menjelaskan jika kebiasaan silaturahmi melalui tradisi ngariung ini banyak memberikan manfaat untuk mempererat tali persaudaraan, persahabatan, dan persatuan.
"Kami di sini setelah Hari Raya Idul Fitri saling bersilaturahmi antar saudara sekandung yang sudah berkeluarga juga tetangga," kata Sukamah.
Diwariskan Secara Turun Temurun
sektorazalea.wordpress.com ©2020 Merdeka.com
Aweh menambahkan jika di masa seperti ini tradisi ngariung yang sudah berlangsung selama turun temurun telah mempersatukan masyarakat untuk saling menguatkan di masa sulit seperti sekarang.
Tradisi ini sebisa mungkin harus tetap lestari agar masyarakat bisa terus menjalin rasa kekeluargaan yang kuat.
"Kami sudah biasa setiap Lebaran banyak warga yang bersilaturahmi mulai saudara, tetangga hingga kenalan baik," katanya menjelaskan.
Merangkul Semua Golongan
Senada dengan Sukamah, Nisa (30) perempuan asal Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Banten juga mengamini tradisi yang melekat di kalangan masyarakat Sunda ini. Menurutnya saat Lebaran hingga beberapa hari setelahnya, banyak saudara, kerabat, hingga rekan kerja yang berbeda keyakinan datang untuk ikut tradisi ngariung di rumahnya sebagai bentuk ikatan dalam bersilaturahmi.
Ia menambahkan bahwa tradisi tersebut bisa memberikan ketenangan bagi masyarakat terutama di masa sulit seperti sekarang, ditambah agama Islam juga mewajibkan tradisi ini agar tergerak rasa saling tolong menolong antar sesama.
"Saya kira hikmahnya silaturahmi itu cukup dirasakan karena hingga kini belum pernah terjadi konflik sosial di lingkungan saudara maupun masyarakat," ucapnya seperti dilansir dari Antara.
Bisa Terus Terlaksana
©2015 Merdeka.com
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak, K.H. Ahmad Khudori mengungkapkan, budaya ngariung (silaturahmi) perlu terus digalakkan serta dilanjutkan kepada generasi berikutnya, mengingat banyak memberikan manfaat dalam berinteraksi sosial terutama di masa seperti sekarang.
Menurutnya, sejauh ini ketika tradisi tersebut terus terlaksana di Kabupaten Lebak sendiri belum pernah terjadi konflik sosial yang memecah belah masyarakat, sehingga MUI Lebak mengapresiasi budaya silaturahmi ini agar terus berjalan dengan baik.
"Kami mendorong masyarakat tetap terus menjalin tali persahabatan, persaudaraan dan persatuan agar bangsa ini lebih sejahtera dan menjadi lebih baik," katanya.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan
Dalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaUniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaMengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak
Tradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca SelengkapnyaMengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau
Dalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.
Baca SelengkapnyaBegini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit
Tradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca SelengkapnyaSerunya Tradisi Rumpak-rumpakan dari Palembang, Kunjungi Rumah Tetangga saat Lebaran sambil Diiringi Rebana
Tradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaMengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat
Bodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaKeseruan Tradisi Praonan di Pasuruan, Warga Ramai-Ramai Naik Perahu Nelayan Rayakan Lebaran Ketupat
Ribuan masyarakat datang memenuhi pelabuhan demi merasakan sensasi naik perahu bersama-sama.
Baca Selengkapnya