Merdeka.com - Aktor sekaligus YouTuber Baim Wongbeberapa waktu terakhir tengah menjadi sorotan netizen. Di tengah kebahagiannya setelah kelahiran anak keduanya, suami Paula Verhoeven ini mendadak viral karena beredar video yang memperlihatkan dirinya tengah marah-marah kepada seseorang lelaki paruh baya.

Melalui media sosial Instagram terverifikasi miliknya, aktor berusia 40 tahun ini langsung membuat pernyataan terkait alasannya memarahi kakek yang diketahui bernama Suhud itu. Menurut bapak dua anak ini sang kakek membuntutinya dan berteriak meminta uang ketika ia sedang berkendara. Baim pun mengaku tak nyaman dengan cara sang kakek tersebut. Terlebih, ia sedang membawa anak pertamanya, Kiano.

Di sisi lain, diakui oleh kakek Suhud bahwa ia tidak mengemis kepada Baim melainkan menawarkan buku dagangannya. Sontak sikap Baim dihujani kritikan setelah video menegur kakek yang dikiranya mengemis tersebut viral di media sosial. Apalagi, dalam video viral Baim juga terlihat mengolok-olok kakek Suhud dengan memberikan uang pada driver ojek online yang berada di dekat rumahnya.

Sejumlah publik figur pun tampak turut menanggapi aksi Baim Wong tersebut. Salah satunya datang dari dokter sekaligus relawan Covid-19 Tirta Mandira Hudi atau yang lebih akrab disapa dengan dokter Tirta. Lewat media sosialnya, ia mengaku pernah punya pengalaman menghadapi orang yang mengikutinya. Selain itu, ia juga memberikan sedikit wejangan soal etika.

Berikut selengkapnya:

Etika dalam Menegur

Melansir dari video TikTok yang dibagikannya pada Rabu (13/10),  dokter Tirta mengingatkan risiko yang harus diterima ketika membuat konten membagikan uang. Ia pun berpendapat bahwa konten seperti itu akan memberikan harapan kepada orang-orang yang membutuhkan agar diberi uang.

"Gini bosku, kalo kamu suka bikin konten yang bagi-bagi uang, terus dikontenin begitu, akan banyak orang yang akan menyuting dirimu, karena berharap. Berharap, spam komen, spam DM, mungkin nyamperin rumah atau nyamperin toko," kata Dokter Tirta.

Lebih lanjut, dokter Tirta juga menyebut bahwa ada etika dalam menegur seseorang. Begitu pula ketika bermaksud untuk memviralkan konten. Hal ini agar tidak mempermalukan seseorang.

"Kalau ada orang yang ngikutin, kalau sampai gak suka, ya tinggal tegur. Kalaupun sampai mau viralin orangnya, ada etikanya, diblur. Negur tapi tidak sampai mempermalukan, karena bahaya. Kecuali memang niatnya dalam hati memang sengaja ngontenin," sambungnya.

TikTok/Tirtaaaaaa©2021 Merdeka.com

Punya Pengalaman Serupa

Bukan tanpa sebab, dokter Tirta memberikan wejangan tersebut lantaran ia pernah mengalami hal serupa. Diceritakannya, bahwa sejumlah orang pernah mendatangi tokonya untuk meminta bantuan secara langsung, namun ia pun menolak dengan cara halus.

Selain itu, ketika menegur seseorang, dokter Tirta mengaku bahwa ia menyembunyikan identitas orang yang dianggapnya sudah keterlaluan itu. Hal tersebut lantaran menurutnya ada perbedaan dalam mengingatkan dan mempermalukan.

"Kaya gua, gua gak suka. Toko gua pernah disamperin 4-5 kali ada orang seperti itu. Gua tolak secara halus. Kalau sudah keterlaluan, WA yang telemedisin yang biasa buat pasien di japri, gue sensor nomornya gue sensor profpict-nya. Karena gue mau ngingetin bukan mempermalukan, dan itu dua hal yang sangat berbeda. Semoga dipahami yang buat konten kayak gitu," tutupnya. 

Instagram/dr.tirta©2021 Merdeka.com