Viral Kisah Mahasiswa KKN 15 Tahun di Pelosok, Namanya Dijadikan Jalan
Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, media sosial Twitter diramaikan sebuah cuitan viral tentang seorang mahasiswa Institute Pertanian Bogor (IPB) yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa pelosok. Tidak seperti umumnya, KKN yang dilakukan mahasiswa ini tergolong unik.
Seperti dikutip dari akun @collegemenfess, mahasiswa bernama lengkap Muhammad Kasim Arifin tersebut mengaku melakukan KKN selama 15 tahun. Tentu, mahasiswa ini sempat dicari pihak kampus dan keluarga.
Banyak yang mengagumi sosoknya. KKN yang dilakukan Kasim bukan main-main, ia berupaya membangun pertanian di desa tersebut dengan keilmuan yang ia miliki.
Bahkan saking menginspirasinya, nama Kasim digunakan sebagai nama jalan desa. Tidak hanya itu, namanya juga diabadikan dalam sebuah puisi oleh penyair terkenal, Taufik Ismail. Berikut kisah inspiratifnya yang sempat viral:
Tugas KKN di Waimital Pulau Seram
Muhammad Kasim Arifin ©2020 https://panensegar.id//Editorial Merdeka.com
Kisah tersebut dimulai saat Kasim, panggilan akrabnya, mendapatkan tugas Pengerahan Tenaga Mahasiswa (saat ini bernama KKN) di Waimital, Pulau Seram Maluku tahun 1964. Saat itu, ia bersama mahasiswa lainnya disebar untuk mengenalkan program Panca Usaha Tani yang diajarkan di kampusnya.
Di pertengahan tahun tersebut, dirinya mulai mendatangi Waimital dan berbaur dengan warga setempat. Saking totalitasnya, ia menanggalkan statusnya sebagai mahasiswa dan mengabdi untuk pertanian di wilayah tersebut.
“Dia pun mendatangi daerah terpencil itu sebab didorong Hasrat untuk membumikan pengetahuannya. Di Waimital dia bertemu keluarga petani miskin yang datang melalui program transmigrasi,” tulis akun Instagram @jejak_pendaki.
Berjalan Kaki Sejauh 20 Kilometer Setiap Hari
Selama menjadi warga KKN di sana, pria yang membumi dengan nama Kasim tersebut, setiap hari harus berjalan sejauh 20 kilometer, untuk mengolah lahan pertanian bersama petani di sana.
Selain mengolah lahan, ia juga memajukan desa dengan membuka akses jalan, membangun lahan pertanian baru hingga membangkitkan semangat bergotong-royong antar warga desa.
“Dia membantu membangun jalan desa, membangun sawah baru, membuat saluran irigasi. Dia juga tidak menunggu bantuan dari pemerintah dengan membangkitkan semangat masyarakat untuk bergotong royong,” tulis akun tersebut.
Merasa Tanggung Jawabnya Belum Selesai
Selama 15 tahun mengabdi, Kasim sampai mendapat julukan dari warga setempat. Ia dipanggil Atua, atau panggilan atas orang yang dihormati di Waimital. Julukan tersebut disematkan lantaran dia begitu mementingkan kehidupan masyarakat petani. Sebagai bentuk penghargaan, warga di sana menjadikan nama Kasim menjadi nama jalan utama desa.
Menurut keterangan yang diperoleh, Kasim begitu menikmati perannya menjadi petani di sana hingga lupa pulang. Ia merasa tanggung jawabnya belum selesai.
“Seharusnya dia di Waimital selama tiga bulan, ia merasa tanggung jawabnya belum selesai bahkan saat teman temannya pulang, diwisuda hingga lulus dan menjadi pejabat ia tetap setia menjadi petani selama 15 tahun,” tambah akun tersebut.
Tak Merespon Ketika Diminta Pulang Rektor dan Orang Tua
Muhammad Kasim Arifin ©2020 Kanal Youtube RIDHOMD OFFICIAL/Editorial Merdeka.com
Saat itu, rektor IPB yang dijabat oleh Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasution terus berupaya memanggil Kasim. Bahkan orang tuanya yang tinggal di Aceh turut melakukan hal serupa. Pemanggilan tersebut lantas tak direspon Kasim.
“Saat itu Rektor IPB mengutus Saleh Widodo, seorang rekan kuliah Kasim untuk menjemputnya di sana. Dengan berat hati Kasim pun bersedia untuk kembali ke Jakarta lalu ke Bogor, Jawa Barat hanya dengan sandal jepit dan baju lusuh yang ia kenakan,” terang @jejak_pendaki.
Tak Sanggup Mengerjakan Skripsi
Selain karena bertanggung jawab atas keilmuan yang harus diaplikasikan di masyarakat, alasan lain yang membuat dirinya enggan kembali adalah merasa tidak sanggup mengerjakan skripsi. Sejatinya, Kasim tak membutuhkan gelar akademik, ia hanya ingin mengabdi dan mengalamkan ilmu pertanian di masyarakat yang membutuhkan.
Atas dasar itu, teman-temannya berinisiatif merekam percakapan Kasim di Waimital selama 28 jam. Saat itu ada beberapa teman Kasim yang mencatat setiap tindakan pengabdian yang dilakukannya.
“Semua terharu, Kasim adalah potret manusia yang melampaui dirinya. Dia bukan seperti kebanyakan orang yang hanya berfikir untuk kuliah, lalu bekerja dan mengumpulkan harta untuk hidup Bahagia. Kasim adalah oase yang serupa mata air selalu menjadi telaga inspirasi yang tak mengering,” dikutip dari buku Seorang Lelaki Di Waimital: Sebuah Pernyataan Dan Bandingan Terhadap Beribu Slogan Pembangunan yang diterbitkan Sinar Harapan tahun 1983.
Menginspirasi Banyak Orang
22 September 1979 menjadi hari yang ditunggu-tunggu, bukan oleh Kasim melainkan oleh teman-temannya. Di hari itu, Kasim dan rekan seangkatannya bersiap melaksanakan wisuda. Kasim dipaksa mengenakan jas dan kemeja serta sepatu yang justru membuatnya kepanasan.
Di tanggal tersebut, laki-laki kelahiran Langsa, Aceh 18 April 1938 itu akhirnya diwisuda. Taufik Ismail, penyair yang juga teman seangkatan Kasim kagum dengan sosok sang sahabat dan membuat puisi tentang Kasim.
"Dia di Waimital jadi petani/ Dia menyemai benih padi/ Orang-orang menyemai benih padi/ Dia membenamkan pupuk di bumi/ Orang-orang membenamkan pupuk di bumi/ Dia menggariskan strategi irigasi/ Orang-orang menggali tali air irigasi/ Dia menakar klimatologi hujan/ Orang-orang menampung curah hujan/ Dia membesarkan anak cengkeh/ Orang kampung panen raya kebun cengkeh//" Tulis Taufik di buku tersebut.
Kabar terakhir, Kasim menjadi dosen di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh sejak tahun 1994. Ia juga aktif sebagai aktivis lingkungan hingga akhir hayatnya.
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Pak Dosen Setiap Mengajar Tak Diperhatikan Mahasiswa & Kelasnya Kosong, Sikapnya Bikin Auto Menangis
Berikut kisah seorang dosen yang sikapnya bikin menangis.
Baca SelengkapnyaSekelompok Mahasiswa KKN Ini Unggah Momen Bersih-Bersih Posko Mewah, Begini Potretnya
Momen sekelompok mahasiswa KKN dapat posko rumah mewah ini viral, komentar warganet bikin ngakak.
Baca SelengkapnyaViral Momen Mahasiswa KKN Bantu Hajatan Warga Setempat, Aksinya Curi Perhatian
Mahasiswa ini diketahui KKN di daerah Imogiri, Bantul, DIY.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Viral Dosen Traktir Mahasiswa Siomay, Pedagang Dibawa Masuk Kelas
Bukan kali pertama, ternyata dosen ini memang kerap bertingkah baik pada mahasiswanya.
Baca SelengkapnyaViral Penggerebekan Rumah Kos Mesum Bertarif 30.000 per Jam di Jombang, Pasangan Pelajar Turut Diamankan
Video penggerebekan rumah kos di Jombang viral di media sosial. Mirisnya, salah satu pasangan yang diamankan dari lokasi itu masih berstatus pelajar.
Baca SelengkapnyaSiswi SMK di Kebumen Tewas Gara-Gara Baliho Caleg, Begini Kronologinya
Siswi SMK berinisial SR (18) tewas usai tertimpa baliho caleg saat melintas di Alang-alang Amba, Desa Sidomulyo, Kebumen.
Baca SelengkapnyaSosialisasikan 'Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana', Atikoh Kenang Tak Mampu Bayar Kos saat Kuliah
Atikoh berasal dari keluarga yang tumbuh di lingkungan pesantren sederhana.
Baca SelengkapnyaPolisi Ini Diuji Kesetiaannya dengan Pacar oleh Atasan, Aksinya Sukses Bikin Kekasih Klepek-klepek
Viral di media sosial sosok polisi yang duji kesetiannya dengan pacar oleh atasannya.
Baca SelengkapnyaSederhana Tapi Menyentuh, Mahasiswi Ini Ajak Bapak Penjaga Kos Jalan-jalan ke Mal Sebelum Pulang Kampung
4 tahun merantau, mahasiswi ini mengajak bapak penjaga kos jalan-jalan ke mal sebelum ia mudik.
Baca Selengkapnya