TPS Regol Bandung Manfaatkan Alat Pembakar Sampah yang Efisien, Begini Cara Kerjanya
Merdeka.com - Tempat Pembuangan Sampah atau TPS Regol, di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Jawa Barat memanfaatkan alat pembakar sampah efisien. Alat pembakar sampah ini bernama Wisanggeni Waste Incinerator.
Disebutkan alat pembakar sampah tersebut menggunakan metode yang aman dan ramah bagi lingkungan. Wisanggeni pun turut diapresiasi oleh Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
"Kita lihat tetap ada residu. Memang kita hanya ingin tahu soal metodenya dulu, cukup baik. Karena beragam jenis sampah bisa diproses, tinggal nanti penyempurnaan untuk loading-nya," kata Yana, Sabtu (6/3) melansir dari humas.bandung.go.id.
Membakar Sampah Dengan Sampah
Metode yang digunakan oleh Wisanggeni menggunakan teknik membakar sampah dengan sampah. Hal tersebut disampaikan oleh Manager Operasional TPS Regol, Dani Suryana.
Menurut Dani, untuk membakar sampah di Wisanggeni api akan dipicu oleh oli bekas dan air. Kemudian akan dipanaskan dan kompor akan mengeluarkan api bertekanan tinggi untuk membakar sampah yang sudah dipilah.
"Setelah terbentuk api sempurna di dalam tabung, pemicunya akan ditarik, sehingga menjadi sampah membakar sampah. Setelah itu hanya memerlukan energi listrik yang menggerakkan dinamo untuk filterisasi asap," ucap Dani.
Ramah Lingkungan
Wisanggeni merupakan alat pembakar sampah yang akan menghasilkan asap keluar yang berada di bawah ambang batas. Dari hasil pembakarannya pun bisa dimungkinkan untuk didaur ulang.
"Asap yang keluar juga insyaallah sudah dites oleh Sucofindo bahwa itu masih di bawah ambang batas. Hasil dari pembakaran jika masih besar bisa dibakar ulang, kalau abunya bisa juga dicampur sebagai media tanam, tapi kita belum cek secara lab," imbuhnya.
Untuk kapasitas yang diproses Wisanggeni bisa membakar sekitar 1 ton per hari, dengan 8 jam kerja. Namun untuk pembakaran yang stabil, Wisanggeni harus terus diisi oleh sampah sehingga suhunya konsisten di atas 750 derajat.
Membakar Hingga 30 Persen Sampah
Pihak TPS Regol mencoba berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menemukan metode pengolahan sampah yang lebih efisien, sehingga bisa membakar 30 persen sampah yang diselesaikan.
"Kita harus tetap semangat memilah sampah di rumah sehingga ketika sampai TPS juga sudah terpilah. Tapi pada kenyataannya sampai saat ini masih tercampur sehingga program Pemkot Bandung harus disatukan dengan inovasi seperti ini," katanya.
"Mungkin dengan Wisanggeni ini hanya 30 persen sampah bisa diselesaikan, tapi itu sampah yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis, kalau bernilai ekonomis bisa ke Bank Sampah. Organik juga bisa oleh maggot, sisanya yang tidak termanfaatkan bisa kita proses dengan Wisanggeni," lanjut Dani.
Butuh Penyempurnaan
©2021 Humas Kota Bandung/Merdeka.com
Sementara itu Yana Mulyana menambahkan bahwa Wisanggeni masih harus disempurnakan kembali, mengingat suhu panas di alat pembakaran masih belum stabil karena sampah harus konsisten dimasukan.
Kemudian ia juga mengatakan untuk loading sampah perlu adanya metode penggiring seperti Conveyor (alat penggiring berjalan) atau cerobong dengan gaya gravitasi sehingga memudahkan orang yang me-loading sampahnya dengan tidak meninggalkan efek polutan.
"Karena dulu untuk bisa memproses jumlah yang sama harus ruang yang besar karena alatnya, inovasinya terus dikembangkan. Sebetulnya ini jenis sampah yang masuk keliatannya bisa lebih banyak organik. Mungkin metode ini bisa ditaruh di pasar yang sifat karakternya lebih banyak sampah organik," ucapnya.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permukiman di Tengah Kota Bandung Ini Mampu Kelola Sampah Dua Ton Per Hari, Ini Kunci Suksesnya
"Kami satu-satunya kelurahan di Kota Bandung yang sudah semua RW Kawasan Bebas Sampah (KBS)."
Baca SelengkapnyaBanyak Warga Buang Sampah di Pinggir Sungai, Pria Rembang Ciptakan Alat Pemusnah Sampah Ini
Hasil pembakaran sampah itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Baca SelengkapnyaBerawal dari Kena PHK, Pria Ini Kembangkan Metode Efisien Beternak Kambing Tanpa Harus “Ngarit”
Tak semua peternak kambing di sekitar tempat tinggalnya bisa menerima metode tersebut karena mereka sudah terbiasa dengan "cara lama".
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berkas 6 Penyekap dan Pemerkosa Siswi SMP Segera Dilimpahkan ke Kejari, 3 Tersangka di Bawah Umur
Berkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca SelengkapnyaGondrong Berkumis dan Jenggot Tebal, Wajah Sangar Bripka Polisi ini Berubah Usai Pangkas Rambut
Terbiasa gondrong, begini penampilan reserse setelah potong rambut untuk tugas baru. Bikin pangling.
Baca SelengkapnyaBerawal dari Sampah Menumpuk di Tepi Jalan, Kini Tempat Pembuangan Sampah di Tuban Bisa Hasilkan Rp13 Juta per Bulan
Keberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaBawaslu Temukan 13 Ribuan Pelanggaran Alat Peraga Kampanye di Tangerang
Pelanggaran terbanyak adalah pemasangan APK dengan cara dipaku di pohon
Baca SelengkapnyaMelihat TPS 3R Muncar Banyuwangi, Peraih Adipura Pengolahan Sampah 3R Terbaik se-Indonesia
TPS 3R Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi meraih Plakat Adipura.
Baca SelengkapnyaMana yang Harus Didahulukan antara Kereta Api dan Pemadam Kebakaran? Kejadian di Bandung Ini Jadi Contoh
Saat sampai di perlintasan sebidang Cikadupateh, para petugas dan relawan yang berjaga dengan sigap menghentikan truk pemadam kebakaran tersebut.
Baca Selengkapnya