Tanda Kekurangan Protein saat Diet, Bisa Sebabkan Pembengkakan dan Masalah Liver

Rabu, 29 Maret 2023 15:30 Reporter : Andre Kurniawan
Tanda Kekurangan Protein saat Diet, Bisa Sebabkan Pembengkakan dan Masalah Liver ilustrasi Limfedema. beyondtherapyandwellness.com

Merdeka.com - Protein adalah salah satu sumber penting bagi tubuh Anda. Saat dicerna, protein terurai menjadi asam amino. Asam amino ini yang membantu jaringan tubuh berfungsi dan tumbuh. Makronutrien ini juga menjadi bahan yang penting untuk otot dan tulang yang sehat.

Selain membantu membangun otot, peran protein nyatanya lebih luas daripada yang kita bayangkan. Menurut US National Library of Medicine, protein ada di setiap sel dalam tubuh Anda, mulai dari tulang hingga kulit. Jadi, ketika kekurangan protein saat diet, maka dapat menimbulkan efek yang luas.

Kekurangan protein, atau hipoproteinemia, terjadi ketika memiliki kadar protein yang rendah dalam darah. Kondisi ini dapat terjadi jika tidak memiliki cukup protein dalam diet untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Dalam artikel kali ini, disampaikan apa tanda-tanda yang dapat muncul ketika kekurangan protein saat diet.

2 dari 4 halaman

Edema

Tanda kekurangan protein saat diet yang pertama adalah edema. Edema ditandai dengan kulit bengkak. Para ilmuwan percaya bahwa kondisi ini disebabkan oleh jumlah albumin serum manusia yang rendah, yang merupakan protein paling melimpah pada darah.

Salah satu fungsi utama albumin adalah menjaga tekanan onkotik, kekuatan yang menarik cairan ke dalam sirkulasi darah. Dengan cara ini, albumin mencegah akumulasi cairan dalam jumlah berlebihan di jaringan atau kompartemen tubuh lainnya.

Karena kadar albumin serum manusia berkurang, kekurangan protein yang parah menyebabkan tekanan onkotik lebih rendah. Akibatnya, cairan menumpuk di jaringan sehingga menyebabkan pembengkakan.

ilustrasi limfedema
beyondtherapyandwellness.com

Hati Berlemak

Tanda kekurangan protein saat diet yang kedua yaitu hati berlemak. Kwashiorkor adalah bentuk kekurangan protein yang paling parah. Gejala umumnya sendiri adalah perlemakan hati, atau penumpukan lemak di sel-sel hati.

Jika tidak diobati, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit hati berlemak, yang menyebabkan peradangan, jaringan parut hati, dan berpotensi gagal hati. Hati berlemak adalah kondisi umum pada orang gemuk, serta mereka yang banyak mengonsumsi alkohol.

Mengapa kwashiorkor dapat terjadi masih belum jelas, tetapi penelitian menunjukkan bahwa gangguan sintesis protein pengangkut lemak, yang dikenal sebagai lipoprotein, dapat menyebabkan kondisi tersebut.

3 dari 4 halaman

Masalah Kulit, Rambut dan Kuku

Tanda kekurangan protein saat diet yang ketiga yakni terjadinya masalah pada kulit, rambut, dan kuku. Kekurangan protein sering meninggalkan bekas pada kulit, rambut, dan kuku, yang sebagian besar terbuat dari protein.

Misalnya, kwashiorkor pada anak-anak dapat dibedakan karena kulit yang terkelupas atau pecah-pecah, kemerahan dan bercak-bercak kulit yang mengalami depigmentasi.

Penipisan rambut, warna rambut pudar, rambut rontok (alopecia) dan kuku rapuh juga merupakan gejala umum. Namun, gejala ini tidak mungkin muncul kecuali Anda mengalami kekurangan protein yang parah.

Kehilangan Massa Otot

Tanda kekurangan protein saat diet keempat adalah berkurang hingga hilangnya massa otot. Otot adalah cadangan protein terbesar dalam tubuh Anda.

ilustrasi otot sayap

backexcercises.com

Ketika diet kekurangan protein, tubuh cenderung mengambil protein dari otot rangka untuk mempertahankan jaringan dan fungsi tubuh yang lebih penting. Akibatnya, kekurangan protein menyebabkan pengecilan otot seiring waktu.

Bahkan kekurangan protein sedang dapat menyebabkan pengecilan otot, terutama pada orang lanjut usia. Satu studi pada pria dan wanita lanjut usia menemukan bahwa kehilangan otot lebih berpotensi terjadi pada mereka yang mengonsumsi protein dalam jumlah yang paling sedikit.

Risiko Patah Tulang

Tanda kekurangan protein saat diet kelima yaitu meningkatnya risiko patah tulang. Otot bukan satu-satunya jaringan yang terpengaruh oleh asupan protein yang rendah. Tidak mengonsumsi cukup protein juga dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang.

Studi lain pada wanita pascamenopause dengan patah tulang pinggul baru-baru ini menunjukkan bahwa mengonsumsi 20 gram suplemen protein per hari selama setengah tahun dapat memperlambat pengeroposan tulang sebesar 2,3%.

4 dari 4 halaman

Meningkatkan Keparahan Infeksi

Defisit protein juga dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Fungsi kekebalan yang terganggu dapat meningkatkan risiko atau tingkat keparahan infeksi. Hal ini juga menjadi gejala umum dari kekurangan protein yang parah.

Bahkan asupan protein yang sedikit rendah dapat merusak fungsi kekebalan tubuh. Satu studi kecil pada wanita yang lebih tua menunjukkan bahwa mengikuti diet rendah protein selama sembilan minggu secara signifikan mengurangi respons kekebalan mereka.

Pertumbuhan Terhambat pada Anak

Tanda kekurangan protein saat diet yang terakhir yaitu dapat menghambat pertumbuhan pada anak. Protein tidak hanya membantu menjaga massa otot dan tulang, tetapi juga penting untuk pertumbuhan tubuh.

Itulah kenapa, kekurangan protein bisa berbahaya bagi anak-anak yang tubuhnya sedang dalam masa pertumbuhan dan membutuhkan pasokan protein yang stabil.

Stunting adalah tanda paling umum dari kekurangan gizi pada anak. Pada tahun 2013, diperkirakan 161 juta anak menderita stunting. Studi observasi menunjukkan hubungan yang kuat antara asupan protein yang rendah dan gangguan pertumbuhan. Pertumbuhan yang terhambat juga merupakan salah satu ciri utama kwashiorkor pada anak.

[ank]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini