Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tanda Depresi pada Anak yang Wajib Dikenali Orang Tua, Jangan Anggap Sepele

Tanda Depresi pada Anak yang Wajib Dikenali Orang Tua, Jangan Anggap Sepele Ilustrasi depresi. ©2015 Merdeka.com/shutterstock

Merdeka.com - Depresi adalah gangguan suasana hati yang dapat menyebabkan seseorang merasa sedih, mudah marah atau putus asa. Kondisi ini dapat kehidupan Anda seperti tidur, nafsu makan, atau hubungan dengan orang lain. Depresi juga dapat menyebabkan Anda kehilangan minat pada hobi atau aktivitas yang pernah Anda nikmati.

Depresi dapat memengaruhi siapa saja, bahkan pada anak-anak. Meskipun anak-anak secara alami mengalami perubahan suasana hati seiring tumbuh kembangnya, depresi adalah kondisi yang berbeda. Gangguan tersebut dapat memengaruhi cara anak berinteraksi dengan teman dan keluarga, serta membuatnya tidak menikmati masa kanak-kanaknya.

Meski normal bagi anak-anak untuk merasa sedih, kesal, atau memiliki suasana hati yang buruk, tetapi jika suasana hati yang sedih atau buruk ini berlangsung selama berminggu-minggu atau lebih lama, dan ada perubahan lain dalam perilakunya, bisa jadi itu adalah depresi.

Terapi dapat membantu anak-anak yang sedang mengalami kesedihan atau depresi. Oleh karena itu, orang tua penting memahami tanda depresi pada anak agar anak mendapatkan perawatan yang tepat dan mencegah kondisinya menjadi lebih buruk.

Lalu, apa saja tanda depresi pada anak yang perlu diketahui orang tua? Berikut kami sampaikan tanda depresi pada anak yang dilansir dari laman kidshealth.org.

Tanda Depresi pada Anak

Jika seorang anak mengalami depresi, orang tua mungkin akan menemukan beberapa tanda-tanda depresi pada anak berikut ini:

Suasana hati yang sedih atau buruk. Tanda depresi pada anak yang pertama dapat dilihat dari suasana hatinya yang buruk. Seorang anak mungkin tampak sedih, merasa kesepian, tidak bahagia, atau kesal. Kondisi ini bisa berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Anak yang depresi juga mungkin akan mudah menangis. Mereka mungkin lebih sering mengamuk daripada sebelumnya.

Kritis terhadap diri sendiri. Anak-anak yang mengalami depresi juga mungkin akan banyak mengeluh. Tanda depresi pada anak ini akan membuat mereka mengatakan hal-hal yang mengkritik diri sendiri seperti, "Aku tidak bisa melakukan apa pun dengan benar." "Aku tidak punya teman." "Aku tidak bisa melakukan ini."

Kurang berenergi. Depresi dapat menguras energi anak. Mereka mungkin akan tidak antusias saat ke sekolah atau bermain daripada sebelumnya. Bahkan melakukan tugas-tugas kecil akan terasa melelahkan bagi mereka. Anak-anak mungkin akan tampak lelah, mudah menyerah, atau tidak berenergi.

Tidak menikmati sesuatu. Tanda depresi pada anak membuat anak tidak lagi menikmati dan bersenang-senang dengan teman atau aktivitas bermainnya seperti sebelumnya. Mereka mungkin juga tidak ingin melakukan hal-hal yang dulu mereka minati atau hobi mereka.

Perubahan pola makan dan tidur. Anak-anak yang mengalami depresi mungkin tidak tidur dengan nyenyak atau tampak lelah meskipun mereka cukup tidur. Beberapa mungkin tidak ingin makan, atau juga makan berlebihan.

Sakit dan nyeri. Tanda depresi pada anak terakhir adalah sakit dan nyeri. Pada beberapa anak mungkin dapat mengalami sakit perut atau sakit lainnya. Ada juga yang bolos sekolah karena tidak enak badan, padahal mereka tidak sakit.

Penyebab Anak Depresi

Berbagai hal dapat menyebabkan depresi, dan tidak ada penyebab tunggal. Beberapa anak memiliki gen yang membuat mereka lebih sensitif terhadap depresi. Ini karena mereka mungkin memiliki anggota keluarga lain yang pernah mengalami depresi.

Beberapa anak mengalami hal-hal yang membuat stres. Beberapa anak mungkin pernah menghadapi peristiwa kehilangan, trauma, atau kesulitan lainnya dalam hidup. Beberapa mengalami kondisi kesehatan yang serius. Hal-hal ini dapat menyebabkan kesedihan atau duka mendalam, sehingga memicu depresi.

Memiliki dukungan ekstra selama dan setelah masa-masa sulit akan membantu melindungi anak-anak dari depresi atau mengurangi efeknya. Tetapi, meski mereka memiliki dukungan yang baik, beberapa anak terkadang masih mengalami depresi. Terapi dapat membantu mereka sembuh, merasa lebih baik, dan kembali menikmati berbagai hal.

Tindakan Orang Tua

Selain mengajak buah hati Anda mengunjungi dokter dan menemaninya saat terapi, Anda sebagai orang tua juga dapat melakukan hal berikut untuk mendukung kesembuhan mereka:

Bicarakan dengan anak tentang kesedihan dan depresi. Anak-anak mungkin tidak tahu mengapa mereka begitu sedih dan mengapa segala sesuatunya tampak begitu sulit. Biarkan mereka tahu bahwa Anda melihat mereka sedang mengalami masa sulit dan bahwa Anda akan selalu ada untuk membantu. Dengarkan, hibur, tawarkan dukungan Anda, dengan menunjukkan kasih sayang.

Sabar dan berbaik hati. Ketika anak Anda bertingkah murung, cobalah untuk tetap sabar. Bicarakan dengan terapis anak tentang cara terbaik untuk merespons ketika anak Anda bertindak seperti ini. Akan sangat membantu jika Anda berusaha untuk terhubung dengan anak dengan cara yang tenang, kemudian membimbing mereka ke perilaku yang lebih baik.

Nikmati waktu bersama. Habiskan waktu bersama anak untuk melakukan hal-hal yang bisa Anda berdua nikmati. Jalan-jalan, main game, memasak, membaca cerita, menonton film. Habiskan waktu di luar ruangan jika Anda bisa. Hal-hal ini akan membantu mendorong suasana hati yang positif dengan lembut. Waktu yang dihabiskan berdua akan membantu Anda dan anak merasa lebih dekat.

(mdk/ank)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Orang yang Hidup Sendiri Cenderung Mudah Alami Depresi

Orang yang Hidup Sendiri Cenderung Mudah Alami Depresi

Tinggal sendirian memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami depresi.

Baca Selengkapnya
Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit

Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit

Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.

Baca Selengkapnya
7 Gejala Awal Depresi yang Perlu Diwaspadai Sebelum Semakin Memburuk

7 Gejala Awal Depresi yang Perlu Diwaspadai Sebelum Semakin Memburuk

Sebelum berubah menjadi depresi, terdapat sejumlah gejala yang perlu dikenali.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.

Baca Selengkapnya
Gejala Depresi Pasca Melahirkan, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang Wajib Diketahui

Gejala Depresi Pasca Melahirkan, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang Wajib Diketahui

Depresi pasca melahirkan adalah hal yang penting untuk dipelajari dan disadari kemunculannya.

Baca Selengkapnya
Apakah Anak Bayi Kita Tidur Terlalu Lama? Ini Cara Mengetahuinya

Apakah Anak Bayi Kita Tidur Terlalu Lama? Ini Cara Mengetahuinya

Bayi yang baru lahir cenderung tidur dalam waktu yang cukup lama.

Baca Selengkapnya
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya

Baca Selengkapnya
Mengenalkan Emosi pada Anak dan Stimulasi yang Tepat Sesuai Tahapannya

Mengenalkan Emosi pada Anak dan Stimulasi yang Tepat Sesuai Tahapannya

Mengajarkan anak tentang emosi atau perasaan memang tidak mudah. Hal ini dikarenakan emosi adalah sebuah konsep yang abstrak.

Baca Selengkapnya
Dampak Membiarkan Bayi Menangis Terlalu Lama, Bisa Pengaruhi Kesehatan Mentalnya

Dampak Membiarkan Bayi Menangis Terlalu Lama, Bisa Pengaruhi Kesehatan Mentalnya

Dampak membiarkan bayi menangis terlalu lama mungkin memang tidak terlihat langsung, namun bisa menjadi buruk jika kebiasaan ini tidak diperbaiki.

Baca Selengkapnya