Tanah Kerap Bergetar, Penyebab Longsor di Rumpin Bogor Diduga dari Tiang Pancang
Merdeka.com - Kecamatan Rumpin, Bogor, belakangan kerap menjadi langganan longsor. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, longsoran awal terjadi sejak 3 Agustus 2021 lalu. Dan longsor terakhir terjadi pada Jumat (10/9), pukul 16.00 WIB sore.
Dari informasi yang berhasil dihimpun di Antara, Senin (13/09), pemasangan tiang pancang penahan longsor di dekat di Kampung Ciater dan Jati Nunggal, Desa Cipinang diduga menjadi salah satu pemicu.
Pemasangan Tiang Pancang Timbulkan Getaran
Foto udara kondisi longsor di Rumpin Kabupaten Bogor, Minggu
©2021 bnpb.go.id/Merdeka.com
Masyarakat sekitar mengatakan, selama kegiatan pemasangan tiang pancang beton penahan longsor di sisi barat dan barat laut berlangsung, kerap terjadi getaran di tanah.
Pernyataan senada juga dibenarkan salah satu pekerja tambang di kawasan penambangan andesit yang tak jauh dari pemukiman warga. Menurutnya, sebelum longsor utama pada Jumat kemarin, longsor kecil terjadi sempat terjadi.
Diketahui, kejadian longsor pada sore hari itu juga merusak tiang pancang yang berada di sekitar pemukiman, serta dua rumah warga rusak berat.
Hujan Intensitas Tinggi Sebabkan Tebing Runtuh
Selain menyebakan dua rumah rusak berat, longsor juga menimbulkan keretakan di delapan rumah di kawasan itu. Keretakan juga terjadi di beberapa titik akses jalan, termasuk menutupi mata air bersih yang digunakan masyarakat sehari-hari.
Penyebab longsor diduga berasal dari tingginya curah hujan dengan durasi cukup lama. Hal ini mengakibatkan tebing setinggi 40 meter longsor.
“Warga mengungsi dikarenakan sudah mendapatkan imbauan dari pemerintah dan perusahaan,” ujar Adi, operator Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Bogor, Sabtu (11/9) lalu.
Kegiatan Tambang Meluas ke Pemukiman
©2021 bnpb.go.id/Merdeka.com
Dilansir dari bnpb.go.id pada Senin (13/9), lokasi tambang andesit di Kecamatan Rumpin makin meluas dan mendekat ke kawasan pemukiman warga.
Kemudian membuat lereng tebing galian setinggi lebih kurang 40 meter tidak stabil, meskipun sedang ditambahkan tiang pancang sebagai penguat.
Jika dilihat dari bukti foto landscape, kaidah-kaidah keteknikan dalam penguatan lereng tidak terlihat di lapangan. Perwakilan dari BNPB mengatakan pemanfaatan ruang kawasan yang kurang tepat tersebut menjadi masalah utama pergerakan tanah.
Upaya yang Dilakukan
Guna mencegah timbulnya longsor susulan, Minggu (12/09) kemarin, BPBD Kabupaten Bogor telah mengirimkan tim untuk memetakan wilayah terdampak tanah longsor di Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Pemetaan dilakukan dengan cara melakukan pengambilan gambar melalui drone, untuk mengelompokan potensi bahaya dari longsor susulan. Di luar itu, foto drone bisa dipakai untuk menentukan langkah antisipasi lain di masyarakat guna meminimalisir kerugian.
BNPB melalui Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan juga menurunkan personel setelah mendapatkan informasi tanah longsor dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB.
Terjunkan Mobil komunikasi (Komob)
Untuk mendukung kegiatan komunikasi dan koordinasi melalui jaringan radio dan internet BPBD, mobil komunikasi alias Komob juga diturunkan.
Komob akan difungsikan untuk transfer data kepada Pusdalops dan pemangku kepentingan. Tindakan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi kendala komunikasi yang bisa terjadi di lapangan di saat terjadi bencana.
Diharapkan upaya tersebut dapat menguatkan kesiapsiagaan antara masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi ancaman bahaya.
Kecamatan Rumpin Jadi Wilayah Risiko Tinggi Bencana
Dari hasil analisis peringatan dini oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada September 2021, Kecamatan Rumpin di Kabupaten Bogor menjadi kawasan dengan potensi pergerakan tanah menengah hingga tinggi.
Rumpin juga menjadi kawasan yang rentan terjadi banjir bandang. Di luar itu, sejumlah kecamatan lain di wilayah Kabupaten Bogor juga berada di kategori menengah hingga tinggi.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini Titik Banjir dan Tanah Longsor Akibat Cuaca Ekstrem Kota Semarang
Cuaca ekstrem di Semarang menyebabkan banjir, tanah longsor sampai angin kencang
Baca Selengkapnya16 Korban Banjir Bandang dan Longsor di Pesisir Selatan Ditemukan Meninggal Dunia
Tim gabungan masih berjibaku di lapangan untuk mencari korban yang masih belum ditemukan hingga sore ini.
Baca SelengkapnyaKorban Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Bertambah, 24 Meninggal Dunia dan Lima Masih Dicari Tim SAR
Untuk diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat terdampak bencana akibat intensitas hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (7/3).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tanah Longsor Tewaskan 4 Orang dan Putus Jalan di Luwu, Ratusan Polisi Dikerahkan Bantu Evakuasi
Bencana tanah longsor di Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu menyebabkan empat orang warga meninggal dan jalan provinsi terputus.
Baca SelengkapnyaSejumlah Daerah di Jateng Dilanda Bencana Longsor dan Tanah Bergerak, Telan Korban hingga Warga Harus Relokasi Rumah
Bencana longsor di Sragen menyebabkan seorang ayah dan anak perempuannya tewas tertimbun tanah
Baca SelengkapnyaKorban Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Bertambah, Total 25 Meninggal dan 4 Dalam Pencarian
Total korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.
Baca SelengkapnyaDua Warga Meninggal Dunia Akibat Bencana Longsor di Subang
Longsor tersebut terjadi pada Minggu (7/1) sore, setelah kawasan Desa Cipondoh diguyur hujan deras dari siang.
Baca SelengkapnyaRibuan TPS Garut di Bawah Bayang-Bayang Ancaman Bencana
Untuk ancaman bencana longsor, disebutnya mengancam 22 kecamatan.
Baca SelengkapnyaSelain Banjir, Kota Semarang Dilanda 10 Kali Tanah Longsor
Selain banjir, Kota Semarang, Jawa Tengah juga dilanda tanah longsor.
Baca Selengkapnya