Merdeka.com - Sejak evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di sekitar Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu, tim gabungan akhirnya menemukan salah satu bagian black box. Tepat pada Selasa (12/1) sore, penyelam TNI AL yang masuk dalam tim gabungan berhasil menemukan benda penting tersebut.

Lewat unggahan video di kanal Youtube milik TNI AL, terlihat detik-detik penemuan dan pengangkatan Flight Data Recorder (FDR). Video ini diunggah hari ini, Rabu (13/1). Berikut detik-detik evakuasi FDR black boxSriwijaya.

Lakukan Penyelaman Setiap Hari

Youtube-TNI ANGKATAN LAUT

Setelah menemukan titik jatuh pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di sekitar Pulau Laki, Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, tim gabungan terus melakukan evakuasi. Dikutip dari keterangan kanal Youtube TNI AL, tim terus melakukan penyelaman setiap hari dari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.

Alami Hambatan

Youtube-TNI ANGKATAN LAUT

Selama menjalani evakuasi tim gabungan mengalami hambatan, salah satunya kondisi laut dan puing pesawat. Terlihat dalam video yang berdurasi kurang lebih tiga menit itu, tampak puing-puing pesawat Sriwijaya SJ182 berceceran dan menghalangi proses pengangkutan black box.

"Salah satu hambatan dalam pengangkutan Black Box adalah puing-puing pesawat," tulis dalam video tersebut.

Penemuan Black Box

Youtube-TNI ANGKATAN LAUT

Setelah melakukan pencarian dan evakuasi selama beberapa hari, akhirnya salah satu bagian penting Black Box berhasil ditemukan. FDR Black Box ditemukan sekitar pukul 16.20 WIB dan berhasil dievakuasi ke kapal.

Penyerahan Black Box

Youtube-TNI ANGKATAN LAUT

Panglima TNI Hadi Tjahjanto, selaku perwakilan TNI menyerahkan hasil temuan penting itu kepada Kabasarnas. Selanjutnya, Kabasarnas akan menyerahkan Black Box tersebut kepada KNKT untuk diteliti lebih lanjut.

"Pada sore hari ini saya mewakili seluruh prajurit yang bertugas di lapangan menyerahkan hasil temuannya yaitu Flight Data Recorder kepada penanggung jawab operasi evakuasi kecelakaan pesawat SJ-182 kepada Kabasarnas," ucap Panglima.