Sejarah 16 Juli 1979: Saddam Hussein Jadi Presiden Irak
Merdeka.com - Irak pada masa kepemimpinan Sadam Hussein dikenal sebagai pemerintahan yang tiran dan bertangan besi. Istilah ini digunakan untuk rezim-rezim pemerintah yang menerapkan otoritarianisme.
Selama pemerintahan Saddam Hussain, banyak terjadi pelanggaran HAM dan pelanggaran nilai-nilai demokrasi yang lain seperti absennya kebebasan berpendapat, ketiadaan kontrol publik terhadap pemerintah, media yang cenderung berfungsi sebagai corong kepentingan politik pemerintah, hingga pemilihan umum presiden yang pasti dimenangkan oleh rezim berkuasa Saddam Hussein.
Saddam Hussein sendiri resmi mengambil alih kursi presiden Irak pada 16 Juli 1979 yang sebelumnya diduduki oleh Ahmed Hassan al-Bakr. Sejak berkuasa, Saddam menancapkan taringnya di dunia internasional. Di mana pada tahun 1988 Saddam mengobarkan perang melawan Iran dalam rangka ambisi untuk ekspansi kekuasaan.
Tak heran jika selama 24 tahun berkuasa, Saddam kerap menyingkirkan lawan politik dengan cara kekerasan. Serangkaian pembunuhan telah diperintahkan, salah satunya pembantaian 148 Warga Dujail yang dianggap terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap dirinya pada tahun 1982 silam.
Lebih jauh berikut ini informasi lengkap mengenai sejarah 16 Juli 1979: Saddam Hussein jadi presiden Irak yang telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com dan eprints.umm.ac.id.
Biografi Singkat Saddam Hussein
Saddam Hussein lahir pada 28 April 1937 di Al-Awja, Irak. Ia dilahirkan dari lingkungan yang keras yang membuatnya tumbuh menjadi anak berwatak keras pula. Di mana sejak kecil Saddam terbiasa dengan berbagai bentrokan dan kejahatan yang ada di sekitarnya.
Ia kerap membawa senjata setiap kali keluar rumah. Kehidupan miskin dan keras membuat Hussein bergabung dengan komplotan preman yang ada di daerahnya. Tak heran ia terbiasa berkelahi dan melakukan bentrokan sejak usianya baru menginjak 16 tahun.
Sejak usianya 19 tahun, Saddam sudah bergabung dengan Partai Sosialis Ba'ath dan berencana untuk menumbangkan sistem pemerintahan monarki yang berkuasa saat itu. Saddam bahkan turut bertanggung jawab dalam upaya pembunuhan terhadap Perdana Menteri Abdel Karim Kassem, ia kemudian menjadi buron dan kabur ke luar negeri.
Februari 1963, Saddam kembali ke Irak saat Partai Baath-nya berhasil mengambil alih kekuasaan militer. Namun, 9 bulan berlalu, partai tersebut berhasil disingkirkan kembali. Di mana imbas dari hal tersebut Saddam ditangkap dan dipenjara.
Menjadi Presidan dan Perjalanan Kepemimpinannya
Saddam turut andil dalam kudeta Presiden Abdul Rahman Aref. Kursi presiden selanjutnya diduduki Ahmed Hassan al-Bakr. Tak lama kemudian, pada 16 Juli 1979, Saddam mengambil alih kursi presiden yang saat itu diduduki Ahmed Hassan al-Bakr.
Sejak berkuasa, Saddam mulai menancapkan taringnya di dunia internasional. Pada 1988, Saddam mengobarkan perang melawan Iran dalam rangka ambisi untuk ekspansi kekuasaan. Pada 1990, Saddam juga melancarkan invasi ke Kuwait, membuat PBB memberikan sanksi ke Irak. AS pun mulai turun tangan membantu Kuwait.
Pada tahun 1995 dan 2002, Saddam memenangkan pemilihan presiden berturut-turut dengan suara mutlak lebih dari 99 persen. Posisi Saddam semakin kuat di Irak.
Selama 24 tahun berkuasa, Saddam kerap menyingkirkan lawan politik dengan cara kekerasan. Serangkaian pembunuhan telah diperintahkan, salah satunya pembantaian 148 warga Dujail yang dianggap terlibat upaya pembunuhan terhadap dirinya, tahun 1982 silam.AS dan pasukan sekutu mulai melakukan perang melawan Irak pada tahun 2003. Saddam tertangkap dan menjalani proses persidangan sampai dijatuhi hukuman mati. Saddam Hussein lalu digantung mati pada Sabtu 30 Desember 2006.
(mdk/nof)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemilu 2004 menjadi pemilihan bersejarah karena untuk pertama kalinya rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden mereka.
Baca SelengkapnyaPemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaMomen lawas Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid setelah dipulangkan ke Indonesia setelah disandera di Irak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Soeharto memimpin langsung Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-24 di Istana Merdeka, Jakarta pada 17 Agustus 1969.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaIni kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?
Baca SelengkapnyaTepat hari ini, 23 Maret pada 1978 silam, Adam Malik dilantik menjadi Wakil Presiden Indonesia ketiga.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 4 partai pemenang pemilu 1955, sejarah, kiprahnya di dalam dunia perpolitikan.
Baca SelengkapnyaSetiap tanggal 22 Februari 2024, Indonesia memperingati Hari Istiqlal.
Baca Selengkapnya