Program Petani Milenial Jabar Sedang Jadi Sorotan, Ini 6 Faktanya

Selasa, 7 Februari 2023 14:20 Reporter : Nurul Diva Kautsar
Program Petani Milenial Jabar Sedang Jadi Sorotan, Ini 6 Faktanya Petani Milenial Jabar. ©2023 Instagram Petani Milenial/ Merdeka.com

Merdeka.com - Seorang warganet membagikan keluh kesahnya terkait program petani milenial yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, Rabu (1/2). Curhatan ini kemudian viral di media sosial Twitter.

Utas ini sebelumnya dibuat oleh Rizki Anggara. Ia merupakan peserta petani milenial angkatan pertama di tahun 2021 lalu. Dirinya kemudian menceritakan problematika selama mengikuti program ini.

Diceritakan bahwa banyak informasi yang tidak tersampaikan dari pihak pengelola. Kemudian ia juga menyoroti soal utang bank yang tiba-tiba membengkak.

Ramainya pemberitaan kemudian direspon oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Pihaknya lantas berjanji akan menyelesaikan permasalahan yang menjadi keluhan dari peserta program yang diusungnya itu. Berikut sederet faktanya.

2 dari 6 halaman

Surat Terbuka di Twitter

petani milenial jabar
©2021 liputan6/Merdeka.com

Rizki mengatakan bahwa dirinya merasa banyak koordinasi yang kacau, sehingga ia pun menuliskan kekecewaannya melalui surat terbuka kepada Ridwan Kamil.

“Selaku "korban" dari program Petani Milenial Jawa Barat, izinkan saya untuk bercerita mengenai kronologi dari program unggulan Jawa Barat ini. “ kata Rizki, dikutip Selasa (7/2)

Menurut dia, pelaksanaannya dirasa tidak serius terutama saat disampaikan oleh bawahan sang gubernur. Ia kemudian memilih menyampaikan keluhannya di Twiiter agar Pemprov Jabar bisa mengetahui kondisi ril di lapangan.

“Assalamualaikum Kang @ridwankamil, punten Kang saya mau cerita tentang Program Akang yaitu Petani Milenial Jawa Barat. Tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya mohon maaf jika saya bercerita disini. Karena sejauh yang saya tahu, apabila saya bercerita atau menyampaikan keluhan mengenai program ini melalui bawahan akang, pasti isinya berubah. Alhasil tidak ada langkah penyelesaian hingga terjadilah seperti hari ini. Jadi saya harap akang bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi selama penyelenggaraan program PM khususnya komoditas Tan Hias Lembang.” Kata Rizki.

3 dari 6 halaman

Temui Kejanggalan

Kejanggalan sendiri sudah ia temukan saat pelaksanaan program setelah pendaftaran di gelombang pertama pada Februari 2021 lalu. Kemudian di bulan Juli, dirinya menghadiri launching pelaksanaan, dan diminta melakukan tanda tangan. Padahal para peserta itu belum mengetahui isi surat tersebut hingga acara ditunda.

“28 Juli 2021 - Dilaksanakan launching petani milenial di Lembang. Dalam launching ini terdapat beberapa agenda salah satunya penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS). Kami diminta menandatangani perjanjian itu padahal kami belum tau isinya” kata dia

Dalam program ini, Pemprov Jabar menggaet tiga pihak untuk mendukung pelaksanaan program petani milenial seperti CV Minaqu Indonesia (MI) selaku penyedia bibit sekaligus bertugas menjual hasil panen petani (offtaker), kemudian Bank BJB sebagai penyedia modal dan terakhir PT Agro Jabar (AJ) pihak penjamin kredit dari para petani.

Rizki sendiri mulanya enggan tanda tangan, namun setelah ditunda dan dilakukan sesi bedah isi surat, ia bersama 19 anggota lain yang berfokus ke tanaman hias di Lembang akhirnya mau membubuhkan tanda tangannya.

Di sana, dirinya bersama petani lain mendapat bimbingan dari  yang juga bermasalah terkait penyediaan kualitas bibit. Walau begitu pihaknya tetap mendapat ganti rugi bibit namun menyebabkan waktu panen kacau.

“Perlu diketahui, dalam awal budidaya pun kami tidak mendapatkan indukan secara utuh. Tiap peserta harusnya mendapatkan 300 indukan tanaman namun waktu itu tertunda karena alasan pengiriman sehingga baru mendapat separuhnya saja.” Kata dia

“Mau liat kualitas indukan? Nih. Udah terlambat, eh dapetnya ampas. Tapi offtaker waktu itu tanggung jawab kok, ngasih tanaman lebih akhirnya tapi di akhir november.” Terangnya lagi

4 dari 6 halaman

Hasil Panen Tidak Dibayarkan

Selama pelaksanaan masa tanam sampai panen, pihaknya juga menemui sejumlah kendala termasuk saat tanamannya terkena hama, walau begitu akhirnya ia bisa memanen di Desember 2021.

“20 Agu 2021 - Tanaman terserang penyakit. Sejak awal kedatangan tanaman dari offtaker kami sudah tahu keberadaan jamur ini. Namun tidak kami hiraukan karena kami belum tau dampaknya sampai seperti ini. Alhasil daun tanaman jenis Amydrium silver kami babad habis lalu dibakar.” ujarnya

Saat masa panen kedua, dirinya kembali merasa kecewa lantaran hasil panen tidak dibayarkan walaupun masa tanamnya mengalami peningkatan.

Panen kedua itu meningkat, 5.540 tanaman, per tanaman itu Rp 50 ribu, kalikan saja. Tapi kami tidak dapat uangnya,” kata dia

Tiba-tiba Utang Membengkak

Rizki menyampaikan, kejanggalan yang paling membuatnya kecewa adalah soal utang bank karena nominalnya tiba-tiba membengkak.

Mulanya, ia berutang karena tidak ada anggaran untuk program ini. Kemudian mereka meminjam ke Bank BJB melalui KUR, dengan kata lain usaha tanaman hias ini ia modali sendiri atas nama diri sendiri.

“Jadi kasarnya program ini dibiayai oleh kami dalam bentuk utang atas nama kami sendiri. Dan kami tidak memegang uang sepeser pun dari KUR kami. Seluruh dana KUR dikelola oleh PT.AJ lalu diberikan dalam bentuk barang kepada kami.” Kata dia

Namun dari hasil panen yang meningkat itu dirinya tidak mendapat hasil, dan di rapat evaluasi juga nihil pembahasan.

Dari program ini Rizky bersama 19 peserta lainnya meminjam uang senilai Rp50 juta, sementara pengembaliannya diatur oleh PT Agro Jabar selaku avalist. Namun skemanya tidak berjalan dengan baik, bahkan dirinya harus mengembalikan utang bank yang membengkak menjadi Rp75 juta.

Dirinya juga terkejut karena mendapat surat peringatan yang kedua kalinya, tanpa ada informasi yang jelas.

“Perwakilan dari PT. AJ datang kepada kami dengan membawa sebuah kertas. Isinya bener-bener janggal. Utang yang semula 50 Jt/orang menjadi 75 jt. Lalu harga jual tanaman yang seharusnya 50.000 menjadi 55.000. Dan kami diminta untuk menandatangani kertas itu.” Katanya

5 dari 6 halaman

Ridwan Kamil Minta Maaf

Problematika ini lantas direspon oleh Ridwan Kamil melalui akun Twitternya. Dirinya kemudian berterima kasih karena telah menyampaikan informasi ini. Ia juga meminta maaf dan akan menindaklanjuti temuan tersebut.

“Hatur nuhun Kang atas informasinya. Saya meminta maaf atas kekurangan program, dan meminta maaf atas kepada pihak yang mengalami ketidaknyamanan sebagai akibat dari permasalahan program ini. Saya sudah instruksikan masalah ini untuk segera diselesaikan.” Cuit Ridwan Kamil

Ridwan Kamil juga secara tegas meminta kepada jajaran perangkat daerah agar melakukan evaluasi dan memetakan problem program petani milenial di lapangan.

Pemproiv Jabar jadi Jembatan 3 Pihak

Menurut Emil, ada dinamika dalam pelaksanaan program Petani Milenial. Hal itu terjadi karena Pemproiv Jabar menjadi jembatan tiga pihak, yakni petani milenial, perbankan, dan offtaker.

"Sepertiga belum berhasil. Ketidakberhasilan yang sepertiga jangan digeneralisasi programnya gagal. Kenapa? Karena Pemprov ini mengawinkan tiga pihak. Petani milenial, perbankan, dan pembeli. Tentu ada dinamika" kata Ridwan Kamil

Ridwan Kamil menambahkan salah satu permasalahan yang terjadi adalah karena adanya kebijakan ekspor produk dari negara tujuan penjualan. Dimana hal tersebut merupakan di luar kemampuan pemerintah.

"Contohnya, semua sudah siap dan lancar. Eh, pembeli Filipina melarang impor kelinci. Padahal, petani milenial kelinci sudah siap, pembayaran sudah siap. Ada force majeure. Terus yang isu petani (milenial) tanaman hias karena ada perang Rusia-Ukraina," terangnya.

Bank BJB Lebih Fleksibel

Ia kemudian meminta agar Bank BJB bisa lebih fleksibel terkait pemodalan kepada peserta Petani Milenial Jabar.

"Dinamika ada, dan kita bereskan juga dengan meminta bank bjb untuk lebih fleksibel dalam urusan penagihan dan pembayaran," terang Ridwan Kamil

6 dari 6 halaman

Program Petani Milenial Jabar

petani milenial jabar
©2023 Instagram Petani Milenial/ Merdeka.com

Sementara itu, dikutip dari laman Petani Milenial Provinsi Jabar, program tersebut merupakan upaya pengembangan dan regenerasi pekerja di bidang pertanian yang dilakukan oleh kalangan anak muda dan diusung oleh pemprov setempat.

Pemerintah pun melakukan promosi besar-besaran, karena pekerjaan di bidang pertanian amat menjanjikan. Belum lagi peluang pangsa pasar dari hasil panen produk lokal cukup terbuka lebar.

Hingga saat ini sudah ada ribuan pemuda Jawa Barat yang mengikuti program ini, dengan ragam komoditas dan ternak. Program Petani Milenial disebut telah melahirkan 1.200-an petani muda yang sukses.

[nrd]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini