Sebut Bisa Selesai Enam Bulan, Ini Strategi Vaksinasi Covid-19 di Jawa Barat
Merdeka.com - Untuk memaksimalkan proses vaksinasi Covid-19 di Jabar, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah menyiapkan sejumlah strategi dalam mempercepat pemulihan. Baik dari aspek sosial dan ekonomi di wilayahnya.
Pemulihan tersebut nantinya akan difokuskan dengan mempersingkat masa vaksinasi. Pemprov Jabar menargetkan enam hingga maksimal delapan bulan pelaksanaan.
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil dalam keterangannya. Menurutnya, di pekan ini, skenario pemulihan sosial dan ekonomi di Jawa Barat akan segera dimatangkan.
"Minggu ini kami sedang membuat skenario supaya vaksinasi Covid-19 sukses, dan waktu vaksinasi dapat dipercepat. Jika vaksinasi Covid-19 berjalan lama, ekonomi Jabar sulit untuk bangkit," kata Ridwan Kami dalam diskusi virtual, Jumat (22/1/2021), dilansir dari Liputan6.com.
Memperbanyak Vaksinator
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, salah satu cara untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 di Jabar dengan menambah tim penyuntik. Pihaknya masih membutuhkan 11.000 vaksinator yang akan disiapkan secara bertahap.
Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah peningkatan kekebalan tubuh. Mengingat di wilayahnya harus tersuntik sebanyak 70 persen dari total penduduk atau 36 juta warga.
“Dengan begitu, total Jabar memerlukan sekitar 72 juta dosis vaksin Covid-19, mengingat 70 persen ini cukup untuk melindungi sebanyak 30 persen dari total 50 juta jiwa penduduk Jabar, atau sekitar 36 juta orang harus divaksin," ujarnya.
Menambah Lokasi Penyuntikkan
©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Pihaknya juga berencana akan menambah 1.000 tempat penyuntikan baru. Seperti di gedung serbaguna, GOR atau gedung lainnya yang bisa dimanfaatkan.
"Saat ini penyuntik di Jabar berjumlah 11 ribuan, tapi itu tidak akan cukup. Karena kami butuh 30 ribuan vaksinator dalam mempercepat masa vaksinasi yang sebelumnya 15 bulan. Sekarang kita lagi menghitung agar bisa selesai di enam sampai delapan bulan, dengan berencana merekrut vaksinator tambahan dan menambah sekitar 1.000 an tempat vaksinasi tambahan,” paparnya.
Adapun urutan penerima vaksin Covid-19 dimulai dari tenaga kesehatan, dilanjutkan dengan profesi lain yang rawan, hingga masyarakat umum di rentang umur 18-59 tahun.
Memaksimalkan Validasi Data
Emil juga berharap semua pihak bisa mendukung kelancaran proses vaksinasi, termasuk pemerintah pusat dengan penyerahan data penerima vaksin. Hal itu untuk memudahkan pelacakan apabila ada calon penerima vaksin yang tidak datang saat waktu penyuntikan.
"Jadi kami Jawa Barat memohon ke (pemerintah) pusat kewenangan mengatur siapa yang divaksin diserahkan secara desentralisasi ke daerah, karena kami orang lapangan yang lebih tahu," katanya.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnya3 Pekan Kampanye, Bawaslu Jabar Temukan 10 Jenis Dugaan Pelanggaran
Sejak tahapan kampanye Pemilu 2024 dimulai pada 28 November 2023, Bawaslu Jawa Barat mencatat 10 jenis dugaan pelanggaran di 22 kota dan kabupaten.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemudik Diprediksi Meningkat, Polda Jabar Siapkan Skema One Way dan Contra Flow
Pihak Kepolisian dan Pemprov Jawa Barat menyiapkan petugas, sarana prasarana, hingga rekayasa lalu lintas mengantisipasi peningkatan pemudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaWilayah Jabar Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem, Perbaikan Tanggul Sungai Cikapundung Dikebut
BMKG memprediksi cuaca ekstrem, terutama hujan dengan intensitas tinggi, terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat selama sepekan ke depan.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBegini Modus Pengajuan Fiktif Nakes Saat Covid-19 di RSUD Pelabuhanratu
Hasil audit BPKP Jawa Barat kerugian negara mencapai Rp5.400.557.603.
Baca Selengkapnya