Merdeka.com - Pasca terungkapnya kasus satu keluarga yang dinyatakan positif Covid-19 setelah salat Idul Fitri di Bekasi, sontak membuat warga Perumnas 1 Kota Bekasi geger. Pasalnya ada informasi yang beredar di masyarakat bahwa satu keluarga tersebut tertular saat pelaksanaan salat Id di masjid.

Diketahui informasi tersebut berawal dari munculnya video viral di sosial media yang memperlihatkan sebuah mobil ambulans yang menjemput keluarga tersebut. Dalam video itu juga terlihat beberapa warga turut menyaksikan penjemputan pasien Covid-19.

Tidak Tertular saat Salat Idul Fitri

Ilustrasi salat idul fitri

Pinterest ©2020 Merdeka.com

Terkait temuan informasi tersebut, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi akhirnya buka suara. Menurut Rahmat, keluarga tersebut sudah sakit saat pelaksanaan salat Idul Fitri.

Menurutnya tidak mungkin kasusnya ditemukan secara tiba-tiba setelah salat, kasus tersebut terungkap setelah satu keluarga tersebut melaksanakan tes swab.

“Sebenarnya bukan saat salat Id, mereka sudah sakit saat pelaksanaan salat dan kenapa dia cepat ditemukan karena dia sakit lalu kita tes swab,” ujarnya seperti dilansir dari Antara.

Termasuk Kawasan Zona Hijau

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memantau arus lalu lintas selama Pandemi Covid

©2020 Merdeka.com

Menurut Wali Kota yang akrab disapa Bang Pepen tersebut menjelaskan jika sebelumnya wilayah tempat tinggal pasien merupakan kawasan zona hijau, sehingga tidak mungkin menjadi klaster atau tempat penularan masif baru. Karena itu, wilayah tersebut juga mendapatkan izin pemerintah untuk mengadakan salat Idul Fitri.

"Ada 51 kelurahan yang hijau, turun satu di Kayuringin menjadi 50 yang hijau sekarang. Enggak sampai 10 persen yang merah, tinggal enam kelurahan," kata dia berdasarkan data yang dihimpun oleh Merdeka.com.

Melakukan Tracking hingga Karantina Para Tetangga

Pepen menambahkan jika Dinas Kesehatan Kota Bekasi berupaya melakukan tracking kasus pasca terungkapnya 1 keluarga positif Covid-19 tersebut. Menurutnya, Dinkes setempat akan melacak jemaah masjid dan mengkarantina para tetangga yang berpotensi tertular.

Selain itu, pihaknya akan mengkarantina para tetangga hingga 14 hari ke depan. Hal ini bertujuan sebagai upaya pencegahan penyebarluasan kembali kasus Covid di wilayah zona hijau tersebut.

“Otomatis harus dilakukan tracking jadi kita tidak perlu khawatir akan munculnya kasus baru. Kita semua tim medis sudah bergerak di RT/Rw setempat,” katanya

Tidak Dirawat Selama 14 Hari

Bang Pepen juga menambahkan jika pasien satu keluarga yang terdiri dari BS (Istri), S (suami) serta kedua anaknya BT dan BH tidak harus dirawat selama 14 hari. Menurutnya, 7 hari asal sudah melewati masa kritis pihaknya berujar bisa dipulangkan, lalu dilanjutkan isolasi mandiri di rumah selesai.

Baginya, yang berbahaya jika pasien-pasien tersebut memiliki penyakit bawaan maka perlu penanganan lebih lanjut.

“Jadi sekarang kami rawat yang bersangkutan, bahkan di rumah sakit kami sekarang itu, penderita Covid-19 tidak harus dirawat selama 14 hari. 7 hari setelah lewat masa kritis kami pulangkan, isolasi mandiri di rumah, selesai. Kecuali memang jika para pasien memiliki penyakit bawaan,” ungkapnya via Antara