Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pria Asal Garut Ini Bangun Taman Khusus di Kampung, Alasannya Bikin Bangga

Pria Asal Garut Ini Bangun Taman Khusus di Kampung, Alasannya Bikin Bangga Taman Bahagia Indonesia Garut. ©2021 garutkab.go.id/editorial Merdeka.com

Merdeka.com - Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, kebahagiaan menjadi salah satu kunci utama bagi setiap orang untuk membentengi diri dari sebaran virus corona melalui penguatan sistem imun.

Hal tersebut disadari betul oleh seorang pria asal Kabupaten Garut bernama Asep Chaerulloh. Ia membuat sebuah inovasi taman yang bisa dikunjungi oleh seluruh lapisan masyarakat.

Menurut pria asal Kecamatan Wanaraja tersebut, ada tujuan mulia di balik pembuatan taman tersebut. Ingin tahu tujuan mulia dari seorang Asep Chaerulloh? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Meningkatkan Indeks Kebahagiaan di Indonesia

Seperti dilansir dari garutkab.go.id, awalnya destinasi bernama Taman Bahagia Indonesia tersebut merupakan bekas homeschooling yang ternyata memiliki potensi lebih. Asep pun tersadar di masa sulit seperti sekarang, masyarakat membutuhkan terapi kebahagiaan melalui banyak hal, salah satunya melalui keberadaan taman tersebut.

Ia juga merasa resah dengan terus menurunnya indeks kebahagiaan masyarakat Indonesia di masa pandemi Covid-19.

"Kedermawanan kita nomor satu di dunia dan indikator-indikatornya itu bagus-bagus tapi ketika disatukan, kenapa indeks kebahagiaan Indonesia ada diurutan tahun ini 92, tahun sebelumnya 94, tahun sebelumnya lagi 88, tahun sebelumnya itu ada di urutan ke 75 jadi jauh gitu, nah maka ingin mengangkat tentang kebahagiaan, maka perlu dibuat sebagai tanda saja supaya saya nggak lupa akan misi itu, dibuatlah Taman Indonesia Bahagia ini gitu," ujar Asep, di kediamannya, Selasa (19/1).

Ruang Kreatif Warga

taman bahagia indonesia garut

©2021 garutkab.go.id/editorial Merdeka.com

Asep menjelaskan jika di lokasi tersebut mulanya dibangun sebuah gazebo (saung kecil) di tahun 2008 sebagai lokasi bermain inspiratif (Homeschooling) bagi anak-anaknya. Kemudian di tahun 2011, ia kembangkan menjadi spot khusus seperti galeri hingga di tahun 2018.

Ia memiliki tujuan utama yakni ingin membantu meningkatkan indeks kebahagiaan di Indonesia melalui spot kreatifnya itu. Warga bisa memanfaatkan berbagai fasilitas seperti bersosialisasi hingga mengadakan makan bersama.

"Di sini biasanya tempat bermain anak-anak dan tempat sosialisasi warga. Mereka bisa berkunjung di sini. Di belakang sana kadang dijadikan tempat makan bersama, anak bermain di situ, tempat belajar juga, kemarin juga ada tempat shooting untuk dia mau ikutan lomba pidato. selain itu kebanyakan di sini mahasiswa-mahasiswa kalau ada pembinaan-pembinaan di kampusnya sering di sini. mereka kadang kala 3 hari di sini, kadang kala ini jadi tempat untuk focus group discussion (FGD)," jelasnya.

Mendorong Kemandirian Bangsa

Melalui pembangunan taman ini, Ia berharap bisa mendorong kemandirian warga dan bangsa yang bisa diterapkan di Indonesia pada umumnya, dan Garut pada khususnya. Dari situ diharapkan indeks kebahagiaan bisa kembali pulih.

"Saya ingin dorong yang namanya strategic connection kemandirian bangsa, jadi kalau bisa kita bangun kemandirian itu tidak harus selalu mengandalkan anggaran, anggaran, anggaran, tadi itu human capital, bahwa manusia itu modal, kita bisa bikin sesuatu yang luar biasa. Tidak harus selalu kalau ada uang, tapi manusia itu adalah modal, kekuatan kompetensi itu yang bisa gulirkan untuk bikin sesuatu yang luar  biasa, dan dengan kekuatan kemandirian itu uang itu bukan segala-galanya," pungkasnya.

Ia menerangkan jika proses pembangunan taman  tersebut memakai dana pribadi yang ia sisihkan dari gajinya untuk mengembangkan sisi edukasi di masyarakat, khususnya di Kampung Samangen, Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja, tempat taman tersebut berdiri.

Terapkan Protokol Kesehatan

Untuk mengunjungi lokasi tersebut, pria yang juga lulusan S-1 Institut Teknologi Tekstil ini sudah menyiapkan serangakaian protokol kesehatan seperti jumlah pengunjung dibatasi (tidak boleh lebih dari 50 orang), serta memakai masker.

“Kemarin dari beberapa organisasi ada pembinaan selama 3 hari, persilakan boleh pakai di sini tapi dengan syarat jaga jarak dan izin dulu ke RT, RW, sama Lurah kalau sama aparat sudah di bolehkan ya silakan," imbuhnya.

Di lokasi tersebut, pengunjung bisa menenangkan diri dengan nuansa pedesaan yang asri, ditambah fasilitas penunjang yang menarik. Taman Bahagia bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dan empat, bahkan dengan mengayuh sepeda hanya 13 km dari Ibu Kota Kabupaten Garut.

 

(mdk/nrd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pria Ini Dulunya Pengawas Proyek hingga Koki Bergaji Besar, Pilih Pulang Kampung Bikin Terasi Khas Bojonegoro

Pria Ini Dulunya Pengawas Proyek hingga Koki Bergaji Besar, Pilih Pulang Kampung Bikin Terasi Khas Bojonegoro

Ide membuat terasi dilatarbelakangi kegemarannya makan sambal

Baca Selengkapnya
“Terpaksa” Pulang ke Kampung Halaman Demi Mertua, Pria Bantul Ini Teruskan Usaha Ayah Jadi Pembuat Keris

“Terpaksa” Pulang ke Kampung Halaman Demi Mertua, Pria Bantul Ini Teruskan Usaha Ayah Jadi Pembuat Keris

Untuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI

Baca Selengkapnya
Hanya di Indonesia, Pria Ini Asyik Makan Sambil Lihat Tawuran di Pinggir Jalan, 'Emang Seru Nih di Sini'

Hanya di Indonesia, Pria Ini Asyik Makan Sambil Lihat Tawuran di Pinggir Jalan, 'Emang Seru Nih di Sini'

Alih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pohon Cemara di Temanggung Ini Usianya Mencapai 500 Tahun, Jadi Cikal Bakal Terbentuknya Sebuah Desa

Pohon Cemara di Temanggung Ini Usianya Mencapai 500 Tahun, Jadi Cikal Bakal Terbentuknya Sebuah Desa

Pohon itu dikeramatkan oleh warga setempat. Bahkan warga sengaja membangun pagar besi mengelilingi pohon keramat itu

Baca Selengkapnya
Pria Tak Dikenal Lempar Batu ke Mobil yang Parkir di Halaman Rumah, Aksinya Bikin Warganet Geram

Pria Tak Dikenal Lempar Batu ke Mobil yang Parkir di Halaman Rumah, Aksinya Bikin Warganet Geram

Terlihat dua orang pria asing tiba-tiba melakukan aksi kejahatan. Mereka melempar batu besar ke arah mobil yang tengah parkir di halaman rumah.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Perlihatkan Suasana IKN di Malam Hari, Pemandangannya Indah Memukau

Pria Ini Perlihatkan Suasana IKN di Malam Hari, Pemandangannya Indah Memukau

Pria ini memperlihatkan suasana IKN di malam hari yang begitu indah. Banyak pepohonan dan lampu-lampu yang bersinar terang.

Baca Selengkapnya
Pria Tampil Serba Hitam Bercadar Bikin Wanita Kaget, Langsung Istighfar Pas Lihat Wujud Aslinya

Pria Tampil Serba Hitam Bercadar Bikin Wanita Kaget, Langsung Istighfar Pas Lihat Wujud Aslinya

Saat penutup kepala terbuka, jemaah seketika istighfar.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Kipang Kacang, Kudapan Asli Pariaman yang Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda

Mencicipi Kipang Kacang, Kudapan Asli Pariaman yang Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda

Kudapan dari Pariaman ini terbuat dari kacang tanah yang dicampur dengan gula aren dan kerap dijadikan oleh-oleh.

Baca Selengkapnya
Puluhan Tahun Hidup Gelap Gulita tanpa Listrik dan Sinyal, Begini Nasib Warga di Kampung Terpencil Taman Nasional Baluran

Puluhan Tahun Hidup Gelap Gulita tanpa Listrik dan Sinyal, Begini Nasib Warga di Kampung Terpencil Taman Nasional Baluran

Kampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.

Baca Selengkapnya