Peristiwa 31 Agustus 1997: Meninggalnya Putri Diana dalam Kecelakaan di Paris
Merdeka.com - Kematian Putri Diana pada 31 Agustus 1997 di Paris, menjadi salah satu peristiwa yang mengguncangkan dunia. Bahkan bertahun-tahun setelahnya, insiden tersebut masih banyak dibahas sehingga memunculkan berbagai teori konspirasi.
Diana lahir pada 1 Juli 1961, dekat Sandringham, Inggris. Diana adalah putri Edward John Spencer, Viscount Althorp, dan Frances Ruth Burke Roche, Viscountess Althorp (kemudian dikenal sebagai Yang Terhormat Frances Shand Kydd). Orang tuanya bercerai ketika Diana masih muda, dan ayahnya memenangkan hak asuh anak-anak.
Semasa hidupnya, Diana dipandang sebagai lambang fashion dengan kecantikan feminin yang ideal. Diana juga terlibat dalam isu-isu AIDS dan kampanye internasional yang menentang penggunaan ranjau darat.
Seorang Guru yang Menjadi Putri
Dilansir dari history.com, ketika Diana berusia 14 tahun, ayahnya mewarisi gelar Earl dari ayahnya sendiri, yang meninggal pada tahun yang sama pada tahun 1975. Gelar tersebut telah diberikan sejak 1765, karena keluarga Spencer menjadi pemilik tanah yang kaya di Inggris selama berabad-abad.
Keluarganya menyewa Park House, sebuah perkebunan milik Ratu Elizabeth II, ibu Pangeran Charles. Selama masa anak-anak, Diana berteman dengan adik laki-laki Charles, Pangeran Andrew dan Pangeran Edward. (Charles 13 tahun lebih tua dari Diana.)
Meskipun dia kehilangan kontak karena menghabiskan sebagian besar masa mudanya di sekolah asrama, Diana bertemu kembali dengan Pangeran Charles setelah pindah ke London untuk tinggal dan bekerja pada tahun 1978. Di ibukota, dia awalnya bekerja sebagai pengasuh sebelum mengambil pekerjaan sebagai guru TK di Young England School.
©2018 Merdeka.com
Charles dan Diana kemudian berpacaran selama beberapa tahun, sebelum akhirnya mereka menikah di Katedral St. Paul di London pada 29 Juli 1981. Dari pernikahan tersebut, Diana dianugerahi gelar Princess of Wales, karena gelar resmi kerajaan Charles adalah Prince of Wales.
Pangeran Charles dan Putri Diana memiliki dua putra, Pangeran William pada 1982 dan Pangeran Henry (Harry) pada 1984. Namun, pernikahan mereka tidak bahagia dengan adanya perselingkuhan. Pada tahun 1992, mereka mengumumkan perpisahan, dan mereka resmi bercerai pada tahun 1996.
Jiwa Kemanusiaan Putri Diana
Putri Diana menaruh minat pada musik dan mode sejak kecil. Dirinya dengan cepat menjadi ikon global budaya populer saat ia menjalin banyak hubungan dengan sejumlah tokoh hiburan, termasuk penyanyi George Michael dan Elton John.
Putri Diana juga dikagumi karena dia menggunakan ketenarannya untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap isu-isu yang penting. Diana juga dikenal terlibat dalam isu penyakit AIDS, dan dia dipuji karena membantu mengubah persepsi publik tentang mereka yang menderita penyakit tersebut.
rarehistoricalphotos.com
Yang paling terkenal adalah ketika dirinya menjabat tangan seorang pasien dengan AIDS di depan media, tanpa mengenakan sarung tangan, sehingga menghilangkan anggapan bahwa penyakit itu ditularkan melalui sentuhan.
Setelah perceraiannya dari Pangeran Charles diselesaikan, hubungan Diana dengan pembuat film Mesir Dodi Al-Fayed, putra seorang miliarder dan mantan pemilik department store Harrod yang ikonik di London dan tim sepak bola kota Fulham F.C.
Kecelakaan Tragis
Pada malam hari tanggal 31 Agustus 1997, Putri Diana dan Al-Fayed makan malam secara pribadi di Imperial Suite di Hotel Ritz yang terkenal di Paris. Mereka telah merencanakan untuk makan malam romantis yang tenang di restoran hotel, namun mereka harus pergi setelah 10 menit karena diganggu oleh pers dan pelanggan lainnya.
Pada pukul 11:30 malam, ketika mereka meninggalkan hotel untuk kembali ke apartemen Al-Fayed di Paris, mereka diburu oleh paparazzi, meskipun fakta bahwa tindakan pengamanan yang signifikan telah diambil, termasuk penggunaan kendaraan umpan, yang berangkat dari depan hotel.
Diana dan Al-Fayed meninggalkan hotel melalui pintu belakang, bersama pengemudi Prancis Henri Paul dan salah satu pengawal Putri, Trevor Rees-Jones. Mengendarai limusin Mercedes S-280, Paul membawa Rees-Jones, Diana, dan Al-Fayed berjalan dengan kecepatan tinggi melalui jalan raya dan jalan-jalan sempit di pusat kota Paris.
autoevolution.com
Pada pukul 12:19 pagi, mobil Mercedes tersebut menabrak pilar ke-13 Jembatan Pont d'Alma, yang melintasi Sungai Seine. Mereka berada kurang dari dua mil dari Ritz Hotel.
Al-Fayed dan Paul tewas di tempat. Diana yang saat itu berusia 36 tahun, dibawa ke Rumah Sakit La Pitie Salpetriere Paris, tetapi beberapa jam kemudian, dia meninggal akibat luka yang dideritanya dalam kecelakaan itu, termasuk pembuluh darah paru yang terputus.
Pengawalnya, Rees-Jones, selamat, meski menderita luka parah. Dia pulih dan kembali ke Inggris, di mana dia bekerja dalam bisnis keluarga dan telah menerbitkan sebuah buku tentang pengalamannya dengan Diana.
Investigasi Kematian Putri Diana
Awalnya, sopir Prancis mereka, Henri Paul, disalahkan atas insiden tersebut, karena dianggap telah melampaui batas kecepatan untuk menghindari para fotografer.
Pemeriksaan berikutnya yang dilakukan oleh polisi Inggris, dan dirilis pada tahun 2006, memutuskan kematian Diana sebagai "kecelakaan tragis." Pemeriksaan menemukan bahwa Paul sedang mabuk pada saat kecelakaan, dan bahwa kondisinya mungkin juga diperburuk oleh resep anti-depresan yang dia pakai saat itu.
Faktanya, tes darah Paul setelah kecelakaan mengungkapkan bahwa kadar alkoholnya lebih dari tiga kali batas legal di Prancis untuk mengemudi dalam keadaan mabuk. Penyelidik percaya ini menyebabkan dia kehilangan kendali atas mobilnya.
Juri pemeriksaan memutuskan bahwa Paul dan paparazzi yang mengejar Diana dan Al-Fayed bertanggung jawab atas kecelakaan itu karena "kelalaian besar." Kematian Diana dan Al-Fayed juga dinyatakan sebagai "pembunuhan di luar hukum".
Tidak ada yang didakwa atas kematian Diana dan Al-Fayed, karena Paul sendiri terbunuh. Beberapa anggota paparazzi diinterogasi segera setelah kecelakaan itu, tetapi dibebaskan.
(mdk/ank)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Pasien Pria di IGD 'Diserang' oleh Pasien Sebelahnya, ini yang Hampir Terjadi pada Infusnya Sampai Teriak Panggil Suster
Pria sempat panik saat 'diserang' oleh pasien tetangganya di IGD. Begini momen menegangkannya.
Baca Selengkapnya15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI
74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lengkap! Detik-Detik Wanita di Samarinda Hilang Saat Berobat Berujung Ditemukan jadi Mayat di Gudang Kimia Farma
Sebelum dtemukan jadi mayat, korban sempat ditemani suaminya berobat ke sebuah rumah sakit tapi tiba-tiba saja menghilang.
Baca SelengkapnyaCinta Tidak Direstui, Anak Perempuan di Jember Tega Bunuh Ibu
Kasus penemuan mayat di saluran irigasi persawahan Jember mengungkap fakta memilukan.
Baca Selengkapnya21 Januari: Peringatan Hari Pelukan Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya
Hari Pelukan Nasional dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 Januari.
Baca SelengkapnyaAhli Ungkap Bahasa Inggris Sebetulnya Tidak Ada, Asal Usulnya dari Bahasa Prancis, Begini Sejarahnya
Menurut ahli, banyak kosakata bahasa Inggris yang diambil dari bahasa Prancis.
Baca SelengkapnyaDetik-detik Pria Palestina Ditembak Usai Diwawancara Jurnalis, Bawa Bendera Putih Hendak Selamatkan Keluarga
Usai diwawancara seorang jurnalis, sosoknya memberanikan diri menyelamatkan keluarga dengan menenteng bendera putih hingga terkena tembakan.
Baca SelengkapnyaSidang Penganiayaan Santri di Kediri, Ibu Korban Sebut Anaknya Dianiaya sejak Agustus 2023
Sidang Penganiayaan Santri di Kediri, Ibu Korban Sebut Anaknya Dianiaya sejak Agustus 2023
Baca Selengkapnya