12 Juli: Peringati Hari Malala, Penghormatan bagi Aktivis Pendidikan
Merdeka.com - Di bawah kekuasaan kelompok ekstremis Taliban Pakistan, para perempuan tidak memiliki kebebasan dalam menempuh pendidikan. Ya, para perempuan di sana dilarang untuk pergi ke sekolah.
Dalam situasi tersebut, muncul sosok anak muda bernama Malala Yousafzai yang dengan berani melawan Taliban. Pada tahun 2009, Malala mulai menulis dalam sebuah blog tentang kehidupan di bawah pemerintahan Taliban dan keinginannya untuk pergi ke sekolah. Selama tiga tahun, dia dan ayahnya mengadvokasi hak perempuan untuk bersekolah.
Untuk menghormati perjuangannya membela hak asasi manusia khususnya hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan, Hari Malala pun ditetapkan setiap tanggal 12 Juli. Hari tersebut juga memperingati kelahiran Malala dan dirayakan secara global oleh organisasi hak asasi manusia internasional, PBB.
Hari Malala memiliki makna yang begitu penting karena di baliknya terdapat kisah yang tidak biasa dari seorang gadis muda dari latar belakang sederhana yang berkembang menjadi agen perubahan global.
Siapa Sosok Malala?
Pada 12 Juli 1997, Malala lahir di Mingora, Pakistan. Ayahnya, Ziauddin, mengelola sekolah perempuan dan ingin memastikan putrinya menerima pendidikan yang sama seperti anak laki-laki. Mengutip humanrightscareers.com, Malala mulai berbicara tentang hak pendidikan pada tahun 2008 ketika dia baru berusia 11 tahun.
Perjuangan aktivisnya termasuk blogging untuk BBC. Pada tahun 2009, Taliban menutup sekolah untuk anak perempuan tempat Malala tinggal. Terlepas dari bahayanya, dia terus berbicara dan dikenal secara internasional. Pada tahun 2011, Uskup Agung Desmond Tutu menominasikannya untuk Hadiah Perdamaian Anak Internasional.
Lalu pada 2012, seorang pria bersenjata Taliban memasuki bus sekolah Malala dan menembak kepala remaja berusia 15 tahun itu. Tapi untungnya dia selamat. Pada ulang tahunnya yang ke-16 di tahun 2013, Malala memberikan pidato di PBB tentang topik pendidikan anak-anak dengan mengenakan selendang mendiang Benazir Bhutto.
Ketika membahas upaya pembunuhan Taliban, dia berkata, “Mereka mengira peluru akan membungkam kami, tetapi mereka gagal. Dan dari keheningan itu muncul ribuan suara.”
Sejak pidatonya, PBB telah menetapkan 12 Juli sebagai Hari Malala, meskipun Malala mengatakan: “Hari Malala bukan hari saya. Hari ini adalah hari setiap wanita, setiap anak laki-laki dan setiap anak perempuan yang telah mengangkat suara mereka untuk hak-hak mereka.”
Apa Itu Hari Malala?
Hari Malala diperingati untuk menghormati Malala Yousafzai, dan seperti yang dia tekankan, ini juga merupakan hari untuk mengakui advokasi hak-hak pendidikan di seluruh dunia. Banyak organisasi juga mengakui Hari Malala sebagai kesempatan untuk menyoroti perkembangan dalam dunia pendidikan.
Salah satu contohnya adalah HundrED, sebuah lembaga nonprofit pendidikan global yang bekerja untuk meningkatkan pendidikan melalui inovasi. Dalam blog tahun 2019, organisasi tersebut menggambarkan inovasi seperti proyek “Making Ghanaian Girls Great” dari Varkey Foundation, yang menggunakan teknologi satelit bertenaga surya untuk memberikan pendidikan kepada siswa di Ghana. Selama tiga tahun terakhir, Proyek MGCUbed telah berdampak pada lebih dari 36.000 siswa.
Hari Malala juga menjadi kesempatan besar bagi organisasi, sekolah, dan individu untuk belajar lebih banyak tentang karya Malala dan karya aktivis muda lainnya. Malala telah menulis beberapa buku, termasuk I Am Malala: The Girl Who Stood Up (2014), Malala's Magic Pencil (2017), dan We Are Displaced: My Journey and Stories From Refugee Girls Around the World (2019).
Sebuah film dokumenter tahun 2015 berjudul “He Named Me Malala” mengangkat kisah Malala melalui pidatonya pada tahun 2013 di PBB.
(mdk/ank)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
21 Januari: Peringatan Hari Pelukan Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya
Hari Pelukan Nasional dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 Januari.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Negara yang Sudah Terapkan Program Makan Siang Gratis seperti Rencana Prabowo-Gibran
Sejumlah negara ternyata sudah menerapkan kebijakan pemberian makan gratis untuk anak sekolah sejak tahun 1940-an.
Baca SelengkapnyaTerbunuhnya Mahatma Gandhi 30 Januari 1948, Berikut Sejarahnya
Mahatma Gandhi, lahir pada 2 Oktober 1869 di Porbandar, India, dikenal sebagai pemimpin revolusioner dan arsitek gerakan kemerdekaan India.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional
Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaHari Ibu 22 Desember atau 14 Mei? Ternyata Begini Sejarahnya
Hari Ibu di Indonesia, diperingati setiap 22 Desember setiap tahunnya menjadi momen penting secara nasional. Apa bedanya dengan mother days di seluruh dunia?
Baca SelengkapnyaHormati Pemilu, Bapanas Bakal Hentikan Bantuan Pangan untuk Sementara Waktu
Bapanas hentikan pemberian bantuan pangan sementara dalam rangka menghormati pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaCara Mencegah Polio yang Wajib Diketahui, Kenali Gejalanya
Dengan upaya pencegahan, diharapkan dapat mengurangi kasus polio dan melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaPeringati Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari, Begini Asal-usulnya
Hari Peduli Sampah Nasional bertujuan untuk meningkatkan komitmen dan peran aktif semua pihak dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Baca Selengkapnya