Nani Sering Mengurung Diri di Kamar, Ini Pengakuan Ayah Pelaku Sate Beracun
Merdeka.com - Kasus sate beracun yang menewaskan anak pengemudi ojek online di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akhirnya terungkap. Pihak kepolisian berhasil mengamankan pelaku pengirim sate beracun yang diketahui bernama Nani Apriliani Nurjaman, warga Majalengka, Jawa Barat.
Seperti dilansir dari Liputan6, Nani ditangkap di Kecamatan Banguntapan, Bantul, tanpa adanya perlawanan. Belakangan terungkap jika Nani merupakan sosok perempuan introvert. Selain itu Ia juga sempat pulang kampung ke Majalengka di awal Ramadan untuk bertemu dengan ayahnya.
Seperti apa kisahnya? Berikut kabar selengkapnya.
Nani Lebih Banyak Mengurung Diri di Kamar
Awal Ramadan lalu, Nani sempat mudik ke kampungnya di Sukaasih, Desa Buniwangi, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka.
Menurut M (45) ayah pelaku, Nani hanya tiga hari berada di kampung halamannya lantaran tidak bisa cuti lama-lama. Selama pulang ke rumah, M mengaku jika dirinya tak banyak mengobrol dengan putrinya.
Ia hanya berbincang selama satu jam selama Nani berada di Majalengka. Pasalnya, sang anak lebih banyak mengurung diri di kamar.
Dikenal Sosok yang Baik dan Penurut
M pun merasa syok atas kasus yang menimpa putrinya itu. Pasalnya, Nani selama ini dikenal sebagai sosok anak yang penurut dan pendiam.
M mengaku mengetahui putrinya melakukan tindakan kriminal tersebut dari viralnya pemberitaan di medsos, termasuk informasi tertulis dari jajaran kepolisian Resort Majalengka dan Polsek Palasah.
“Kami kaget (syok) dan tidak menyangka, tadi siang baru dikabari dari kantor polisi (Polres dan Polsek) kalau anak saya berbuat demikian,” ujar M.
Gagal Dinikahi
©2021 Merdeka.com
Sementara itu saat di kantor polisi, tersangka Nani mengaku sakit hati lantaran dirinya tidak jadi dinikahi T yang merupakan seorang pegawai negeri. Awalnya Ia hanya ingin memberi pelajaran terhadap T. Namun ternyata sate beracun ini salah sasaran dan malah menewaskan seorang anak pengemudi ojek online berinisial NF (10).
Tersangka membeli racun berjenis sianida tersebut secara online seharga Rp224 ribu dan telah merencanakan aksinya sejak jauh-jauh hari.
"Motifnya sakit hati. Tersangka dan T pernah berhubungan dulu sebelum nikah. Target T sedang kita dalami. Profesinya Pegawai Negeri. Ancaman hukumannya, hukuman mati, penjara seumur hidup atau minimal hukuman 20 tahun penjara," ujar Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkan Rudy Satria.
Kronologi Sate Maut
Kejadian sate maut ini terjadi pada 25 April lalu. Saat itu Bandiman yang merupakan seorang pengemudi ojek online tengah berada di sekitar Stadion Mandala Krida, Yogyakarta.
Ketika itu, dirinya didatangi oleh seorang perempuan yang meminta bantuan. Perempuan yang belakangan diketahui sebagai Nani tersebut meminta Bandiman untuk mengirimkan paket sate dan takjil kepada seorang pria berinisial T di daerah Kecamatan Kasihan, Bantul. Nani menyebut makanan tersebut berasal dari Pak Hamid di Pakualaman.
Dengan dibekali upah Rp30 ribu, Bandiman pun menyetujui pesanan tersebut dan mengantarkan ke alamat tujuan. Saat tiba di tujuan, sate tersebut tak diterima istri T lantaran pengirim tak dikenal, sehingga terpaksa dibawa pulang Bandingan untuk dimakan bersama keluarganya.
Saat waktu berbuka tiba, Bandiman pun membuka paket takjil bersama satenya itu. Ia bersama anak pertamanya menyantap tanpa bumbu kacang. Melihat ayahnya memakan sate, N (10) dan ibunya, Titik Rini juga turut memakannya dengan bumbu kacang yang telah dicampur sianida.
Petaka pun terjadi, tak berapa lama N langsung berlari menuju kulkas untuk minum hingga mendadak tersungkur. Sang ibu Titik pun mengalami muntah-muntah.
Keduanya sempat dibawa ke RSUD Kota Yogyakarta, namun nyawa N tak bisa diselamatkan.
"Dari hasil pemeriksaan labfor yang digunakan untuk meracun orang tersebut adalah berupa kalium sianida," jelas Burhan.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hendak Ditangkap karena Miliki Senjata Rakitan, Pria di Kupang Bakar Diri dalam Rumah
NS (40), buruh serabutan di Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, NTT, nekat melakukan aksi bakar diri saat akan ditangkap karena memiliki senjata api.
Baca SelengkapnyaAdakan Jumat Berkah di Panti ODGJ, Aksi Wanita Ini Tuai Pujian
Memesan 270 porsi sate dan es teh, Nara pun membagikan makanan dan minuman ini pada para penghuni panti.
Baca SelengkapnyaAjak Makan hingga Antarkan ke Rumah, Begini Momen Haru Polisi saat Bantu Pria Tua di Jalanan
Aipda Purnomo dikenal senang membantu masyarakat sekitar, termasuk pria paruh baya yang sedang mencari rongsokan di jalan ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaAnak Jenderal Bintang Tiga Polisi Basah-basahan Terabas Hujan, Bapaknya Kawan Kapolri
Berani terabas hujan untuk temui rakyat, begini potret anak jenderal polisi saat belusukan menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaBak Perkampungan di Luar Negeri, Intip Pesona Desa Nagari Pariangan di Sumatra Barat
Keindahan di Desa Nagari Pariangan tidak pernah gagal dan mengecewakan sekalipun. Desa ini bahkan mirip seperti perkampungan di luar negeri.
Baca SelengkapnyaKakek Ini Jualan Sapu Lidi Tapi Tak Laku, Tubuh Gemetar Minta Dagangannya Ditukar dengan Sebungkus Nasi
Saat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca SelengkapnyaTeringat Mendiang Sang Ayah, Aksi Perempuan Tak Biarkan Supir Makan Sendiri saat Liburan Ini Tuai Pujian
Aksi wanita ini menuai simpati dari warganet, sederhana namun membekas.
Baca SelengkapnyaBayi di Panti Asuhan Semarang Diduga Meninggal Tak Wajar Hingga Makamnya Kembali Dibongkar
Kompol Andika menuturkan bahwa penyidik sudah meminta keterangan dua orang saksi.
Baca Selengkapnya