Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenang Peristiwa 21 Januari 1985, Pengeboman Candi Borobudur yang Misterius

Mengenang Peristiwa 21 Januari 1985, Pengeboman Candi Borobudur yang Misterius Candi Borobudur. ©Shutterstock

Merdeka.com - 21 Januari 1985 silam telah terjadi peristiwa pengeboman di Candi Borobudur. Peristiwa ini menjadi catatan kelam sejarah Indonesia. Terjadi pada pagi buta selepas pergantian petugas keamanan Candi Borobudur pada pukul 01.20 WIB.

Setelah 10 menit berpatroli, kedua petugas keamanan yang sedang berjaga dikejutkan dengan bunyi menggelegar. Ketika keduanya berlari untuk memastikan sumber bunyi tersebut, justru bunyi lain terdengar tak kalah menggelegar.

Belakangan diketahui bahwa bunyi tersebut merupakan bunyi bom yang sengaja ditujukan untuk menghancurkan situs tersebut. Rupanya pengeboman dilakukan oleh sekelompok orang. Hasil penyelidikan polisi menyatakan bahwa dalang dari peristiwa tersebut bernama Ibrahim alias Mohammad Jawad.

Meskipun telah diketahui, sosok Mohammad Jawad hingga kini belum pernah ditemukan polisi. Dalam peristiwa tersebut ada 9 ledakan, di mana ledakkan terakhir terdengar pada pukul 03.40 WIB.

Lebih jauh berikut ini informasi lengkap mengenai peristiwa 21 Januari 1985, pengeboman Candi Borobudur yang misterius telah dirangkum Liputan6.com:

Peristiwa Pemboman Candi Borobudur

Pengeboman yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap bangunan peninggalan zaman Dinasti Syailendra ini merupakan peristiwa terorisme kedua yang menimpa Indonesia setelah pembajakan perawat Garuda DC 9 Woyla oleh anggota Komando Jihad pada 1981.

Sebenarnya peristiwa penyerangan terhadap Borobudur sudah tercium jauh-jauh hari sebelum peristiwa pengeboman yang terjadi pada 21 Januari 1985. Daoed Joesoef yang menjadi tokoh di balik pemugaran Borobudur pada 10 Agustus 1973 hingga diresmikan 23 Februari 1983 mengaku kerap menerima surat kaleng dan selebaran gelap, yang mana surat tersebut beiris makian, hujatan hingga kutukan.

"Isinya berupa makian, hujatan dan kutukan bahwa saya orang kafir. Karena bertanggung jawab atas pembangunan berhala terbesar di Tanah Air," ujar Daoed dikutip dari Liputan6.com (21/1/2019).

Pasca terjadi peristiwa pengeboman, spekulasi terharap pelaku bermunculan. Pemerintah menaruh curiga pada kelompok Islam radikal. Ketegangan antara pemerintah dan kelompok Islam memang meningkat sejak peristiwa Tanjung Priok pada September 1984 dan penolakan asas tunggal Pancasila.

Misteri Pelaku di Balik Peristiwa Pemboman Candi Borobudur

Tiga bulan berlalu, sosok di balik pengeboman Candi Borobudur masih dalam penyelidikan intensif. Sampai akhirnya muncul kejadian meledaknya sebuah bus bernama Pemudi Express di Banyuwangi, Jawa Timur.

Dari peristiwa itu akhirnya mulai terbongkar, jika salah satu penumpang bus tersebut membawa bom. Peristiwa bus meledak itu menjadi titik masuk untuk memburu pelaku bon Candi Borobudur, yang kemudian merujuk pada Abdul Kadir Al-Habsy dan Husein bin Ali Alhabsyi. Keduanya merupakan dua bersaudara.

Dalam persidangan keduanya, jaksa menuduh tindakan pengeboman Candi Borobudur sebagai aksi balas dendam terhadap peristiwa Tanjung Priok pada 12 September 1984, yang menewaskan puluhan orang. Menurut pengakuan Abdul Kadir, Mohammad Jawad adalah orang yang merakit bom yang diledakkan di Borobudur itu.

Di mana bahan bom terbuat dari trinitrotoluena (TNT) tipe batangan PE 808/ tipe produksi Dahana. Tiap rakitan terdiri dari dua batang dinamit yang dipilin selotip.

Selain menceritakan tentang Mohammad Jawad yang merakit bom, Abdul Kadir juga membenarkan bahwa motivasi peledakan bom di Candi Borobudur dilatarbelakangi oleh peristiwa tragedi Tanjung Priok. Namun belakangan, keterangan tersebut diragukan, karena sosok Mohammad Jawad tak pernah ditemukan polisi.

Berdasarkan pengakuan Abdul Kadir, dirinya tak mengetahui rencana pengeboman tersebut, ia dan ketiga kawannya hanya diajak oleh Jawad untuk berkunjung ke Candi Borobudur sebelum dibujuk untuk mengebom candi terbesar di Indonesia tersebut.

Pada akhir persidangan, Abdul Kadir divonis oleh Pengadilan Negeri Malang dengan hukuman 20 tahun penjara. Sementara saudaranya Husein bin Ali Alhabsyi dihukum penjara seumur hidup di Lembaga Permasyarakatan Kelas I Lowokwaru, Malang. Namun, setelah menjalani 10 tahun penjara Abdul Kadir memperoleh remisi dari Presiden BJ Habibie pada 23 Maret 1999.

Meskipun begitu, Abdul Kadir tetap menolak tuduhan atas keterlibatan dirinya dalam peristiwa peladakan Bodorbudur. Ia Bersikukuh bahwa pelakunya adalah Mohammad Jawad yang hingga kini tak pernah ditemukan dan ditangkap oleh pihak Kepolisian Rebuplik Indonesia.

(mdk/nof)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Candi Borobudur Dibangun Berdasarkan Ilmu Astronomi, Ini Buktinya

Candi Borobudur Dibangun Berdasarkan Ilmu Astronomi, Ini Buktinya

Ilmuwan menjelaskan posisi dan relief Candi Borobudur sarat dengan makna astronomi.

Baca Selengkapnya
Jakarta Mencekam & Penuh Teror, Begini Sejarahnya Ibu Kota Pindah ke Yogyakarta

Jakarta Mencekam & Penuh Teror, Begini Sejarahnya Ibu Kota Pindah ke Yogyakarta

Ada peristiwa kelam di balik sejarah pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Simak selengkapnya.

Baca Selengkapnya
Melihat Pertunjukan Tari di Relief Candi Borobudur, Sebuah Potret Kehidupan Masyarakat Jawa di Masa Lalu

Melihat Pertunjukan Tari di Relief Candi Borobudur, Sebuah Potret Kehidupan Masyarakat Jawa di Masa Lalu

Pertunjukan seni tari merupakan kesenian yang berkembang selama pembangunan Candi Borobudur.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Hari Istiqlal 22 Februari: Memaknai Sejarah dan Nilai Persatuan

Hari Istiqlal 22 Februari: Memaknai Sejarah dan Nilai Persatuan

Setiap tanggal 22 Februari 2024, Indonesia memperingati Hari Istiqlal.

Baca Selengkapnya
26 Januari: Peringatan Hari Bhakti Imigrasi, Berikut Sejarahnya

26 Januari: Peringatan Hari Bhakti Imigrasi, Berikut Sejarahnya

Hari Bhakti Imigrasi adalah sebuah perayaan yang diadakan untuk menghormati dan memberikan apresiasi kepada para petugas imigrasi yang bertugas di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Simbol Keharmonisan, Manisnya Bubur Candil Tak Pernah Bosan Dimakan

Simbol Keharmonisan, Manisnya Bubur Candil Tak Pernah Bosan Dimakan

Bentuk bulatan-bulatan kenyal dari adonan tepung ketan dalam bubur candil dianggap menggambarkan roda kehidupan yang berputar.

Baca Selengkapnya
Potret Candi Bacem, Dulu Bangunan Megah Zaman Majapahit Kini Tersisa Tumpukan Batu Bata

Potret Candi Bacem, Dulu Bangunan Megah Zaman Majapahit Kini Tersisa Tumpukan Batu Bata

Sampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya
Aiman Bakal Diperiksa Terkait Penyebaran Berita Bohong Pada 26 Januari 2024

Aiman Bakal Diperiksa Terkait Penyebaran Berita Bohong Pada 26 Januari 2024

Aiman bakal diperiksa terkait penyeberan berita bohong netralitas Polri di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.

Baca Selengkapnya