Merdeka.com - Saathari raya Idulfitri sejumlah toko kue ketiban berkah. Banyak dari para pengelola toko yang merasa kewalahan untuk meladeni tingginya permintaan camilan khas lebaran.

Suhanto, salah satu pengelola toko kue di wilayah Cirebon, Jawa Barat turut merasakan berkah saat lebaran. Menurutnya warga di Kota Udang tersebut banyak memburu kue khas lebaran seperti Bolu Sifon.

Bolu bertekstur lembut ini diakui Suhanto selalu menjadi penghias meja saat silaturahmi keluarga di hari raya.

"Banyak macamnya tapi di tempat kami, ada satu yang paling banyak dicari dan favorit yakni Chiffon Cake atau Sifon," katanya, dilansir dari Liputan6 (05/05).

Memiliki Ukuran Besar dan Lembut di Mulut

Suhanto menjelaskan, alasan warga Kota Cirebon memburu kue tersebut karena keunikan tekstur yang lembut, berpadu dengan ukurannya yang besar.

Menurutnya, dari ukuran yang berbeda dari kue lainnya itu membuat bolu sifon menjadi lebih banyak saat dipotong dan disajikan.

"Mudah dan terlihat enak bila disajikan di depan tamu saat lebaran. Selain itu, ukuran besar ketika dipotong-potong jadi banyak. Bentuk lebih lentur," ujar pemilik yang mendirikan tokonya di tahun 2007 silam itu.

Turut Bersanding dengan Bika Ambon

Kemudian ia juga mengungkapkan kue lain yang juga selalu dicari saat hari raya yakni Bika Ambon. Kedua jenis kue tersebut begitu laris karena cita rasanya yang banyak disukai oleh berbagai kalangan.

Untuk jenis kue kering, umumnya nastar, kastengel, kue sus kering, kue lidah kucing, putri salju, brownies panggang dan paket parsel masih menjadi primadona lainnya di toko kue tersebut.

Ia memastikan jika kue di tokonya menggunakan bahan dengan kualitas terbaik. Terkait harga, Suhanto mematok harga mulai dari Rp45.000 sampai Rp150.000 untuk Oriental Cake dan Bakery Cirebon.

Sedangkan untuk paket parsel, dirinya membanderol harga mulai dari Rp180.000 sampai Rp700.000 ribu.

"Tahun ini kami keluarkan kue spesial, namanya kue nastar dibuat dengan full butter wijsman. Memang harganya mahal, karena bahannya 100 persen dibuat dengan butter," ucapnya.

Tantangan di Masa Pandemi

Adapun di tengah situasi yang sulit seperti pandemi Covid-19 ini, Suhanto mengatakan bahwa dirinya cukup bisa bertahan. Hal tersebut didasarkan dari tingginya permintaan kue, khususnya saat menjelang lebaran.

Menurutnya, situasi yang sama di tahun lalu cukup memukul usahanya, lantaran terdapat kebijakan pembatasan dari pemerintah. Namun di tahun ini ia cukup memanfaatkan pelonggaran ekonomi.

Untuk menyiasati tempatnya tetap bertahan, Suhanto mengaku menerapkan sistem kerja bergilir kepada para karyawannya agar pemasukan tetap berjalan.

"Saya tidak PHK karyawan saat pandemi tahun kemarin tapi saya beri pengertian kalau agar sama rasa dan sistem kerja dibuat shift karena pemasukan kecil sekali," ujar dia.

Sesuaikan Keadaan dengan Menggencarkan Promosi di Sosmed

©2021 liputan6/Merdeka.com

Suhanto menambahkan, dirinya merasa optimis akan tingginya permintaan pada lebaran tahun ini. Biasanya, toko akan ramai saat mendekati hari raya Idulfitri di H-4 sampai H-1 lebaran.

Ia mengaku yakin di lebaran tahun ini bisa perlahan bangkit, mengingat banyak warga yang sudah memesan kue lebaran sejak awal awal Ramadan. Terlebih dirinya juga mengaku cukup menggencarkan promosi lewat media sosial.

"Tahun kemarin sempat terkendala persoalan lain selain pandemi yaitu hujan deras. Setelah berganti musim dan ada kelonggaran aturan dari pemerintah permintaan kue mulai terasa naik. Tahun ini karena ada larangan mudik, kami massiv promosi lewat sosial media," pungkasnya.