Merdeka.com - Tatar Parahyangan di Jawa Barat menyimpan banyak kampung adat dengan pesona tersembunyinya. Salah satu wilayah yang masih menjaga kearifan lokal Sunda adalah Kampung Adat Miduana di Kabupaten Cianjur. Berdasarkan sejarahnya, warga di sana merupakan keturunan dari Kerajaan Pajajaran.
Saat memasuki kampung tersebut, hawa sejuk khas pegunungan langsung terasa. Terlihat struktur rumah-rumah milik masyarakat di sana masih dipertahankan secara tradisional. Warga pun masih banyak yang mengenakan pakaian adat, lengkap dengan totopong atau ikat kepala asli Sunda.
Kampung Adat Miduana ini terletak di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Cianjur dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung. Saat ini keberadaannya mencuri perhatian dan disebut sebagai salah satu surga tersembunyi.
Berikut selengkapnya:
Dilansir dari ANTARA, nama Miduana sendiri berasal dari kata Midua yang berarti terbelah atau terbagi dua.
Hal ini merujuk pada keberadaan kampung yang terbagi karena berada di antara dua sungai yakni Cipandak hilir dan Cipandak girang. Kedua sungai itu bertemu menjadi Sungai Cipandak (utama), dengan arusnya yang landai tidak curam.
Saat pertama kali dibuka, kampung ini memiliki julukan yakni Joglo Alas Roban yang dipimpin Eyang Jiwa Sadana dengan sembilan kepala keluarga.
Mereka kemudian secara turun temurun beranak cicit hingga saat ini tetap memegang pikukuh karuhun asli Pajajaran, dengan segala aturannya.
Advertisement
Kokolot atau sesepuh Kampung Adat Miduana Abah Yayat mengatakan, Desa Balegede atau Kampung Adat Miduana ini tidak bisa dilepaskan dari dua tokoh kembar bernama Eyang Jagat Nata dan Eyang Jagat Niti. Keduanya merupakan keturunan dari Kerajaan Pajajaran yang mencari tempat pemukiman guna menghindari kemelut Kerajaan Sunda. Mereka juga pendiri Desa Balegede.
Mulanya, Jagat Nata dan Jagat Niti berhasil mendirikan perkampungan baru dan mendirikan tempat perjumpaan atau pasamoan besar dengan koleganya dari berbagai wilayah. Ini yang kemudian menjadi dasar penamaan Balegede yang artinya tempat perjumpaan besar.
Eyang Jagat Niti sendiri kemudian memiliki keturunan bernama Eyang Jagat Sadana yang berhasil membuka kampung atau dusun Miduana dan tidak jauh dari Balegede.
Seketika Jagat Sadana mendapat tempat spesial dari warganya, karena berhasil pembuka hutan belantara atau leuweung peteng menjadi tempat tinggal secara matuh atau menetap.
Tradisi serta kebiasaan dar masa lampau turut dikembangkan di kampung ini, sehingga masih bisa dilihat jejaknya hingga saat ini.
Dongdonan Wali Salapan, Lanjaran Tatali Paranti, Mandi Kahuripan, Opatlasan Mulud, menjadi salah satu di antara sekian banyak kesenian buhun (Sunda Kuna) yang masih diajarkan ke generasi muda.
Untuk kesenian yang masih terus dirawat yakni Wayang Gejlig, Nayuban dan Lais, wayang golek, calung, rengkong, reog, tarawangsa, patun buhun dan lain-lain.
Terdapat Situs
Kemudian situs menjadi salah satu aset Kampung Adat Midua yang juga dipertahankan. Beberapa situs tersebut yakni Batu Rompe, Arca Cempa Larang Kabuyutan serta Goa Ustrali atau Australi di Kampung Kubang Bodas.
Situs Batu Rompe diyakini warga sebagai sisa peninggalan nenek moyang buhun dan berusia ribuan. Secara tampilan Batu Rompe berbentuk menhir (batu tunggal memanjang ke atas) yang sudah hancur berkeping-keping akibat bencana.
Kemudian Situs Arca Cempa Larang Kabuyutan dipercaya warga sekitar sebagai peninggalan Kerajaan Sunda berusia lebih dari 2.000 tahun.
Advertisement
Sebelumnya, warga kampung adat sempat tertutup dari kemajuan dan teknologi selama bertahun tahun. Pemberitaan dari media pun tidak ada.
Hal itu disebut Abah Yayat malah membuat pembangunan di sana terhambat. Walau begitu, Pendidikan di sana sangat maju karena banyak dari kampung adat yang sudah menempuh pendidikan hingga sarjana.
Selama ini juga anak keturunan menjaga agar kampung itu tidak banyak didatangi orang luar karena adat istiadatnya berbeda. Namun dengan adanya pembinaan dari Yayasan Lokatmala dan Pemkab Cianjur, semua warga siap untuk membuka diri.
Kini langkah musyawarah juga sudah dilakukan antara tokoh adat dengan masyarakat, dengan output revitalisasi yang akan dilakukan oleh berbagai pihak. Mereka pun telah menyatakan siap untuk membuka diri terhadap pembangunan termasuk memperbaiki kembali suhunan atau rumah adat yang ada di pusat perkampungan.
Baru-baru ini sejumlah upaya revitalisasi pun telah dirumuskan untuk mendukung terwujudnya kampung wisata adat yang didukung oleh Yayasan Lokatmaja Indonesia, serta pemerintah daerah.
Keberadaan kampung adat sebagai pewaris, pelestari sekaligus pelaku aktif kearifan lokal, sangat berpotensi dalam mempertahankan identitas budaya serta membangun kesadaran akan keragaman budaya di Indonesia.
Diharapkan saat Kampung Adat Miduana sudah menjadi destinasi budaya, bisa turut menjadi bagian dari kekayaan bangsa yang menyejahterakan masyarakat adat setempat.
Upaya revitalisasi menuju kampung wisata adat akan dimulai melalui intervensi fisik, rehabilitasi ekonomi, revitalisasi sosial maupun institusional.
Adapun, kedusunan Miduana berada di area seluas 1.041 hektare persegi, meliputi 11 rukun tetangga atau RT, dan 4 rukun warga atau RW yang dihuni 280 kepala keluarga terdiri dari 557 laki-laki, 650 perempuan dengan total jiwa 1.207.
Seluruh warga kampung adat tersebut mengandalkan penghidupan dari hasil pertanian, mereka menjalankan "tetekon" atau aturan tradisi tata kelola pertanian yang dijalankan secara turun temurun. Namun saat ini hanya sebagian kecil yang sudah memulai beralih ke sektor lain seperti berdagang dan membuka usaha kecil.
Advertisement
Curi Perhatian, Pasangan Pengantin di Madura Ini Disawer Tamu Undangan
Sekitar 2 Jam yang laluCerita Aurel Hermansyah Dapat Amplop Tebal saat Nikah, Isinya Tak Terduga
Sekitar 2 Jam yang laluArti Astagfirullahaladzim Lengkap dengan Penjelasannya, Ketahui Manfaatnya
Sekitar 2 Jam yang laluTiga Kali Gagal Berumah Tangga, Risty Tagor Mengaku Trauma
Sekitar 4 Jam yang laluNiat Sholat Sunnah Sebelum Sholat Subuh, Berikut Tata Cara Pelaksanaannya
Sekitar 9 Jam yang laluMengenal Pengertian Nifas, Berikut Tahapan dan Perawatannya
Sekitar 11 Jam yang lalu5 Resep Tumis Cuciwis ala Rumahan, Enak dan Praktis
Sekitar 12 Jam yang lalu40 Ucapan Ulang Tahun Islami untuk Sahabat, Inspiratif dan Penuh Makna
Sekitar 13 Jam yang laluCuri Perhatian Warganet, Intip Potret Anya Geraldine saat Jalani Ritual Melukat
Sekitar 13 Jam yang laluWawali Depok Dorong Anak Muda Bikin Bisnis Startup, Ini Alasan di Baliknya
Sekitar 1 Hari yang laluKronologi Mobil Terseret Kereta di Cirebon Hangus Terbakar, PT KAI Beri Imbauan Ini
Sekitar 1 Hari yang lalu11 Manfaat Pose Kobra untuk Tubuh, Tingkatkan Sirkulasi Darah hingga Perbaiki Postur
Sekitar 1 Hari yang laluMengenal Uniknya Motif Batik Khas Bekasi, Bergambar Truk hingga Klenteng
Sekitar 2 Hari yang laluCEK FAKTA: Tidak Benar Sunscreen dan Konsumsi Minyak Sayur Menyebabkan Kanker Kulit
Sekitar 5 Hari yang laluKetahui Perbedaan antara Sunscreem dan Sunblock, Cegah Salah saat Memilih
Sekitar 6 Bulan yang lalu12 Rekomendasi Sunscreen Ringan di Bawah Rp100.000 dengan SPF Minimal 30
Sekitar 7 Bulan yang lalu5 Rekomendasi Sunscreen Gel Terbaik Ini Cocok untuk Kulit Berminyak
Sekitar 11 Bulan yang laluAKP Rita Yuliana Buka Suara soal Diisukan Punya Hubungan dengan Jenderal
Sekitar 54 Menit yang laluCopot Irjen Ferdy Sambo, Kapolri Lantik Syahardiantono jadi Kadiv Propam
Sekitar 3 Jam yang laluLPSK Jelaskan Syarat Bharada E untuk Jadi Justice Collaborator: Bukan Pelaku Utama
Sekitar 3 Jam yang laluSeskab: Presiden Minta Kasus Brigadir J Diselesaikan Agar Citra Polri Tak Babak Belur
Sekitar 3 Jam yang laluVIDEO: Timsus Bentukan Kapolri 'Gaspol' Periksa Ferdy Sambo di Mako Brimob
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Profil Komjen Agus Andrianto, Kabareskrim Perintahkan Brimob Siaga di Mabes
Sekitar 1 Jam yang laluCopot Irjen Ferdy Sambo, Kapolri Lantik Syahardiantono jadi Kadiv Propam
Sekitar 3 Jam yang laluMahfud MD Sebut Kasus Kematian Brigadir J ada 3 Tersangka, Ini Kata Kabareskrim
Sekitar 3 Jam yang laluVIDEO: Timsus Bentukan Kapolri 'Gaspol' Periksa Ferdy Sambo di Mako Brimob
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Profil Komjen Agus Andrianto, Kabareskrim Perintahkan Brimob Siaga di Mabes
Sekitar 1 Jam yang laluMahfud MD Sebut Kasus Kematian Brigadir J ada 3 Tersangka, Ini Kata Kabareskrim
Sekitar 3 Jam yang laluEkonomi Tumbuh Impresif, Puteri Komarudin: Pemulihan Terus Berlanjut dan Semakin Kuat
Sekitar 5 Jam yang laluSukamta: Indonesia Harus galang Kekuatan Internasional Hentikan Kebrutalan Israel
Sekitar 5 Jam yang laluBRI Liga 1: Baru Cetak 3 Gol Sejak 2011, Gelandang Bhayangkara Lebih Pentingkan Kemenangan
Sekitar 39 Menit yang laluAdvertisement
Advertisement
Sandiaga Salahuddin Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami