Lukas Kustaryo, Pejuang Kemerdekaan di Karawang yang Kepalanya Dihargai 10 Gulden
Merdeka.com - Lukas Kustaryo, seorang pejuang kemerdekaan yang kerap membuat tentara Belanda ‘kerepotan’.Komandan bertubuh kecil nan cerdik itu kerap beraksi di sekitar wilayah Karawang hingga Bekasi.
Dikenal ‘licin’ seperti belut, KaptenLukas Kustaryo terus berusaha memukul mundur para tentara KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda). Dengan gaya gerilya yang khas, Belanda pun kerap kesal akibat kesulitan untuk menawan Lukas.
Di masa lalu,Lukas Kustaryo kerap bergerilya di sekitar Desa Rawagede, Rengasdengklok hingga Karawang dan Bekasi. Hal itu dilakukan untuk melucuti senjata dan membunuh pasukan “wong Londo”.
Di zaman penjajahan Jepang, Kapten Lukas bergabung dengan pasukan Peta. Pasca kemerdekaan Ia kembali bergabung dengan Brigade III/Kian Santang Purwakarta pimpinan Letkol Sidik Brotoatmodjo. Selanjutnya Ia menjadi Komandan Kompi Batalion I Sudarsono/Kompi Siliwangi atau yang dikenal sebagai Kompi Siliwangi Karawang-Bekasi.
Lukas Kustaryo lahir di Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada tahun 1920. Ia menghabiskan sisa kehidupannya di Cipanas, Jawa Barat, 8 Juni 1997 hingga umur 76 tahun.
Bergerilya Menggunakan Seragam Tentara Belanda
Salah satu yang membuat tentara Hindia Belanda kewalahan adalah aksi gerilyanya yang selalu dilakukan malam hari dengan menyamar menggunakan seragam dari pasukan KNIL. Ia kemudian menghancurkan pos-pos inti dari para serdadu Belanda.
Kapten Lukas pun kembali membuat tentara Belanda naik pitam ketika dirinya kerap menyabotase kereta api. Kereta tersebut diketahui mengangkut logistik hingga persenjataan untuk para tentara penjajah.
Hingga saat itu sempat terjadi blockade di sekitar Ibu Kota Jakarta yang membuat para pejuang kemerdekaan mencari tempat persembunyian yang aman di kawasan Karawang. Termasuk Lukas yang bersembunyi di Rawagede.
“Lukas pernah membajak kereta api yang berisi senjata dan amunisi bagi pasukan Belanda dari Karawang menuju Jakarta. Peristiwa itulah yang membuat pasukan Belanda menjadi kesal bukan kepalang kepada Lukas.” kata Saih, seorang saksi kemerdekaan dari Rawagede seperti dilansir dari Instagram @tukangpulas.
Kepalanya Dihargai 10 Ribu Gulden
Penyerbuan Rawagede / Liputan6 ©2020 Merdeka.com
Akibat aksi tak terdeteksinya itu, Lukas pun diburu oleh para tentara Belanda. Ia dianggap mengancam keberadaan para pasukan. Bahkan saking berbahayanya, pasukan KNIL dan tentara Belanda lainnya menggunakan tank serta menghargai kepala sang kapten sebesar 10 ribu gulden.
“Kapten Lukas Kustaryo kepalanya dihargai 10 ribu gulden oleh Belanda. Kustaryo dan pasukannya yang dicari-cari Belanda itu menjadikan Desa Rawagede (sekarang Desa Balongsari Kecamatan Rawamerta) sebagai basis gerilya.” tulis di akun Historia.
Penyerangan 9 Desember 1947
Pada 9 Desember 1947 pasukan Belanda yang terdiri dari sekitar 300-an serdadu militer KNIL memblokade jalan desa. Mereka pun siap memburu Lukas.
Saat itu tentara datang dengan menembaki warga desa yang hendak beraktivitas pagi sekitar pukul 04.00 WIB dan 06.00 WIB pagi. Mereka menggeledah seluruh rumah serta menembakinya untuk menemukan 'si Begundal Karawang' Lukas Kustaryo hingga larut malam.
Namun apa yang dicarinya tidak membuahkan hasil. Penyisiran pun terus berlangsung hingga malam hari. Pasukan Belanda menembaki siapa pun yang berani melawan hingga menelan korban jiwa sebanyak 431 orang, termasuk orang-orang yang tidak dikenal identitasnya.
Lolos dari Maut
Sehari sebelum kejadian tersebut, Lukas pun memilih bersembunyi di desa Pasirawi yang berjarak kurang lebih 2 kilometer dari Rawagede. Ia menghindari pasukan Belanda yang murka hingga akhirnya kapten Lukas pun lolos.
Namun pasukan Belanda yang dipimpin oleh Mayor Alphons J.H. Wijnen tetap tidak menemukan Lukas. Ia melampiaskan kekesalannya dengan menembaki para warga terutama remaja laki-laki yang tutup mulut akan keberadaan Lukas bersama pasukannya yang tergabung ke dalam Markas Gabungan Pejuang (MGP).
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Baca SelengkapnyaJenazah Lukas Enembe Akan Dibawa ke Papua, Rabu 27 Desember 2023 Besok
Lukas Enembe akan dibawa ke Papua pada Rabu, 27 Desember 2023 besok
Baca SelengkapnyaAda Sejumlah Luka, Pria Tewas Membusuk dalam Kamar Kos di Depok Diduga Korban Pembunuhan
Ada Sejumlah Luka, Pria Tewas Membusuk dalam Kamar Kos di Depok Diduga Korban Pembunuhan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wahyu Setiawan: KPK Bisa Menangkap Saya, tapi Kenapa Tak Bisa Tangkap Harun Masiku?
Wahyu Setiawan diketahui sudah bebas pada 6 Oktober 2023 dari Lapas Kedungpane, Semarang.
Baca SelengkapnyaPegawai Lapas Jakarta Terlibat Kasus 52 Kg Sabu, Berhasil Digagalkan!
Penangkapan dilakukan di dua lokasi berbeda, dimana salah satu tersangka ada pegawai Lapas.
Baca SelengkapnyaDalang Kerusuhan Pemakaman Lukas Enembe Ditangkap, Tersangka Ternyata Warga Jakarta
Bareskrim Polri menangkap seorang laki-laki inisial AB (30) diduga menjadi dalang kerusuhan pemakaman Lukas Enembe.
Baca Selengkapnya12 Pengeroyok Anggota Polisi Saat Hendak Bubarkan Tawuran Ditangkap
Akibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaUlar Besar ini Tak Punya Harga Diri, Berkali-kali Dibanting & Diomeli Emak-emak karena Memakan Ayamnya
Aksi emak-emak tangkap ular dengan tangan kosong, lalu banting ke tanah lantaran kesal.
Baca SelengkapnyaLukas Enembe Meninggal Dunia, Tinggalkan Kekayaan Rp33,78 Miliar
mendiang Lukas Enembe melaporkan aset kekayaan surat berharga senilai Rp1,26 miliar.
Baca Selengkapnya