Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Unik Masjid Caringin di Pandeglang, Tiangnya dari Satu Pohon Dibelah Empat

Kisah Unik Masjid Caringin di Pandeglang, Tiangnya dari Satu Pohon Dibelah Empat Masjid Caringin di Pandeglang. ©2022 kebudayaan.kemdikbud.go.id/Merdeka.com

Merdeka.com - Provinsi Banten menjadi salah satu daerah di Indonesia yang memiliki banyak masjid peninggalan masa lalu. Beberapa di antaranya memiliki kisah yang unik seperti Masjid Caringin yang ada di Kabupaten Pandeglang. Konon, pilar pada bangunan di dalam masjid ini menggunakan satu pohon yang dibelah menjadi empat.

Daya tarik Masjid Caringin tak sampai di situ. Dikisahkan masjid yang juga bernama Salafie/Salafiah ini pernah menjadi saksi bisu dari dahsyatnya letusan gunung api Krakatau tahun 1883 silam.

Sebelumnya, masjid ini merupakan peninggalan masyarakat muslim Banten di bawah pimpinan Gubernur Hindia Belanda, Herman Willem Daendels.

Berikut kisah uniknya, yang dirangkum Merdeka, Rabu (6/4).

Berada di Pinggir Jalan Carita, Pandeglang

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Masjid Caringin terletak di Jalan Raya Carita Km. 2, Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Posisinya persis berada di pinggir jalan, dengan dikelilingi tembok berwarna putih.

Masjid ini didirikan oleh Ki Agung Asnawi Caringin, sosok ulama asli desa setempat yang gigih melawan penjajah. Dahulu, di kawasan tersebut juga berdiri sebuah pesantren yang dikelola oleh Asnawi Caringin.

Pesantren yang didirikan Asnawi dan terletak di dekat masjid menjadi tempat untuk mendalami ilmu Agama Islam dengan spesialisasi ilmu fiqih, tasawuf, sampai ilmu beladiri. Sebelumnya Asnawi mempelajari ilmu itu dari Syekh Abdul Karim Tanara, yang merupakan ulama Banten yang tinggal di Makkah.

Pilarnya dari Satu Pohon yang Dibelah Empat

Saat memasuki area dalam bangunan masjid, tampak nuansa lawas begitu mendominasi. Dan yang menarik perhatian adalah empat pilar yang berada di dalam bangunan utama.

Sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Beranda Islami, pilar-pilar yang berfungsi sebagai penyangga utama setinggi 4 sampai 5 meter tersebut konon berasal dari satu pohon yang dibelah menjadi empat bagian.

Menurut pihak pengurus, kayu yang digunakan sebagai tiang utama itu merupakan kayu limus. Karena memiliki ukuran yang sangat besar, akhirnya dibagi menjadi empat bagian dan difungsikan sebagai penyangga atap.

Satu-satunya Bangunan yang Bertahan Dihantam Tsunami Krakatau

Masjid Caringin di masa lalunya juga tak luput dari bencana maha dahsyat erupsi Gunung Krakatau pada tahun 1883. Ketika itu letusannya menimbulkan gempa bumi dan gelombang Tsunami setinggi 120 kaki.

Akibat bencana itu, seluruh bangunan di sekitar masjid tersapu bersih oleh gelombang laut besar. Diperkirakan korban jiwa yang meninggal mencapai 35.500 orang.

Usai banjir reda, banyak ditemui bangunan serta rumah warga yang hancur hingga rata dengan tanah. Namun yang menarik, bagian mimbar masjid Caringin ditemukan tetap utuh, sehingga pengurus masjid merasa perlu merawatnya.

Diperkirakan, mimbar tersebut berasal dari abad 18. Hal itu tampak dari ukirannya yang terkesan lawas dengan karakter buah-buahan termasuk sisi kaligrafi Arab.

Pada tahun 1980-1981, Masjid Caringin ini pernah dipugar oleh Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan, Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala yang sekarang Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten.

Kegiatan renovasi tersebut merupakan upaya penyelamatan dari bahaya pelapukan. Selain itu membangun bangunan baru untuk tempat generator dan kamar mandi. 

Punya Penanda Waktu Sendiri

masjid caringin di pandeglang

Petunjuk waktu salat tradisional

©2022 kebudayaan.kemdikbud.go.id/Merdeka.com

Pada halaman timur masjid, terdapat istiwa atau alat penunjuk waktu yang menggunakan sinar matahari. 

Alat ini berbentuk seperti huruf L berukuran panjang 100 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 50 cm. Tubuhnya berbentuk kubus dengan bagian kaki yang berlapik (mirip tikar). Pada sisi utara dan selatan terdapat busur setengah lingkaran dan dibagi menjadi 12 bagian.

Sayangnya penunjuk waktu tersebut jarang digunakan karena banyak jemaah masjid yang tidak mengerti cara menggunakannya.

(mdk/nrd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menengok Sejarah Masjid Agung Palembang, Warisan Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam Abad 18

Menengok Sejarah Masjid Agung Palembang, Warisan Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam Abad 18

Kota Palembang memiliki ragam bangunan kuno yang sampai sekarang masih bisa dijumpai.

Baca Selengkapnya
Kisah Unik Masjid Mungsolkanas, Tertua di Bandung dan Namanya Pakai Bahasa Sunda

Kisah Unik Masjid Mungsolkanas, Tertua di Bandung dan Namanya Pakai Bahasa Sunda

Masjid unik ini gunakan nama bahasa Sunda bukan Arab. Ini fakta di baliknya.

Baca Selengkapnya
Kisah Masjid Perahu di Tebet yang Tersembunyi, Desainnya Unik dan Bikin Nyaman Beribadah

Kisah Masjid Perahu di Tebet yang Tersembunyi, Desainnya Unik dan Bikin Nyaman Beribadah

Keberadaan masjid ini jarang diketahui karena tersembunyi di antara gedung pencakar langit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pendaki Tersesat di Gunung Pangrango Berburu Barang Mustika

Pendaki Tersesat di Gunung Pangrango Berburu Barang Mustika

Belasan pendaki tersebut merupakan jemaah Majelis Buni Kasih.

Baca Selengkapnya
Sejarah Masjid Al-Mahmudiyah Suro, Masjid Tertua di Palembang yang Punya Tradisi Unik

Sejarah Masjid Al-Mahmudiyah Suro, Masjid Tertua di Palembang yang Punya Tradisi Unik

Masjid yang konon sudah berusia lebih dari satu abad ini memiliki nuansa Melayu yang begitu kental serta tradisi unik.

Baca Selengkapnya
Kisah Unik Desa Sinar Bandung di Lampung, Warganya 90% Sunda dan Pendukung Setia Persib

Kisah Unik Desa Sinar Bandung di Lampung, Warganya 90% Sunda dan Pendukung Setia Persib

Penduduk desa di sini 90% adalah orang Sunda dan pendukung setia Persib.

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah Masjid Kiai Muara Ogan, Berdiri di Pertemuan Sungai Musi dan Sungai Ogan Sejak Tahun 1871

Menilik Sejarah Masjid Kiai Muara Ogan, Berdiri di Pertemuan Sungai Musi dan Sungai Ogan Sejak Tahun 1871

Masjid ini memiliki kesamaan dengan Masjid Agung Palembang pada segi arsitektur.

Baca Selengkapnya
Masjid di Serang Ini Punya Desain Unik Mirip Kelenteng, Begini Potretnya

Masjid di Serang Ini Punya Desain Unik Mirip Kelenteng, Begini Potretnya

Masjid di Kota Serang ini arsitekturnya unik dan menyerupai klenteng

Baca Selengkapnya
Masjid 10 Lantai di Malang Berdiri Megah tanpa Arsitek, Dibangun Malam Hari Didesain Seorang Kiai

Masjid 10 Lantai di Malang Berdiri Megah tanpa Arsitek, Dibangun Malam Hari Didesain Seorang Kiai

Ada anggapan bahwa masjid ini tiba-tiba ada dan pembangunannya dibantu jin

Baca Selengkapnya