Kerep Disebut Pansos Saat jadi Relawan Covid-19, Dokter Tirta Ungkap Hal Ini
Merdeka.com - Sejak virus corona merebak di hampir seluruh wilayah tanah air, nama Dokter Tirta kerap mencuri perhatian publik. Pasalnya pria kelahiran Surakarta, 30 Juli 1991 ini selalu memberikan edukasi dan menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan di masa pandemi seperti saat ini.
Akibat kritik pedasnya yang ditujukan kepada sejumlah pejabat dan juga publik figur, tak jarang dokter lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini juga kerap mendapat celaan hingga dianggap panjat sosial (pansos) untuk meraih popularitas.
Namun baru-baru ini melalui saluran di channel youtube keluarga Anang Hermansyah yang di unggah pada Kamis (28/1/2021) kemarin, Dokter Tirta memberikan penjelasan.
Dokter Tirta Tidak Dibayar
Dalam video wawancara tersebut, pria dengan nama lengkap Tirta Mandira Hudi ini sempat menceritakan jika dirinya kerap mendapatkan tuduhan pansos. Meskipun demikian apapun yang dilakukan saat ini mulai dari edukasi hingga terjun kelapangan semuanya gratis tanpa ada bayaran.
"Aku mau nanya ni dulu di awal awal penanganan covid yang dilakukan pemerintah, berisik banget, tapi ya sekarang aku bilang kaya jadi jubir pemerintah, dan banyak yang curiga Dokter Tirta dibayar berapa si?" tanya Anang.
"Gratis kok pak, aku nggak dibayar" jawab Tirta.
Youtube - The Hermansyah A6
Latar Belakang Dokter Tirta Melakukan Edukasi
Dengan diberlakukannya PSBB di sejumlah wilayah tanah air mengakibatkan sejumlah acara dan event harus batal digelar. Hal ini lah yang melatarbelakangi Dokter Tirta untuk terjun langsung memberikan edukasi kepada masyarakat serta berharap pandemi segera usai.
"Aku tu cuma pengen, gini ceritanya bisnisku itu sepatu karo event pak, jadi pada waktu itu aku gor mikir (aku cuma mikir) di maret itu event ku batal 4, terus temen-temen ku juga batal mumet to pak (Pusing to pak), gara-gara event batal itu mas Anang" ucap Tirta.
Youtube - The Hermansyah A6
Disuruh Dosen
Lebih lanjut Dokter Tirta pun menceritakan, jika dirinya sempat disuruh oleh salah satu dosen saat dirinya menempuh pendidikan kedokteran untuk melakukan edukasi kepada masyarakat agar pandemi ini segera selesai.
"Nah aku di telpon dekan, Prof Ova ngomong, wes kamu punya awarenes mbok edukasikan kayak kamu jaman puskesmas, ngegas tu kamu biar cepet kelar biar kamu bisa event lagi" ucap tirta.
Youtube - The Hermansyah A6
(mdk/mif)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDokter Ungkap Kondisi Terkini Relawan Prabowo-Gibran di Sampang Korban Penembakan Usai Operasi
Tim dokter saat ini masih melakukan perawatan dan observasi terkait kemungkinan gejala sisa.
Baca SelengkapnyaIndonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengaku Dicabuli Dokter, Istri Pasien Serahkan Bukti Penting Ini ke Polisi
TA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca SelengkapnyaIDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaCiri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya secara Alami
Gejala radang tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi di mana tenggorokan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaLetjen TNI Eks Wamenhan Lulus S3 Raih Summa Cumlaude di Usia 71 Tahun, Kini Bergelar Doktor
Ternyata usia kepala 7 tak menghalangi pria kelahiran 30 Oktober 1952 ini untuk terus menambah ilmu.
Baca Selengkapnya