Ini Strategi yang Disiapkan Bandara Kertajati untuk Menarik Pengunjung di Tahun 2020
Bandara Kertajati. ©2018 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu
Merdeka.com - Bandara Kertajati yang terletak di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, merupakan bandara terbesar kedua setelah Bandara Soekarno Hatta. Pembangunan bandara yang juga dikenal sebagai Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) ini mulai dirintis ketika era Presiden Megawati Soekarno Putri. Uji kelayakan sudah dilaksanakan sejak 2003, sementara izin penetapan lokasinya sudah dimulai sejak 2005.
Sayangnya bandara yang memiliki kapasitas sebanyak 29 juta penumpang per tahun ini masih sepi pengunjung. Salah satu faktor penyebabnya adalah masih beroperasinya Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Jawa Barat.
Selain masih beroperasinya Bandara Husein Sastranegara, penyebab lain sepinya bandara yang menjadi kebanggaan warga Sunda tersebut adalah belum rampungnya Jalan Tol Cisumdawu. Nantinya ketika jalan tol ini beroperasi, waktu tempuh antara Bandung dengan Kertajati hanya 45 menit dan diharapkan bisa menarik pengguna transportasi udara tersebut.
Namun di sisi lain, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mempunyai strategi khusus untuk meningkatkan penerbangan di Bandara Kertajati tersebut. Gubernur yang akrab disapa kang Emil ini menjelaskan bahwa nantinya Bandara Kertajati akan menjadi salah satu bandara dengan fasilitas terlengkap di Jawa Barat.
Meninjau Kembali Masterplan Bandara
2018 Merdeka.com/Andrian Salam Wiyono
Ridwan Kamil meminta Direktur Utama BIJB, Salahudin Rafi untuk meninjau kembali masterplan bandara termegah di Jawa Barat itu. Sasaran utama dari peninjauan tersebut adalah mengarah pada titik tanah yang sudah dibebaskan dan bisa digunakan sebagai lahan investasi bandara.
Menyiapkan Bangunan Terintegrasi
Langkah jitu berikutnya yang disiapkan oleh Ridwan Kamil adalah dengan mengintegrasikan bangunan yang bisa menunjang sektor dari penerbangan tersebut. Contohnya dengan menyambungkan multi moda transportasi dengan fasilitas Car Park Indoor yang dipadukan dengan keberadaan hotel transit yang nanti akan memudahkan para penumpang yang singgah di Bandara Kertajati dengan waktu yang lama.
Melengkapi Fasilitas Bandara
2018 liputan6.com
Pihak bandara juga nantinya akan melengkapi fasilitas Cargo Village yang tentunya akan menambah kapasitas menjadi lebih luas dan sedikit melebihi dari Bandara Husein Sastranegara di Bandung hingga 6 sampai 8 ton per hari. Hal ini tentu sangat memudahkan bagi pengguna bandara di Kertajati terutama dengan tujuan ke wilayah di Indonesia timur, mengingat pasar kargo Indonesia menuju wilayah timur banyak yang menggunakan Kertajati.
Selain fasilitas kargo, pihak BIJB juga akan mempersiapkan MRO atau Maintenance, Repair & Overhail. MRO sendiri merupakan fasilitas penunjang bandara untuk kebutuhan perbaikan pesawat yang singgah di Kertajati. Kapasitasnya pun akan diperluas menjadi 40 hektar dari yang sebelumnya 15 hektar dan merupakan fasilitas MRO terbesar di dunia.
Menyiapkan Kereta Bandara
Selain berbagai fasilitas penunjang di bandara, BIJB juga nantinya akan menyiapkan fasilitas kereta bandara yang akan memudahkan akses penumpang dari luar kota. PT KAI sudah mempersiapkan rencana untuk membangun rel yang akan saling terhubung Cirebon - Kertajati, maupun Bandung - Kertajati. Saat ini PT KAI sudah mulai mereaktivasi rel-rel yang dianggap potensial, bahkan sudah mulai memberikan kompensasi kepada pemilik lahan untuk digunakan sebagai jalur aktif menuju bandara Kertajati. [nrd]
Baca juga:
Mulai 2020, Semua Jemaah Haji Asal Jabar Berangkat & Pulang dari Bandara Kertajati
Ridwan Kamil Minta Dirut Baru BIJB Realisasikan Pemberangkatan Haji & Umroh
Anggota DPRD Jabar Setuju Bandara BIJB Ganti Nama jadi BJ Habibie
Tanggapan Menhub Budi Soal Usulan Kertajati Ganti Nama Jadi Bandara BJ Habibie
Ridwan Kamil Buka-bukaan Penyebab Bandara Kertajati Tinggal Dilayani 2 Maskapai
Baca Selanjutnya: Meninjau Kembali Masterplan Bandara...
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami