Hari Valentine Menurut Islam, Bolehkah Ikut Merayakan?

Senin, 6 Februari 2023 13:15 Reporter : Andre Kurniawan
Hari Valentine Menurut Islam, Bolehkah Ikut Merayakan? Ilustrasi cinta. ©2015 Merdeka.com/www.sogoodwill.org

Merdeka.com - Seorang muslim dituntut untuk saling mencintai dan menyebarkan kasih sayang di antara orang-orang tanpa memandang warna kulit, ras, agama, atau pun latar belakang mereka. Namun, ini bukan berarti kita harus menghilangkan identitas kita atau menyalin dan meniru tradisi dan praktik kaum lain.

Tapi sayangnya, sesuai dengan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan banyak orang-orang dari golongan muslim justru mengikuti musuh Allah SWT dalam beberapa ritual dan kebiasaan mereka.

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim).

Salah satu contoh tradisi yang saat ini banyak dirayakan orang, termasuk umat muslim, adalah hari kasih sayang, atau yang kita kenal dengan Hari Valentine. Perayaan yang diperingati setiap tanggal 14 Februari ini dianggap sebagai perwujudan cinta atau kasih sayang.

Lalu, bagaimana Hari Velnetine menurut Islam?

Dalam artikel kali ini kami akan sampaikan penjelasan tentang Hari Valentine menurut Islam yang wajib diketahui setiap kaum muslimin.

2 dari 4 halaman

Sejarah Hari Valentine

Sebelum mengetahui bagaimana Valentine menurut Islam, Anda juga perlu tahu sejarah tentang hari kasih sayang ini.

Februari telah lama dikenal sebagai bulan romansa, dan Hari St. Valentine, seperti yang kita kenal sekarang, mengandung sisa-sisa tradisi Kristen dan Romawi kuno. Tetapi siapakah Santo Valentine itu, dan bagaimana dia dikaitkan dengan ritus kuno ini?

Mengutip dari laman history.com, Gereja Katolik mengakui setidaknya tiga orang kudus berbeda yang bernama Valentine atau Valentinus. Salah satu legenda menyatakan bahwa Valentine adalah seorang pendeta yang melayani pada abad ketiga di Roma. Ketika Kaisar Claudius II memutuskan bahwa pria lajang adalah prajurit yang lebih baik daripada mereka yang memiliki istri dan keluarga, dia melarang pernikahan bagi para pria muda. Valentine, menyadari ketidakadilan dekrit tersebut, menentang Claudius dan terus melakukan pernikahan untuk para pemuda secara rahasia. Ketika tindakan Valentine diketahui, Claudius memerintahkan agar dia dihukum mati.

Cerita lain menunjukkan bahwa Valentine dibunuh karena berusaha membantu orang Kristen melarikan diri dari penjara Romawi, di mana mereka sering dipukuli dan disiksa. Menurut salah satu legenda, seorang bernama Valentine yang dipenjara mengirim ucapan "valentine" pertama setelah dia jatuh cinta dengan seorang gadis muda yang mengunjunginya selama kurungannya. Sebelum kematiannya, diduga bahwa dia menulis surat bertanda "Dari Valentinemu" (From your Valentine), sebuah ungkapan yang masih digunakan sampai saat ini. Meskipun kebenaran di balik legenda Valentine masih belum jelas, semua cerita menekankan daya tariknya sebagai sosok yang simpatik, heroik, dan romantis.

Festival Pagan di Bulan Februari

Sejarah tentang Valentine tidak berhenti sampai disitu. Meski beberapa percaya bahwa Hari Valentine dirayakan untuk memperingati hari kematian seorang bernama Valentine, yang lain mengklaim bahwa perayaan ini merupakan upaya dari gereja Kristen untuk "mengkristenkan" perayaan pagan Lupercalia. Dirayakan pada ides Februari, atau 15 Februari, Lupercalia adalah festival kesuburan yang didedikasikan untuk Faunus, dewa pertanian Romawi, serta pendiri Romawi Romulus dan Remus.

Untuk memulai festival, anggota Luperci, sebuah ordo pendeta Romawi, akan berkumpul di gua suci tempat bayi Romulus dan Remus, pendiri Roma, yang diyakini dirawat oleh serigala betina. Para pendeta akan mengorbankan seekor kambing, untuk kesuburan, dan seekor anjing, untuk penyucian. Mereka kemudian akan mengupas kulit kambing menjadi potongan-potongan kecil, mencelupkannya ke dalam darah dan turun ke jalan, dengan lembut menampar wanita dan ladang dengan kulit kambing.

Wanita Romawi menyambut sentuhan kulit kambing ini karena diyakini membuat mereka lebih subur. Di kemudian hari, menurut legenda, semua wanita muda di kota itu akan memasukkan nama mereka ke dalam guci besar. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun. Tradisi ini sering berakhir dengan pernikahan.

3 dari 4 halaman

Valentine Menurut Islam

Hari Valentine menurut Islam adalah hal yang tidak perlu diikuti. Karena, menilik dari kisah-kisah sejarah tentang Hari Valentine, terlihat jelas bahwa tradisi ini adalah perayaan yang dilakukan oleh non-muslim dan juga bentuk paganisme.

Meskipun Valentine mengandung nilai kasih sayang dan cinta, namun realita yang terjadi hanya cinta yang semu. Orang-orang yang memeringati perayaan Valentine hanya mengandalkan cinta yang didasarkan pada hawa nafsu, dan pada akhirnya menggiring mereka pada perbuatan maksiat.

Bagaimana perayaan Valentine menurut Islam juga dijelaskan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa perayaan Valentine hukumnya haram. Pasalnya, Hari Valentine yang dirayakan setiap 14 Februari itu, lebih banyak diisi dengan hal-hal buruk dan tidak bermanfaat, seperti pesta, maksiat, dan mabuk-mabukkan.

Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2017, memeringatkan umat Islam bahwa merayakan Hari Valentine tanggal 14 Februari hukumnya haram. Hal ini didasarkan kepada alasan berikut:

  • Hari Valentine bukan termasuk dalam tradisi Islam.
  • Hari Valentine dikhawatirkan menjerumuskan pemuda muslim kepada pergaulan bebas, seperti berhubungan intim atau seks sebelum menikah.
  • Hari Valentine berpotensi membawa keburukan.
4 dari 4 halaman

Merayakan berarti Meniru Orang Kafir

Alasan kuat terkait pandangan Valentine menurut Islam adalah bahwa tradisi ini bukan termasuk ke dalam tradisi Islam, bahkan asal-usulnya pun berkaitan dengan perayaan non-muslim hingga paganisme.

Dalam Islam, kita dilarang untuk mengikuti atau meniru-niru perayaan orang kafir. Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, dan juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta dalam kesepakatan para ulama (ijma’). Dalam salah satu hadis shahihnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Barang siapa yang menyerupai sekelompok orang maka dia adalah bagian dari mereka.”

Mengutip dari rumaysho.com, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum, dan di antara salah satu bentuk menyelisihinya adalah dalam masalah uban. (Iqtidho’).

Hari Valentine adalah perayaan paganisme, yang kemudian diadopsi menjadi ritual agama Nasrani. Valentine menurut Islam adalah sesuatu yang dilarang untuk dirayakan, karena merayakan Hari Valentine berarti meniru-niru perayaan orang kafir.

[ank]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini