Hadapi Potensi Gelombang Kedua Covid-19, Jabar Siapkan Swasembada Alat Medis
Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sudah mempersiapkan strategi untuk menghadapi kemungkinan datangnya gelombang kedua Covid-19 di wilayahnya.
Gubernur yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 di Jawa Barat tersebut menjelaskan jika gelombang dua Covid-19 mungkin saja terjadi, namun akan lebih kecil dampaknya karena persiapan yang dilakukan lebih baik.
Swasembada Alat Kesehatan
Ilustrasi Alat tes Corona
©2020 Merdeka.com/shutterstock
Dilansir dari humas.jabarprov.go.id, mantan Wali Kota Bandung tersebut menjelaskan jika dari sisi kesiapan peralatan maupun kesadaran masyarakat menjaga protokol kesehatan saat ini sudah lebih baik. Pihaknya kini sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi sejumlah peralatan kesehatan, termasuk alat PCR untuk tes massal.
"Jabar sekarang bisa swasembada, itu mungkin bedanya Jabar dengan provinsi lain dan ini yang membuat kami lebih tenang terkait persiapan-persiapan kalau terjadi gelombang kedua," kata Ridwan Kamil.
Ia menyebut jika saat ini Jawa Barat sudah mampu memproduksi hingga 100.000 alat PCR setiap minggunya.
Mengoptimalkan Industri Manufaktur
Humas Provinsi Jawa Batat ©2020 Merdeka.com
Saat ini 60 persen poros industri manufaktur di Indonesia berada di Jawa Barat. Ketika memasuki masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, beberapa dari industri manufaktur tersebut beralih produksi untuk membuat beragam alat kesehatan hingga Alat Pelindung Diri (APD).
Perusahaan alutsista milik pemerintah juga saat ini telah mampu memproduksi ventilator dan alat PCR. Selain itu, provinsinya juga proaktif melibatkan beragam institusi di ranah pendidikan untuk memproduksi sendiri alat rapid test yang lebih akurat dan terjangkau. "60 persen industri hi-tech ada di Jabar maka saat ada COVID-19 industri ini kita koordinasikan memproduksi alat-alat perang melawan COVID-19. Maka per hari ini kita ventilator sudah swasembada. APD sangat mencukupi bahkan masker bedah berlimpah, alat rapid test juga bikin sendiri, alat PCR bisa diproduksi 100 ribu per minggu," papar gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini.
Penanganan Mandiri
Sebelumnya, Ridwan Kamil juga menjelaskan jika di awal merebaknya kasus Covid-19 di Jawa Barat, pihaknya belum memproduksi sendiri alat kesehatan untuk melawan Covid-19. Ia selalu menunggu kiriman dari Pemerintah Pusat yang harga barangnya cukup mahal karena harus impor. Hal ini menurutnya menjadi salah satu penyebab terlambatnya penanganan virus Corona.
"Sebelumnya kita nunggu drop-dropan dari Pemerintah Pusat, harga barangnya mahal dan harus impor jadi mau gerak cepat melawan musuh pun lambat, tapi sekarang semua in control jadi saya bisa pesan langsung, datangi pabriknya, lakukan tindakan dan buat keputusan," tuturnya.
Saling Bekerja Sama
©2020 Merdeka.com
Dirinya juga berpesan agar masyarakat Jawa Barat terus meningkatkan kewaspadaan terkait penyebaran Covid-19 di masa transisi new normal seperti sekarang. Ia mengibaratkan saat ini seperti dalam kondisi berperang. Semua yang mengaku warga Indonesia harus turut serta bela negara, baik dengan ilmu, harta, maupun tenaganya, termasuk untuk selalu menerapkan segala protokol kesehatan.
"COVID-19 bukan kewajiban pemerintah saja karena kita ini lagi perang maka semua yang mengaku WNI harus ikut serta bela negara dengan menyumbangkan apapun termasuk melakukan kedisiplinan itu juga bela negara. Bedanya sekarang yang di depan dalam perang ini adalah tenaga kesehatan," ujarnya.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
3 Pekan Kampanye, Bawaslu Jabar Temukan 10 Jenis Dugaan Pelanggaran
Sejak tahapan kampanye Pemilu 2024 dimulai pada 28 November 2023, Bawaslu Jawa Barat mencatat 10 jenis dugaan pelanggaran di 22 kota dan kabupaten.
Baca SelengkapnyaPemudik Diprediksi Meningkat, Polda Jabar Siapkan Skema One Way dan Contra Flow
Pihak Kepolisian dan Pemprov Jawa Barat menyiapkan petugas, sarana prasarana, hingga rekayasa lalu lintas mengantisipasi peningkatan pemudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaPemprov Jabar Ingatkan Tempat Hiburan Malam Tak buat Gaduh Selama Ramadan, Polisi Gencar Patroli Awasi Balap Liar
Kegiatan SOTR kerap disertai dengan iring-iringan kendaraan bermotor pada malam hari jelang subuh
Baca SelengkapnyaJokowi soal Banjir di Demak-Kudus: Kementerian PUPR Kerja Siang Malam Tutup Tanggul Jebol
Sebanyak enam tanggul jebol pascahujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Jawa Tengah pada Rabu (13/3).
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil Diperiksa Bawaslu Jabar Terkait Dugaan Pelanggaran Kampanye di Tasikmalaya
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat mencecar Ridwan Kamil dengan puluhan pertanyaan terkait laporan dugaan pelanggaran kampanye di Tasikmalaya.
Baca Selengkapnya