Gaet Pemuka Agama, Begini Cara Garut Cegah Radikalisme
Merdeka.com - Radikalisme dan kekerasan antar umat belakangan menjadi fenomena yang kembali mencuat. Sebagai bentuk perlawanan atas tindakan perpecahan antar sesama tersebut, Kementerian Agama (Kemenag), bersama Badan Amil Zakat Nasional serta Pemerintah Daerah Garut pun melakukan sejumlah antisipasi.
Upaya tersebut dilakukan dengan cara mengajak sekitar 150 Penyuluh Agama Honorer (PAH) di wilayah Kabupaten Garut untuk meningkatkan semangat persatuan umat agar terhindar dari berbagai macam bentuk perpecahan.
Bupati Garut, Rudy Gunawan menekankan di tengah kembali maraknya aksi kekerasan serta radikalisme, nilai Pancasila serta Bhineka Tunggal Ika menjadi unsur penengah yang baik.
“Sedangkan habluminallah itu tidak ada yang lain-lain, hanya Allah dan sunah-sunah Rasulullah serta ijtima-ijtima ulama juga,” ujar dia menyampaikan pada Rabu (07/04) seperti dilansir Merdeka dari Liputan6.
Memberikan Pembekalan Anti Radikalisme
©2021 Liputan6/Merdeka.com
Salah satu upaya menghentikan aksi radikalisme dan kekerasan tersebut dengan memberikan pembekalan kepada ratusan penyuluh agama tersebut.
Rudy mengungkapkan, penyampaian informasi tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kedaulatan bangsa dan menghindari sikap radikalisme yang berpotensi memecah belah umat.
Sehingga menurutnya dirasa penting untuk para penyuluh agama untuk menyampaikan pesan persatuan kepada umat, sekaligus melakukan pembinaan terkait radikalisme yang menyangkut moderasi keagamaan.
“Sampaikan informasi tersebut sebagai suatu pembinaan yaitu tentang radikalisme,” ujar Rudy.
Mencegah Penyampaian Pesan Radikalisme
Terkait pembekalan materi antiradikalisme tersebut, Kepala Kemenag Kabupaten Garut, Cece Hidayat mengharapkan agar para penyuluh agama menjadi medium penyampai pesan keagamaan yang mempersatukan masyarakat.
Dia juga menerangkan bahwasanya, materi wawasan kebangsaan yang disampaikan begitu penting untuk menghindari sikap radikalisme atas nama agama dan intoleransi antar agama.
“Penyuluh agama punya kewajiban untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat, bukan justru menjadi biang keladi radikalisme dan intoleransi,” terang Cece.
Cece menambahkan, radikalisme yang berlawanan dengan Pancasila, Undang-Undang 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan (Negara) Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bisa berdampak buruk akan nutrisi kebangsaan.
“Nutrisi kebangsaan kita akan hilang karena kita punya pemahaman yang radikal, yang menjelek-jelekkan kelompok yang lain, mengkafir-kafirkan kelompok yang lain,” ujarnya.
Pemberian Materi Tentang Zakat untuk Kesejahteraan Umat
Adapun, dalam kesempatan itu tak hanya menyampaikan pesan soal wawasan kebangsaan, namun juga menekankan tentang pentingnya memahami peran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) di lingkungan penyuluh agama honorer.
”Sehubungan memasuki bulan suci ramadan, BAZNAS melakukan roadshow tentang pemberian zakat,” ujar Ketua Baznas Garut Aas Kosasih.
Diketahui, jika bulan ini, Baznaz Kabupaten Garut akan mendapatkan zakat profesi sebsar Rp2,2 Miliar.
Suntikan tersebut diperoleh dari kalangan guru di bawah komando Disdik Garut, terutama sertifikasi guru.
“Mudah-mudahan tanggal 10, 11, 12 akan masuk ke kita 2,2 miliar, juga dinas kesehatan ada tambahan signifikan, kemudian kementerian agama,” ujarnya
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama
Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaJadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaKampung di Garut Ini Hanya Dihuni Kaum Perempuan, Begini Kisah di Baliknya
Tak hanya penghuninya yang unik, kondisi alam dan pemandangan di sekitarnya juga mencuri perhatian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaPBNU: Rajut Kembali Persatuan dan Jaga Perdamaian Pasca-Pemilu
fanatisme perlu dinetralisir dengan mengingatkan bahwa Pemilu hanyalah alat untuk memilih bukan untuk memecah belah bangsa.
Baca SelengkapnyaMenistakan Agama dan Hina Ulama, Pria Asal Gowa Ditangkap
Z merupakan pimpinan kelompok yang menamakan Taklim Makrifat.
Baca SelengkapnyaNahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian
Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian
Baca SelengkapnyaGara-Gara Pasang Alat Peraga Kampanye di Masjid, Caleg PKS Dipukul Sampai Berdarah
Caleg PKS ini telah membuat laporan ke polisi terkait pemukulan itu, pada Sabtu (13/1) lalu.
Baca SelengkapnyaHak Angket Dugaan Kecurangan Pemilu: Berujung ke Mana?
Isu hak angket digulirkan untuk mengusut kecurangan Pemilu. Bermula dan berujung ke mana?
Baca Selengkapnya