Merdeka.com - Empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bekasi dikabarkan terpapar Covid-19. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Lapas, Heri Sulistyo dalam keterangan tertulisnya via Liputan6.

Menurut Heri, setelah kejadian tersebut timnya langsung melakukan tracing kepada para tahanan lain serta petugas lapang yang dimungkinkan melakukan kontak erat dari empat tahanan titipan kejaksaan tersebut.

Pihak lapas pun langsung melakukan penanganan dengan berkoordinasi bersama pihak kejaksaan. Saat ini, keempat tahanan tersebut telah menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta.

"Kami langsung tracing setelah hasil swab test 4 tahanan titipan tersebut dinyatakan positif," kata Heri, Sabtu (19/9/2020).

Melakukan Swab Terhadap Terkontak Erat

©2020 Merdeka.com/liputan6.com

Setelah melakukan tracing, pihak lapas pun langsung mengadakan tes swab demi menghindari penyebaran virus di lingkungan lapas, serta mengembalikan kondusifitas seperti semula.

"Alhamdulillah, baik petugas maupun tahanan tidak ada yang positif. Lingkungan di dalam lapas kondusif," ujar Heri.

Digelar Rapid Tes Secara Rutin

Selain itu, pihak lapas juga rutin menggelar rapid test kepada seluruh petugas yang dilakukan setiap dua minggu sekali. Hal tersebut terus dilakukan demi mengantisipasi kemungkinan terbawanya virus dibawa oleh para petugas dari luar.

Menurutnya, ancaman Covid-19 bisa sangat mungkin masuk ke dalam lingkungan sehingga pihaknya terus memantau kondisi petugas yang beraktivitas.

"Ancaman virus kan datangnya dari luar lapas. Jadi kami harus memastikan para petugas kami tidak membawa penyakit dari luar," paparnya.

Disemprot Disinfektan

Selain tracing, lanjut Heri, pihaknya juga melakukan kerja sama dengan tim Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi untuk menghentikan penyebaran Covid-19 melalui penyemprotan disinfektan di seluruh area Gedung di Lapas Kelas II A Bekasi.

Diketahui empat tahanan titipan kejaksaan di Lapas Kelas IIA, terkonfirmasi positif Covid-19 usai menjalani tes rapid dan swab yang dilakukan secara massal.

"Baru datang ke sini mereka sudah langsung di-rapid, hasilnya reaktif. Oleh kepala kamar kemudian langsung diisolasi terpisah," ucap Heri.