Merdeka.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Jawa Barat mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga daya tahan tubuh untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan. Salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan dengan tidak mengonsumsi makanan sisa.

Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian, Senin (20/3), saat bulan Ramadan kecenderungan masyarakat adalah menyimpan makanan sisa karena merasa sayang jika dibuang. Kondisi ini juga memungkinkan makanan tersebut dipanaskan atau diolah berkali-kali sehingga menurunkan daya tahan tubuh.

"Apalagi sekarang cuaca tidak menentu. Kadang hujan besar, kadang panas. Kuncinya meningkatkan daya tahan tubuh. Kalau tidak, kita mudah terserang beragam penyakit," kata dia, merujuk laman Pemkot Bandung.

Makanan Sisa yang Diolah Lagi Bisa Sebabkan Diare

Ilustrasi makanan busuk ©2021 pixabay/Merdeka.com

Menurutnya, makanan sisa kemarin yang sudah kehilangan vitamin akibat diolah berkali-kali memungkinkan dihinggapi bakteri pemicu beragam penyakit. Ia pun menyebut diare menjadi salah satu dampaknya jika tak memperhatikan kondisi makanan.

"Akhirnya makanan itu tidak dibuang, tapi disimpan dan dihangatkan berkali-kali. Sampai sebetulnya sudah tidak boleh lagi dikonsumsi karena sudah rusak makanannya, vitaminnya juga sudah tidak ada. Malah sudah ada bakteri yang bisa menyebabkan penyakit," ujarnya.

Selama bulan Ramadan, makanan akan berlimpah tersedia di rumah sehingga ia meminta agar disesuaikan dengan kebutuhan agar tidak terbuang.

Makanan Ada Batas Kedaluwarsanya

Membeli makanan seperlunya akan menghindari penumpukan yang berlebih seperti di kulkas atau di lemari. Namun ia menekankan bahwa makanan apapun memiliki batas kedaluwarsa yang perlu diperhatikan.

"Jangan menumpuk makanan berlebihan. Kemudian jangan konsumsi makanan yang sudah 'rusak'. Sebagian jenis makanan ada yang aman untuk ditaruh di kulkas. Tapi, tetap ada batas kedaluwarsanya," imbaunya.

Dalam kesempatan itu, dirinya juga menyampaikan tentang sebaran Covid-19 di wilayah Bandung kota yang sudah menunjukkan tanda-tanda pelandaian. Ia juga berharap masyarakat waspada akan penyakit yang berpotensi menyerang saat pancaroba seperti flu dan DBD.

"Penyintasnya pun tidak ada yang sampai sakit parah. Hanya sedang atau ringan. Malah sebagian besar itu ringan. Jadi, masyarakat sudah boleh buka bersama. Rumah sakit juga sudah hampir kosong," imbuhnya.