Merdeka.com - Istilah fast food atau makanan cepat saji, umumnya mengacu pada makanan yang ingin dikonsumsi orang dengan cepat, baik di dalam maupun di luar lokasi. Makanan cepat saji dicirikan sebagai alternatif yang cepat, mudah diakses dan murah untuk makanan rumahan, menurut National Institutes of Health (NIH).
Ada banyak bukti dari penelitian yang menunjukkan berbagai efek kesehatan negatif dari konsumsi fast food, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Dampak fast food ini dinilai dapat mengakibatkan bagian penting tubuh menjadi terganggu.
Salah satu penyebab fast food dinilai negatif adalah karena makanan ini biasanya tidak banyak mengandung nutrisi. Menurut ulasan tahun 2015, makanan cepat saji cenderung mengandung berbagai zat yang umumnya tidak sehat, seperti gula, garam, lemak jenuh atau trans, dan banyak pengawet dan bahan olahan.
Jadi jangan heran jika fast food dianggap dapat menyebabkan masalah kesehatan pada organ vital tubuh Anda. Berikut beberapa dampak fast food bagi kesehatan tubuh yang telah kami rangkum dari laman Healthline.
Dampak fast food yang pertama ada pada pencernaan dan kardiovaskular. Sebagian besar makanan cepat saji, termasuk minuman dan makanan pendamping, sarat dengan karbohidrat dengan sedikit atau bahkan tanpa serat. Ketika sistem pencernaan Anda memecah makanan ini, karbohidrat dilepaskan sebagai glukosa (gula) ke dalam aliran darah. Akibatnya, gula darah Anda meningkat.
Pankreas Anda merespon lonjakan glukosa dengan melepaskan insulin. Insulin mengangkut gula ke seluruh tubuh Anda ke sel-sel yang membutuhkannya sebagai energi. Saat tubuh Anda menggunakan atau menyimpan gula, gula darah Anda akan kembali normal.
Proses gula darah ini sangat diatur oleh tubuh Anda, dan selama Anda sehat, organ Anda dapat menangani lonjakan gula dengan baik. Tetapi, konsumsi karbohidrat dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah berulang kali.
Seiring waktu, lonjakan insulin ini dapat menyebabkan respons insulin normal tubuh Anda goyah. Ini meningkatkan risiko resistensi insulin, diabetes tipe 2, dan penambahan berat badan.
Dampak fast food yang kedua lonjakan gula dan lemak. Banyak makanan cepat saji telah menambahkan gula. Itu tidak hanya menambahkan kalori ekstra, tetapi juga nutrisi yang sedikit. The American Heart Association (AHA) menyarankan untuk makan 100 hingga 150 kalori dari gula tambahan per hari. Takaran itu sekitar enam hingga sembilan sendok teh.
Namun, banyak minuman cepat saji memiliki kandungan lebih dari itu. Sekaleng soda 12 ons mengandung 8 sendok teh gula. Itu sama dengan 140 kalori, 39 gram gula, dan tidak ada yang lain.
Sedangkan lemak trans adalah lemak buatan yang dibuat selama pemrosesan makanan. Ini biasanya ditemukan di:
Tidak ada jumlah lemak trans yang baik atau sehat. Makan makanan yang mengandung lemak trans dapat meningkatkan LDL (kolesterol jahat), menurunkan HDL (kolesterol baik), dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Advertisement
Dampak fast food yang ketiga yakni bisa sebabkan lonjakan natrium dalam tubuh. Kombinasi lemak, gula, dan sodium (garam) juga bisa membuat makanan cepat saji lebih enak bagi sebagian orang. Tetapi diet tinggi natrium dapat menyebabkan retensi air, itulah sebabnya Anda mungkin merasa kembung setelah makan makanan cepat saji.
Diet tinggi natrium juga berbahaya bagi orang yang menderita tekanan darah. Sodium dapat meningkatkan tekanan darah dan memberi tekanan pada jantung dan sistem kardiovaskular Anda.
Menurut sebuah penelitian, sekitar 90 persen orang dewasa meremehkan jumlah natrium yang tinggi dalam makanan cepat saji mereka.
Dampak fast food yang keempat ada pada sistem pernapasan Anda. Kelebihan kalori dari makanan cepat saji dapat menyebabkan penambahan berat badan. Hal ini dapat menyebabkan obesitas, dan masalah tersebut dapat meningkatkan risiko masalah pernapasan, termasuk asma dan sesak napas.
Berat badan ekstra dapat memberi tekanan pada jantung dan paru-paru Anda. Anda mungkin mengalami kesulitan bernapas saat berjalan, menaiki tangga, atau berolahraga. Bagi anak-anak, risiko masalah pernapasan sangat jelas. Satu studi menemukan bahwa anak-anak yang makan makanan cepat saji setidaknya tiga kali seminggu lebih mungkin mengembangkan asma.
Dampak fast food yang kelima dapat mengganggu sistem saraf pusat. Makanan cepat saji dapat memuaskan rasa lapar dalam jangka pendek, namun hasil jangka panjangnya tidak begitu baik. Orang yang makan makanan cepat saji dan kue-kue olahan 51 persen lebih mungkin mengalami depresi daripada orang yang tidak makan makanan tersebut atau makan sangat sedikit.
Dampak fast food yang berikutnya dapat mengganggu sistem reproduksi Anda. Bahan-bahan dalam junk food dan fast food juga dinilai dapat berdampak pada kesuburan Anda. Satu studi menemukan bahwa makanan olahan mengandung ftalat. Ftalat adalah bahan kimia yang dapat mengganggu cara kerja hormon dalam tubuh Anda. Paparan bahan kimia tingkat tinggi ini dapat menyebabkan masalah reproduksi, termasuk cacat lahir.
Karbohidrat dan gula dalam makanan cepat saji dan makanan olahan dapat meningkatkan asam di mulut Anda. Asam ini dapat merusak email gigi. Saat email gigi menghilang, bakteri dapat bertahan, dan gigi berlubang dapat berkembang.
Obesitas juga dapat menyebabkan komplikasi dengan kepadatan tulang dan massa otot. Orang yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih besar untuk patah tulang. Penting untuk terus berolahraga guna membangun otot yang menopang tulang Anda, dan menjaga pola makan yang sehat untuk meminimalkan pengeroposan tulang. [ank]
Baca juga:
Bahaya Makanan Junk Food bagi Tubuh, Pengaruhi Kesehatan Jantung dan Hormon
Muda Mudi Borong 1 McDonald, Semua Pembeli Diberi Gratis, Sisanya Diberi Panti Asuhan
Asal Usul Hamburger dan Pengolahannya yang Dikategorikan Junk Food
Advertisement
Viral Aksi Siswa Paud Parodikan Aksi Panggung Rhoma Irama, Curi Perhatian Warganet
Sekitar 2 Jam yang laluSambut Hari Raya Iduladha, Intip Momen Fuji Beli Hewan Kurban
Sekitar 2 Jam yang laluCerita Masa Lalu Atta Halilintar, Jadi Tukang Parkir demi Bayar Sewa Rumah
Sekitar 3 Jam yang laluWarga Tangerang Ubah Limbah Kayu Jadi Hiasan Bunga Cantik, Omzetnya Rp15 Juta Sebulan
Sekitar 8 Jam yang laluBumbu Lapis Daging ala Rumahan, Enak dan Menggugah Selera
Sekitar 8 Jam yang lalu40 Kata-kata Semangat Beribadah, Inspiratif dan Penuh Makna Mendalam
Sekitar 8 Jam yang laluPekerja Migran Indramayu Sakit Keras di Arab Saudi, Tak Bisa Pulang & Terancam Denda
Sekitar 9 Jam yang laluPemkab Cianjur Sosialisasikan PeduliLindungi untuk Beli Minyak Goreng, Ini Aturannya
Sekitar 10 Jam yang laluKenangan Atta Halilintar di Masa Kecil, Sekolah Pakai Seragam Bekas
Sekitar 12 Jam yang laluMengenal Amalan 10 Hari Pertama Bulan Zulhijah, Berikut Keutamaannya
Sekitar 14 Jam yang laluTinggal Kenangan, Ini Kedekatan Detri Warmanto dan Ayah Mertua Almarhum Tjahjo Kumolo
Sekitar 1 Hari yang laluCara Memutihkan Wajah Pria dengan Jeruk Nipis, Efektif dan Mudah Dilakukan
Sekitar 1 Hari yang laluJenis Penyakit Payudara yang Penting Diwaspadai, Jangan Anggap Sepele
Sekitar 1 Hari yang laluSetahun Menikah, Intip Potret Kebersamaan Mumuk Gomez dan Suami
Sekitar 1 Hari yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 1 Hari yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluIndonesia dan UAE Sepakati IUAE-CEPA, Ini Isinya
Sekitar 22 Jam yang laluJokowi Bertemu Presiden MBZ di Istana Al Shatie
Sekitar 1 Hari yang laluAlasan Jokowi Tak Pernah Pakai Rompi Antipeluru saat Kunjungi Negara Perang
Sekitar 1 Hari yang laluMomen Hangat Pertemuan Jokowi dan Putin di Istana Kremlin
Sekitar 1 Hari yang laluUpdate Kasus Covid-19 Hari Ini per 2 Juli 2022
Sekitar 2 Jam yang laluPeneliti Jurnal Lancet: Covid-19 Kemungkinan Berasal dari Laboratorium AS
Sekitar 13 Jam yang laluWNA Jadi Salah Satu Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Bali
Sekitar 23 Jam yang laluUpdate Kasus Covid-19 Hari Ini 1 Juli 2022
Sekitar 1 Hari yang laluCEK FAKTA: Tidak Benar Kasus Positif Covid-19 Sengaja Dinaikkan Jelang Iduladha
Sekitar 1 Hari yang laluKasus Covid-19 Kian Terkendali, Belanja APBN Sektor Kesehatan Lebih Hemat
Sekitar 1 Hari yang laluKorea Utara Sebut Wabah Covid Muncul Setelah Warga Sentuh "Benda Alien"
Sekitar 1 Hari yang laluKasus Covid-19 Meningkat, Pemerintah Ketatkan Aturan Masker di Luar Ruangan
Sekitar 1 Hari yang laluLelah dengan Lockdown, Miliarder Video Game China Ingin Pindah ke Negara Lain
Sekitar 1 Hari yang laluCovid-19 Melonjak Lagi di Depok, Kasus Harian Lampaui 100
Sekitar 1 Hari yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 2 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 4 Minggu yang laluMPR Bandingkan Ketidakadilan terhadap Rusia dengan Israel yang Jajah Palestina
Sekitar 1 Jam yang laluPKS: Terobosan Jokowi Mendamaikan Rusia-Ukraina Harus Diikuti Negara Lain
Sekitar 5 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami