Cerita Yohan Wijaya, Pria Asal Pangandaran yang Raup Untung Rp8 M dari Serabut Kelapa
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia, banyak melumpuhkan sektor usaha. Namun hal yang berbeda justru dirasakan oleh Yohan Wijaya (37), seorang pengusaha limbah serabut kelapa di Kecamatan Parigi, Pangandaran, Jawa Barat.
Di masa sulit seperti sekarang, Yohan justru kewalahan melayani pesanan kreasi serabut kelapa. Ia berhasil menyulap produk media tanam organik yang biasa disebut Cocofeat dan Cocofiber menjadi beragam produk kreatif.
Seperti dilansir dari Liputan6, produk unggulannya tersebut ia pasarkan hingga ke luar negeri. Produk bantalan jok mobil, belt lading, peredam, pengganti kom, hingga pembuatan matras, tali, kasur, sofa dikirim hingga ke Tiongkok dan Jepang.
"Kecuali Februari hingga Mei saat China lockdown total, sekarang malah kami kelabakan akibat banyaknya permintaan," ujar Yohan, di pabriknya Kampung Sidahurip, Desa Cinta Karya, Kecamatan Parigi, Pangandaran, Rabu (11/11).
Berawal dari Banyaknya Limbah Kelapa yang Tak Terpakai
Kisah pengrajin serabut kelapa di Pangandaran yang raup omzet hingga Rp 8 M ©2020 Merdeka.com
Bisnis yang Yohan jalani berawal saat melihat banyaknya limbah dari kelapa di sekitar desanya tersebut. Bahkan disebutkan bahwa limbah itu termasuk kategori limbah yang dianggap meresahkan lingkungan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Pangandaran.
Sejak saat itu, mulai 2016 bersama Koperasi Produsen Mitra Kelapa (KPMK) Yohan berusaha mengambil peluang untuk mengolahnya limbah tersebut. Ia olah Cocofeat dan Cocofiber menjadi produk yang memiliki nilai jual cukup tinggi.
"Cocofeat ini awalnya pada 2015 lalu dinyatakan limbah yang meresahkan lingkungan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Pangandaran, ada dua produksi olahan, kulitnya atau tapasnya kita urai menjadi serat untuk ekspor ke China, serta cocofeat untuk media tanam" jelas Yohan.
Bahkan ia merincikan jika pasar ekspornya sudah mulai meluas hingga ke negara-negara lain seperti Korea Selatan, Belgia, Jerman, ada juga dari Israel untuk media tanam.
Menggerakkan Karang Taruna Setempat
Yohan menyebut, di masa pandemi seperti sekarang berupaya menggerakkan sumber daya manusia yang tersedia di karang taruna. Mengingat banyaknya limbah kelapa yang tak terpakai di wilayah sekitar tempat tinggalnya. "Kami ini awalnya karang taruna kemudian digerakkan untuk mengolah serabut kelapa ini," ujarnya
Usaha yang terbilang sukses itu bisa dijadikan sebagai solusi di tengah tingginya angka pengangguran saat pandemi Covid-19. Pengolahan limbah sabut kelapa bisa menjadi usaha menjanjikan yang menghasilkan bagi masyarakat.
"Targetnya tahun depan kalau bisa di 100 kontainer satu tahun, kendala saat ini satu cuaca," kata dia.
Meraup Omzet hingga Rp8 Milyar per Tahun
Yohan mengungkapkan, dalam menjalankan usahanya ini ia bisa meraup omzet hingga Rp8 milyar per tahun. Ia dapat memenuhi pesanan sekitar lima sampai delapan kontainer dalam satu bulan, atau jika dihitung bisa mencapai 65 armada per tahun.
Jumlah tersebut ternyata masih belum bisa memenuhi pesanan. Pasalnya permintaan seluruh buyer dapat mencapai 200 kontainer.
"Ini baru 5 persen yang kita penuhi permintaan dari satu buyer, padahal satu buyer itu ke kita minta hampir 200 kontainer per bulan, (Omzetnya) Sekitar Rp8 miliar per tahun" jelas Yohan.
Memotivasi Masyarakat Lain
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksanaan Pengembangan UMKM Keuangan Inklusif dan Syariah BI Tasikmalaya Yusi Yuliana, menilai jika KPMK Pangandaran cerdik melihat peluang. Terutama saat masa sulit yang banyak berdampak seperti sekarang.
"Sebelumnya sabut kelapa ini tidak termanfaatkan, sekarang bisa dimanfaatkan bahkan bisa menembus pasar ekspor," ujarnya.
Yusi berharap apa yang dilakukan Yohan dan kelompoknya bisa menjadi solusi sekaligus motivasi bagi masyarakat lain. Khususnya dalam upaya mengoptimalkan sumber daya alam di lingkungan sekitar terutama yang tak terpakai.
"KPMK ini cukup sukses, baru didirikan 2016, tapi dalam kurun waktu tiga, empat tahun ini bisa menembus pasar ekspor," ujar dia.
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaPria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng
Sempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaPerempuan di Malang Ditangkap Setelah Kemas Ulang Beras Subsidi Jadi Beras Premium
EH sudah ditahan dan terancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp2 miliar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lebaran Bawa Berkah, Pedagang Ikan Hias Raup Omzet Rp5 Juta dalam Semalam
Bila sebelumnya paling banyak menghasilkan Rp1,5 juta, dia mengaku kali ini ada puluhan ikan peliharaannya itu diborong pembeli.
Baca SelengkapnyaPerusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaKisah Perajin Seni Liping di Sukoharjo, Mulai dari Jualan di Jalanan Hingga Produknya Terkenal ke Mancanegara
Bejo Wage Suu pada awalnya merupakan seorang teknisi bengkel yang belajar seni liping secara otodidak
Baca SelengkapnyaBerkat Usaha Ayam Kampung, Pemuda Indramayu Ini Sukses Raup Omzet hingga Ratusan Juta Rupiah
Pemuda 30 tahun ini sempat merasakan jatuh bangun saat membangun usaha ternak ayam kampung ini.
Baca SelengkapnyaKisah Pemuda Asal Bali Jual Tanaman Liar Senilai Rp10 Juta, Cuan Besar Bikin Ketagihan
Sejak mengerti peluang bisnisnya, pemuda ini membudidayakan tanaman simbar.
Baca SelengkapnyaTak Punya Lahan dan Hanya Modal Rp2 Juta, Pria Magelang Ini Sukses Bertani Pepaya Hasilnya Bisa Buat Beli Mobil dan Umrah
Sebelum bertani pepaya, ia telah berkali-kali gagal membangun usaha di bidang lain.
Baca Selengkapnya