Merdeka.com - Sebagai salah satu bahan makanan, sayuran biasanya kerap dikonsumsi masyarakat dengan berbagai olahan, tak terkecuali mi. Seperti yang dilakukan sekelompok warga di Kelurahan Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat ini.

Mereka berinovasi menciptakan mi dari sayuran hidroponik yang ditanam di wilayah mereka sendiri. Disebutkan, upaya tersebut merupakan langkah untuk menghentikan kegemaran anak-anak di sana dalam mengonsumsi panganan instan, salah satunya mi

Pakai Sawi Pagoda

Sayur yang dijadikan bahan olahan mi ini dikelola oleh Kelompok Wanita Tani binaan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan wadaya (P4S) Daun Hijau. Warga Cempaka Putih paham betul ragam manfaat dari sayuran yang banyak ditanam di wilayahnya, salah satunya Daun Fugui atau Sawi Pagoda.

Sayuran tersebut diolah menjadi sumber pangan yang menyehatkan bagi masyarakat di sana, termasuk menjadi olahan mi yang disukai anak-anak.

"Jadi kita ada namanya Kelompok Wanita Tani, itu di bawah naungan atau binaan dari P4S daun hijau yang membuat olahan pasca panen. Nah bentuknya yang sudah cukup dikenal ada mi hijau yang terbuat dari daun Fugui," kata Adian Sudiana, selaku Ketua dari P4S Daun Hijau, Jumat (30/4/2021), dilansir dari laman sariagri.id.

Berawal dari Keprihatinan

shutterstock

Adian mengungkapkan, semangat KWT mengolah Sawi Pagoda tersebut berawal dari  kurangnya minat anak-anak terhadap sayuran. Ia menyebut, anak-anak lebih menyukai mi instan. Sehingga dibuatlah produk olahan mi dari sayuran daun fugui yang dinilai lebih sehat.

"Nah dibuatlah itu Mi dari sayuran warnanya yang menarik. Anak-anak yang kurang asupan sayurannya itu didapat dari olahan tersebut. Jadi mi yang mereka sukai ternyata sudah ada kandungan gizi maupun serat dari daun hidroponik tersebut,” terangnya.

Cara Membuat Mi Sayur Sendiri dan Olahan Lain

Mula-mula, daun fugui dipilih untuk diambil bagian daun hijaunya. Kemudian sayuran diblender hingga menghasilkan sari. Dari situ, daun fugui halus tadi dicampur dengan tepung yang memiliki kandungan gizi baik. Menurutnya upaya tersebut juga bagian dari wilayahnya dalam menjalankan program ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19.

Pihaknya akan terus mengembangkan produk turunan hidroponik lain, seperti kue dari bahan sayuran, serta keripik sayur-sayuran. Adian juga menyebut jika dalam waktu dekat, KWT di wilayah tersebut akan mendapat bantuan dari PLN untuk pengembangan produk hidroponik di wilayah itu.

"Nah produk lainnya nanti juga akan ada bantuan dari PLN peduli. InsyaAllah dalam waktu dekat PLN akan membantu sarana dan prasarana untuk kegiatan olahan pasca panen di KWT, sehingga berikutnya kegiatan pembuatan Mi ini bisa dijadikan produk yang mempunyai brand dan nilai jual dan kemasan, bahkan dalam bentuk frozen," beber Adian.