Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menjenguk empat orang remaja yang kecanduan gadget hingga harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat di Cisarua. Dalam kesempatan itu, Uu pun sempat berdialog dengan salah seorang anak yang kecanduan gadget itu.

Pasca kunjungan Wagub, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) akan meluncurkan sebuah program khusus. Program ini dibuat untuk mengurangi gangguan mental akibat kecanduan gadget seperti yang dialami oleh keempat remaja tersebut.

Kepala Bidang DP3AKB Provinsi Jawa Barat Ema Kusuma menyatakan bahwa saat ini pihaknya tengah menyiapkan sebuah program bernama Setangkai untuk mengatasi masalah tersebut.

Diterapkan Kepada Guru, Anak-Anak hingga Orang Tua

Lookout.com

Ema menjelaskan jika program Setangkai ini merupakan singkatan dari Sekolah Tanpa Gangguan Kendali Gawai yang akan diaplikasikan kepada beberapa pihak.

“Pola tersebut nantinya akan diterapkan kepada literasinya kepada guru, kepada orang tua, dan kepada anak-anak” tutur Ema.

Kendati masih dalam proses perancangan, Ia mengungkapkan jika program tersebut masuk dalam program unggulan DP3AKB sebagai upaya Jawa Barat dalam mencegah fenomena anak-anak yang kecanduan gadget.

Akan Diluncurkan Pada Mei 2021

Peluncuran program Setangkai sendiri direncanakan akan berlangsung pada bulan Mei 2021. Sebelum diluncurkan, Ema menjelaskan jika pihaknya akan terlebih dahulu mengadakan diseminasi kepada para guru, orang tua, dan anak-anak pada Selasa pekan depan.

“Kita akan melakukan diseminasi secara daring kepada 1.000 orang peserta terkait pengenalan program Setangkai dengan harapan para orang tua mengerti tentang penggunaan gawai secara bijak,” imbuh Ema.

200 Anak di Jabar Berobat Jalan di RSJ Karena Gawai

Sementara itu, dilansir dari Liputan6, sebanyak delapan orang pasien saat ini tengah dirawat di RSJ Jawa Barat akibat kecanduan gadget. Selain itu, ada juga 200 anak lainnya yang tengah menjalani rawat jalan.

Durasi game online dan penggunaan fitur media sosial yang terlalu lama ditengarai menjadi sumber utama masalah ini. Pihak Pemprov Jabar pun mengimbau para orang tua agar selalu mendampingi putra-putrinya dalam menggunakan gawai di luar fungsinya sebagai medium sekolah daring, termasuk mengawasi anak-anak dari paparan berbagai konten negatif.