Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bisa Dipakai Lagi Usai Rusak, Ini Potret Unik Tas Tebu Karya Mahasiswa IPB University

Bisa Dipakai Lagi Usai Rusak, Ini Potret Unik Tas Tebu Karya Mahasiswa IPB University Tas jinjing ramah lingkungan dari tebu karya mahasiswa IPB University. ©2021 instagram @bag.gase/editorial Merdeka.com

Merdeka.com - Lima orang mahasiswa IPB University yang tergabung ke dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K), belum lama ini menciptakan tas jinjing dari sisa ampas tebu dengan nilai fungsi dan seni yang unik.

Ketua tim PKM K, Depicha Zambustya Zamborita bersama anggotanya Sri Wahyuni, Siti Ira Sinta Wati, Habib Vian Niswara dan Garnish Eka Prastyaningrum mengatakan, tas jinjing tersebut bisa menggantikan kantong plastik sehingga lebih ramah lingkungan sekaligus mengurangi limbah tebu dari pabrik.

“Pabrik tidak dapat mengelola limbah yang dihasilkan mengingat hanya beberapa bagian yang dapat diolah untuk bahan bakar. Sehingga ampas tebu belum terkelola dengan baik sepenuhnya dan belum memiliki nilai ekonomi yang baik,” terang Depicha, saat ditanya mengenai alasan penggunaan ampas tebu untuk tas, seperti melansir ipb.ac.id, Selasa (03/9)

Bisa Digunakan Kembali saat Rusak

tas jinjing ramah lingkungan dari tebu karya mahasiswa ipb university

Tas jinjing ramah lingkungan dari tebu karya mahasiswa IPB University

©2021 instagram @bag.gase/editorial Merdeka.com

Secara tampilan, tas yang juga populer disebut tote bag itu memiliki desain produk yang unik. Kelima mahasiswa bimbingan dosen Dr Burhanuddin itu menciptakan corak seputar budaya nusantara dan tradisi daerah.

Depicha mengatakan, dengan menggunakan desain tersebut dirinya berharap bisa menambah keindahan sekaligus nilai jual dari tas jinjing ini. Selain itu, terdapat keunggulan lain dari tas tersebut yakni setelah rusak bisa kembali digunakan sebagai hiasan.

“Selain itu, dengan desain yang menarik ini, meski tas jinjing (tote bag) telah rusak, kita memanfaatkannya sebagai barang seni rupa dua. Tas bekas bisa dikliping, kemudian dibingkai sehingga dapat dijadikan hiasan dinding,” ungkapnya.

Menyelamatkan Tradisi dengan Ramah Lingkungan

tas jinjing ramah lingkungan dari tebu karya mahasiswa ipb university

Tas jinjing ramah lingkungan dari tebu karya mahasiswa IPB University

©2021 instagram @bag.gase/editorial Merdeka.com

Salah satu contoh yang digunakan adalah desain rumah adat nusantara dengan aktivitas tariannya. Tim PKM K tersebut mengaku jika pihaknya sengaja membuat desain demikian untuk menyelamatkan tradisi dan kebudayaan lokal agar tidak tenggelam.

Dalam pemasarannya, Depicha dan tim menggunakan promosi dengan media sosial Instagram @bag.gase dan WhatsApp masing-masing anggota. Produk tas jinjing (tote bag) dari ampas tebu tersebut dijual dengan harga Rp 10.000.

“Di sisi lain budaya lokal kini menghadapi tantangan global yang sangat serius, termasuk di kota-kota yang memiliki predikat urban, metropolitan, maupun kosmopolitan. Era globalisasi dapat mengakibatkan budaya lokal ditinggal dan dilupakan, sehingga kekurangan generasi penerus untuk mewariskan budaya Indonesia,” tuturnya.

Produksi Masih Terbatas

tas jinjing ramah lingkungan dari tebu karya mahasiswa ipb university

Tas jinjing ramah lingkungan dari tebu karya mahasiswa IPB University

©2021 instagram @bag.gase/editorial Merdeka.com

Untuk saat ini, pemanfaatan limbah tebu masih terbatas pada industri pengolahan gula yang hanya mengambil sari tebunya. Dari situ akan tersisa ampas sekitar 35-40 persen dari berat tebu yang telah digiling, yang akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar industri atau dibuang menjadi limbah dan masih tersisa banyak.

Melihat hal tersebut, Depicha dan tim berinisiatif memanfaatkan sisa tak terpakai tersebut untuk digunakan sebagai bahan dasar tas jinjing dari tebu untuk menambah nilai ekonomi ampas yang kerap tak termanfaatkan itu.

"Konsumen pun memberikan respons yang positif. Konsumen baru menyadari bahwa ampas tebu yang merupakan limbah pabrik gula ternyata dapat dijadikan tas dengan desain unik," kata dia. 

Alternatif Bahan Baku Kertas

tas jinjing ramah lingkungan dari tebu karya mahasiswa ipb university

Tas jinjing ramah lingkungan dari tebu karya mahasiswa IPB University

©2021 instagram @bag.gase/editorial Merdeka.com

Sementara itu, dosen pembimbing Burhanudin mengatakan, pemanfaatan limbah sisa ampas tebu bisa menjadi bahan alternatif pengganti kertas yang ramah lingkungan.

Selain itu, penggunaannya bisa mengurangi penggunaan plastik untuk membawa benda benda sehari hari sehingga lebih ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaannya.

"PKM-K tas jinjing (tote bag) dari ampas tebu ini lahir dari kreativitas mahasiswa untuk memanfaatkan limbah bagas (ampas tebu) dan mengurangi penggunaan plastik yang berdampak negatif pada lingkungan. Selain itu, menjadi substitusi bagi penggunaan bahan baku kertas yang mulai sulit didapat,” pungkasnya.

(mdk/nrd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar

Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar

Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton

Baca Selengkapnya
Mengenal Kapak Persegi: Fungsi, Jenis, dan Ciri-cirinya

Mengenal Kapak Persegi: Fungsi, Jenis, dan Ciri-cirinya

Kapak persegi dibuat dari batu yang dikikis hingga membentuk persegi dengan bagian tepi yang lebih tipis. Umumnya kapak ini dibuat untuk berburu.

Baca Selengkapnya
Prajurit TNI Bikin 'Es Komando', Cara Pembuatannya Jadi Sorotan Diaduk Pakai Senjata Sangkur

Prajurit TNI Bikin 'Es Komando', Cara Pembuatannya Jadi Sorotan Diaduk Pakai Senjata Sangkur

Es tersebut nampak terlihat segar dan menggoda selera. Bukan hanya itu, cara mengaduk dalam pembuatan es ini dinilai sangat tak biasa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Keren, Kompak dan Berani Emak-emak Menangkap Ular Besar di Kebun 'Makan Besar Guys Malam Ini Kami'

Keren, Kompak dan Berani Emak-emak Menangkap Ular Besar di Kebun 'Makan Besar Guys Malam Ini Kami'

Begini aksi kompak emak-emak menangkap ular piton besar di kebun. Banjir pujian warganet seketika.

Baca Selengkapnya
Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.

Baca Selengkapnya
85 Jejak Kaki Makhluk Berusia 90.000 Tahun Ditemukan di Pantai, Ternyata Milik Spesies Manusia Ini

85 Jejak Kaki Makhluk Berusia 90.000 Tahun Ditemukan di Pantai, Ternyata Milik Spesies Manusia Ini

Ini merupakan jejak kaki manusia tertua dan paling awet yang pernah ditemukan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kapak Perimbas: Asal, Fungsi, dan Jenisnya

Mengenal Kapak Perimbas: Asal, Fungsi, dan Jenisnya

Kapak perimbas digunakan untuk memotong kayu, membuat persembahan, dan bahkan sebagai senjata untuk berburu atau melindungi diri dari serangan binatang buas.

Baca Selengkapnya
Pantun Lucu 4 Baris yang Bisa Disampaikan pada Kerabat saat berkumbul, Dijamin Bikin Ngakak

Pantun Lucu 4 Baris yang Bisa Disampaikan pada Kerabat saat berkumbul, Dijamin Bikin Ngakak

kumpulan pantun lucu 4 baris yang bisa menghibur kerabat di momen berkumpul.

Baca Selengkapnya
Arti Bunyi Tokek Menurut Jumlahnya, Bisa Pertanda Baik dan Buruk

Arti Bunyi Tokek Menurut Jumlahnya, Bisa Pertanda Baik dan Buruk

Arti bunyi tokek sering kali dianggap memiliki makna khusus dalam berbagai kepercayaan dan budaya.

Baca Selengkapnya