Berkunjung ke Kampung Starling, Desa Unik Dihuni 400 Pedagang Kopi Keliling
Merdeka.com - Kaki mereka gesit mengayuh sepeda ontel dengan rentengan kopi yang siap diseduh. Kring..kriing... bunyi bel sepeda mereka memecah hiruk pikuk kota. Benar saja, seolah pedagang kopi keliling telah menjamur dan mudah dijumpai di setiap fasilitas umum. Mereka tersebar menjajakan kopi kemasan sederhana, dan dijuluki sebagai Starling.
Gapura selamat datang di kawasan pedagang kopi starling menjadi sambutan sebelum memasuki kampung starling. Starling menjadi julukan para pedagang kopi keliling di Jakarta. Uniknya, nama ini berasal dari kepanjangan Starbuck Keliling, sudah banyak orang tahu, Starbuck merupakan salah satu merek kopi ternama dunia.
Uniknya, para pedagang kopi starling ini menempati satu pemukiman khusus di kawasan Jalan Prapatan Satu, Senen Jakarta Pusat. Tak main-main, di sekitar gang tersebut dihuni 400 pedagang kopi keliling yang menggantungkan nasibnya berjualan kopi.
©2021 Merdeka.com/Fiqi Achmad
Menginjakkan kaki di kampung starling, kesan padat dan ramai mulai terasa. Disinilah para pedagang tinggal dan mempersiapkan seluk beluk berdagang kopi keliling di jalanan Ibu Kota. Mereka biasa menjajakan seduhan kopi dalam sebuah gelas. Rentengan kopi terlihat menggantung pada gerobak kecil di sepeda mereka. Tak hanya kopi, aneka minuman seduh, mi instan, hingga rokok eceran juga mereka jajakan.
Pemandangan unik seketika nampak pada kampung starling. Sepeda yang berjejer mudah dijumpai di sudut gang Kampung Starling. Saking banyaknya sepeda, sepeda diparkirkan hingga ke atap rumah. Bahkan tak jarang mereka menggantungkan sepeda pada dinding untuk menghemat tempat. Ratusan sepeda ini bukanlah rusak, melainkan sedang dalam peristirahatan, terlihat masih ada keranjang dan beberapa gerobak tempat dagangan.
©2021 Merdeka.com/Fiqi Achmad
Para pedagang kopi starling ini biasa berjualan di pusat kota, seperti senayan, taman kota, hingga pada pagelaran acara yang diadakan oleh pemerintah kota maupun swasta. Mereka biasa berjualan terbagi mulai dari pagi, siang, sore hingga malam. Meski dijajakan sambil diminum di trotoar hingga halte, namun sensasi menikmati kopi starling tiada duanya.
Para pedagang kopi starling ini didominasi oleh orang Madura. Ada yang sudah tinggal menetap, ada juga yang masih menumpang di tempat temannya. Mereka terdiri dari agen dan pedagang yang mayoritas punya kedekatan satu sama lain.
Setiap agen akan memberikan modal bagi para pedagang kurang lebih Rp 1.5 juta untuk membeli kopi dan barang jualan. Seiring berjalannya usaha, para pedagang bisa mengembalikannya dengan cara mencicilnya dalam jangka waktu tertentu.
©2021 Merdeka.com/Fiqi Achmad
Namun sebelum turun ke jalanan, mereka akan membariskan termos untuk mendapatkan air panas. Air panas inilah yang menjadi bahan menyeduh kopi starling. Di salah satu sudut kampung, ada depot pemasak air panas. Sebuah dandang besar digunakan untuk mengisi deretan termos air panas.
Beberapa pedagang ada yang pulang setelah termos mereka habis. Namun tak jarang mereka mengisinya kembali dan menjajakan kopi keliling lagi.
©2021 Merdeka.com/Fiqi Achmad
Bagi mereka, usaha kopi starling di Ibu Kota memang merupakan bisnis yang menjanjikan. Dalam sehari mereka bisa mengantongi penghasilan Rp 250 ribu. Cukup untuk menafkahi anak dan istri di Madura.
Kopi yang dijajakan para pedagang starling dapat dibeli mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu. Tentu harga yang terpaut jauh jika dibandingkan dengan Starbuck asli. Berawal dari tahun 1999, para pedagang kopi keliling ini ramai menempati Kampung Starling pada tahun 2006.
Pedagang kopi keliling ini merupakan fenomena unik yang menghiasi Kota Jakarta. Mereka menjadi pendukung aktivitas, seolah kurang lengkap rasanya jika menyusuri Jakarta tanpa mencicipi seduhan kopi starling.
(mdk/Ibr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertama di Indonesia, Gerai Starbucks Ini Berkonsep Ramah Lingkungan
Gerai baru kopi asal Amerika Serikat tersebut hadir untuk membantu mengurangi dampak lingkungan.
Baca SelengkapnyaMengunjungi Kedai Kopi Tertua di Semarang, Sudah Berdiri Sejak Tahun 1915
Bangunan itu mulai digunakan untuk penggorengan maupun penggulingan kopi pada tahun 1928
Baca SelengkapnyaMenikmati Kehangatan Kopi Sanger, Racikan Nikmat Perpaduan Susu dan Gula Favorit Masyarakat Aceh
Budaya ngopi orang Aceh sendiri sudah ada sejak tahun 1980-an yang identik dengan bapak-bapak yang duduk di warung kopi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jakarta Dikepung Macet Panjang Jelang Tengah Malam, Ini Titik-Titiknya
Jakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaAsyik Ngopi, Pemuda di Bekasi Tewas Dibacok Sekelompok Orang Tak Dikenal
Seorang pemuda berinisial NS (21) tewas setelah dibacok sekelompok orang tak dikenal di warung kopi Jalan Mangkrik, Bekasi.
Baca SelengkapnyaKopi Liberika Sendoyan, Komoditas Unggulan Masyarakat Sambas yang Sempat Meredup
Kopi ini dulunya sempat menjadi sumber penghasilan andalan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaBanyak Diboikot di Dunia, 2.000 Pegawai Starbucks Kena PHK
Banyak Diboikot di Dunia, 2.000 Pegawai Starbucks Kena PHK
Baca SelengkapnyaDilihat dari Pengeluaran, Masyarakat Jakarta Barat Paling Sejahtera
Pengeluaran masyarakat Kepulauan Seribu sebagian besar masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan.
Baca SelengkapnyaMbak Penjual Kopi di Warung Ini Jadi Sorotan, Wajahnya Mirip Artis Cantik
Paras penjual kopi cantik tersebut disebut netizen mirip dengan sosok artis.
Baca Selengkapnya