Banyak yang Nganggur karena Pandemi, Kelompok Tukang Cukur Garut Bikin Inovasi Ini
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 membuat industri pangkas rambut terpaksa tak bisa menjalankan kegiatan usahanya seperti biasa. Di tengah banyaknya tukang cukur gulung tikar, komunitas pangkas rambut di Garut justru mengeluarkan inovasi baru. Mereka menciptakan berformat aplikasi daring, agar para anggotanya bisa terus mencari nafkah.
Terobosan yang diberi nama Pang-Ling (Pangkas Keliling) itu, ternyata berhasil membangkitkan geliat perekonomian para jasa tukang cukur di Garut. Banyak dari kalangan pelanggan yang mengaku puas akan pelayanannya di tengah aturan pembatasan fisik.
"Mereka akhirnya nganggur di kampung, sementara keahliannya sangat dibutuhkan," papar Rudy (48), yang merupakan salah satu pengelola sumber daya dari aplikasi Pang-Ling, dalam obrolan yang dilansir dari Liputan6.com, Kamis (15/10/2020) kemarin.
Kembali Bergeliat
Rudy menyebut, di tahap awal ada sekitar 50 tukang cukur dengan latar belakang berbeda bergabung di aplikasi Pang-Ling tersebut. Ke depan, Pang-Ling akan terus mengembangkan jasa layanan pangkas onlinenya.
Pria yang akrab disapa Kang Rudy itu menyebut, berkat pembekalan dari pihak pengembang, tukang cukut di kota Intan bisa kembali memutar roda ekonomi. Semakin ke sini, makin banyak tukang cukur, bahkan dari luar daerah, ikut bergabung.
©2019 Merdeka.com
"Kebetulan pada saat bersamaan akibat Covid-19, pembatasan jarak menjadi perhatian serius pemerintah," ujarnya.
Mengutamakan Protokol Kesehatan
Selain itu, untuk memuaskan para pelanggan, Pang-Ling selalu mengutamakan penerapan protokol kesehatan. Sebelum melayani pesanan di aplikasi, seluruh barber diwajibkan memahami penerapan protokol kesehatan masa Pandemi Covid-19.
"Soal keahlian kami optimis tidak ada kendala, cuma soal prosedur kesehatan yang perlu kami berikan. Diawali dengan kewajiban mereka menggunakan masker, kemudian alat perlindungan diri (APD) lainnya seperti face shiled, sarung tangan hingga penyemprotan disinfektan terhadap seluruh alat cukur yang akan digunakan bagi pelanggan.” imbuhnya.
Memberikan Pelayanan Optimal
"Beda urusan jika pemilik rumah yang menyatakan mereka yang nanti akan bersihkan," ujarnya. Dari pelayanan optimal tersebut, menurutnya, kebanyakan pelanggan mengaku puas.
"Bagi kami pelayanan optimal adalah modal utama yang harus diberikan bagi pelanggan," tambahnya.
Salah satu pelanggan, Ahmad (35), warga Tarogong Kidul, Kabupaten Garut merasakan kepuasan layanan tukang cukur di aplikasi daring tersebut.
“Selain ahli, mereka juga menjaga sopan santun dengan baik dan kami tak perlu repot menyediakan hand sanitizer karena telah padam prosedur, sehingga kami pun merasa aman,” ujarnya.
Untuk mendapatkan layanan ini, pelanggan perlu mengeluarkan uang sebesar Rp35 ribu dengan ongkos Rp2 ribu per kilometer jarak rumah. Tertarik mencoba?
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya penghuninya yang unik, kondisi alam dan pemandangan di sekitarnya juga mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaIrham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca SelengkapnyaViral Tugu Bandeng Raksasa di Pati terbuat dari knalpot Brong yang baru diresmikan pada 14 Januari 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian
Baca SelengkapnyaKata-kata mudik lucu dan menghibur bisa dibagikan saat menjelang Lebaran di media sosial.
Baca SelengkapnyaPantun Palembang lucu menjadi sarana hiburan yang menyenangkan bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaMuncul Gerakan Kawal Pemilu 2024 dengan Aplikasi "Warga Jaga Suara"
Baca SelengkapnyaGanjar meminta agar masyarakat memilih dengan hari nurani tanpa ada paksaan.
Baca Selengkapnya