Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bagus Muljadi, Alumni ITB dengan Rapot Merah dan Ipk 2,6 Kini Jadi Dosen di Inggris

Bagus Muljadi, Alumni ITB dengan Rapot Merah dan Ipk 2,6 Kini Jadi Dosen di Inggris Bagus Muljadi. ©2021 Instagram @bagusmuljadi /editorial Merdeka.com

Merdeka.com - Bagus Putra Muljadi saat ini dikenal sebagai seorang diaspora dengan kedudukan doktor, peneliti, dosen muda sekaligus asisten Professor of Chemical and Environmental Engineering di University of Nottingham, Inggris, Britania Raya.

Jalan sukses alumni teknik mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) ini dilaluinya dengan penuh warna, sehingga dirinya masih belum menyangka bisa menjadi salah satu figur yang turut berpengaruh di kancah sains dan akademik di sana tanpa diduga sebelumnya.

Dalam kesempatannya ia bercerita banyak soal masa lalunya, di mana dirinya dahulu dikenal sebagai mahasiswa yang "urakan". Kerap membolos dan mendapatkan nilai indeks prestasi (IPK) yang terhitung rendah yakni hanya 2,69.

Bahkan dirinya mengatakan pernah menjadi sales pompa air, demi bisa berkuliah S2 dan S3 di negara Taiwan. Melansir berbagai sumber Minggu (12/9), berikut kisah perjuangan Bagus Muljadi dalam meniti karir sebagai seorang profesor muda di Inggris.

Saat SMA Nilai Rapot Banyak Merah

bagus muljadi

©2021 Instagram @bagusmuljadi /editorial Merdeka.com

Dalam wawancaranya beberapa waktu lalu di kanal Youtube Wela26, pemuda Betawi kelahiran 1 Maret 1983 itu mengungkapkan jika awalnya dia tak punya mimpi untuk menjadi akademisi di Inggris, termasuk menjadi pengajar dan asisten profesor di Nothingham University.

Ia mengaku bahwa sejak SMA justru potensi menjadi pegiat akademik dan peneliti seperti sekarang tidak pernah terbayangkan. Mengingat nilai rapotnya kerap mendapat nilai merah. Bahkan saat berkuliah di ITB dirinya banyak membolos, dan mendapat IPK hanya 2,69.

"Jadi bukan saya yang merencanakan untuk menjadi akademisi seperti sekarang, mengingat saya bukan tipikal orang yang dari awal bakal terlihat jadi akademisi karena waktu SMA rapot saya banyak merah, waktu kuliah di ITB pun telat lulusnya dengan IPK yang tak sampai 2,7" kata dia.

Tersadar Ketatnya Persaingan Kerja

Ketika menjadi mahasiswa di ITB, Bagus juga bercerita jika dirinya terbentur berbagai problem untuk dapat meraih impian di dunia kerja. Terlebih saat itu dirinya merasa persaingan semakin ketat, dengan minimnya nilai akademik yang ia peroleh.

Saat itu ia juga tersadar, kondisi ekonomi yang pas-pas-an dari keluarganya sehingga ia justru memutuskan untuk melamar di berbagai kampus luar negeri untuk menggali potensi diri agar tidak tertinggal.

Dari beragam kampus yang ia lamar, salah seorang profesor di National Taiwan University menanggapi lamaran program S2 Bagus dengan baik untuk meraih gelar S2 dan S3 dengan jurusan Mekanika Terapan.

"Iya memang saat saya mendapat nilai yang jelek itu justru memaksa diri untuk pergi ke luar negeri. Dan waktu itu saya juga bukan dari keluarga dengan ekonomi berlebih saya punya tekanan untuk mendapat pekerjaan bagus dan kompetensi lebih. Dan saat itu saya memilih untuk mendalami Sains dengan melamar program S2 ke luar negeri sampai akhirnya ditanggapi professor di National Taiwan University" terang Bagus.

Tak Malu Jadi Sales Pompa Air

Bagus mengakui, rendahnya IPK membuatnya cukup kesulitan untuk mendapatkan beasiswa yang bagi sejumlah mahasiswa master dan doktoral bisa digunakan untuk kebutuhan hidupnya.

Perjuangannya pun terus berlanjut untuk bertahan hidup di negeri orang setelah menjadi mahasiswa master Fisika Terapan di Taiwan. Bahkan ia rela menjadi sales pompa air untuk membantu menambah biaya hidup di sana, lewat relasi yang ia bangun.

"Karena saya bukan dari kalangan mahasiswa yang cemerlang dan saya harus menghidupi diri sendiri sehingga saat kuliah di Taiwan saya sambil jadi sales pompa begitu," ungkap Bagus, mengutip Youtube Metrotvnews.

Pesan untuk Mahasiswa

Dalam wawancara tersebut, dirinya sempat berpesan kepada mahasiswa yang memiliki mimpi untuk kuliah ke luar negeri agar bisa mengembangkan kompetensinya dengan berani keluar dari zona nyaman.

Salah satu yang dicontohkan Bagus adalah, bagaimana para mahasiswa atau calon mahasiswa yang ingin berkuliah ke luar negeri agar bisa mengubah mindset bahwa ilmu harus didapatkan dengan satu jurusan.

Ia menerangkan, jika pada dasarnya ilmu yang berpengaruh di luar negeri, khususnya Nothingham University justru lintas disiplin yang dihargai dan memiliki peluang besar seperti dirinya.

Untuk diketahui, Bagus sendiri memulai S1 nya di ITB dengan mengambil jurusan teknik mesin.

Kemudian ia melanjutkan studinya di National Taiwan University dengan mengambil jurusan Mekanika Terapan, kemudian melanjutkan Post Doctoral di Toulouse Perancis untuk mengejar gelar Matematika dan Ilmu Bumi tahun 2012 dan terakhir ia mendalami ilmu Teknik Kimia di Nothingham University pada 2017

"Saya pun bisa seperti sekarang karena merasa penasaran dengan tantangan baru, di mana saat awal kuliah di Taiwan saya tidak paham bahasanya, termasuk memulai belajar ilmu baru. Sehingga ketika ada semangat dan kemauan semuanya akan bisa mengejar apa yang diraih. Bahasa, keilmuan semuanya bisa dipelajari" tandasnya.

(mdk/nrd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Pemiliknya Meninggal Dunia, Begini Potret Rumah Mewah Bak Istana Terbengkalai Beratapkan Pesawat Terbang

Pemiliknya Meninggal Dunia, Begini Potret Rumah Mewah Bak Istana Terbengkalai Beratapkan Pesawat Terbang

Berikut potret rumah mewah terbengkalai usai pemiliknya meninggal dunia. Ternyata atapnya pakai pesawat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Daftar 4 Alumni Kampus Inggris Asal Indonesia Terima Penghargaan dari British Council

Daftar 4 Alumni Kampus Inggris Asal Indonesia Terima Penghargaan dari British Council

Para lulusan kampus Inggris tersebut dapat mendaftarkan diri dan organisasi yang mereka gagas, yang memberikan dampak nyata bagi Indonesia.

Baca Selengkapnya
PLN Siapkan 10.000 Kursi Mudik Gratis, Begini Cara Daftarnya

PLN Siapkan 10.000 Kursi Mudik Gratis, Begini Cara Daftarnya

Pendaftaran program 'Mudik Asyik Bersama BUMN' ini pun sudah dibuka pada tanggal 16 Maret 2024.

Baca Selengkapnya
35 Ucapan Tahun Baru Bahasa Inggris 2024 Keren, Sambut Awal Tahun dengan Senyum Bahagia

35 Ucapan Tahun Baru Bahasa Inggris 2024 Keren, Sambut Awal Tahun dengan Senyum Bahagia

Ucapan selamat tahun baru bahasa Inggris menjadi pilihan paling tepat untuk diutarakan saat menyambut datangnya tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa Ini Nekat Jual Handphone untuk Bisnis Ikan Cana, Mengejutkan Kini Punya Ruko dan Hasilkan Puluhan Juta

Mahasiswa Ini Nekat Jual Handphone untuk Bisnis Ikan Cana, Mengejutkan Kini Punya Ruko dan Hasilkan Puluhan Juta

Semua berawal dari melihat Cana (ikan gabus hias) sebagai salah satu ikan hias yang daya tahannya kuat dan memiliki banyak peminat.

Baca Selengkapnya
Tak Bilang Saat Buang Air Kecil, Gunawan Ditinggal Rombongan Mudik

Tak Bilang Saat Buang Air Kecil, Gunawan Ditinggal Rombongan Mudik

Beruntung rombongan tersebut akhirnya berkenan untuk kembali dan menjemput Gunawan di Pos Polisi.

Baca Selengkapnya
Indonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton

Indonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton

Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya