Merdeka.com - Aktor dan model ternama asal Myanmar, Paing Takhon belum lama ini dikabarkan "hilang". Sosok aktor yang pernah viral lantaran mengenakan baju bak bisu itu diduga ditangkap oleh militer Myanmar.

Berdasarkan keterangan sang manajernya lewat unggahan di Facebook, aktor tersebut dibawa pergi pada pukul 5 pagi dalam kondisi kesehatan yang sedang tidak baik. Namun ia tidak menjelaskan apa masalah kesehatan yang diderita aktor itu.

"Dia benar-benar sakit saat ini jadi kami tidak bisa pindah tempat tepat waktu demi keselamatannya. Tolong angkat bicara untuknya dan doakan keselamatannya,” jelasnya pada Kamis (08/04) sepertidilansir dari World of Buzz.

Lebih lanjut saudara perempuan Paing Takhon mengatakan bahwa petugas polisi dan tentara muncul di rumahnya dengan delapan kendaraan untuk melakukan penangkapan. Ia juga mengatakan bahwa akun Instagram sang aktor saat ini telah dihapus tanpa alasan.

Sebelum penangkapan itu terjadi, diketahui aktor tampan tersebut sempat menuliskan suatu aspirasi melalui akun Instagram miliknya. Berikut selengkapnya:

Mengutuk Keras Kudeta

Sebagaimana diketahui, kudeta yang terjadi di Myanmar sejak 1 Februari 2021 mendapat pertentangan dari masyarakat. Menurut Khaoso English, Paing Takhon termasuk salah satu di antara banyaknya rakyat Myanmar yang menentang kudeta tersebut.

Ia pun terlihat kerap turun ke jalanan melakukan aksi unjuk rasa hingga menuliskan aspirasi di media sosial Instagram pribadi miliknya. 

“Kami mengutuk keras kudeta militer. Kami menuntut pembebasan segera penasihat negara Daw Aung San Suu Kyi, Presiden U Win Myint, menteri pemerintah sipil dan anggota parlemen terpilih,” tulis Paing pada (06/04) lalu.

"Kami menuntut untuk menghormati hasil pemilu 2020 dan membentuk pemerintahan sipil baru secepatnya oleh parlemen yang dipimpin NLD." lanjutnya.

Instagram/paing_takhon ©2021 Merdeka.com

Kritik Militer Lantaran Mematikan Internet

Sebelumnya pada bulan Maret, Paing Takhon juga sempat mengkritik militer karena mematikan internet. Ia juga menyerukan agar internet di seluruh Myanmar dipulihkan.

“Kudeta ilegal telah mematikan internet seluler sejak 15 Maret untuk menutupi metode brutal mereka dan mengendalikan siaran langsung di lapangan,” katanya dilansir dari World of Buzz

“Ini adalah ketiga kalinya sejak kudeta pemutusan internet, yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Dewan militer telah melakukan sejumlah kejahatan terhadap kemanusiaan. Kami sangat menentang pemutusan internet dewan militer dan menyerukan agar internet seluler kami segera dikembalikan." tambahnya.

Paing Takhon juga difoto menunjukkan hormat tiga jari, simbol anti-otoriter yang telah diadopsi oleh orang-orang yang memprotes kudeta militer.

©Instagram/Paing_Takhon, AFP