Merdeka.com - Pada Minggu (1/3) pukul 12.10 waktu Tokyo, para Warga Negara Indonesia (WNI) yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) Diamond Princess telah memulai proses pemulangan ke Tanah Air setelah dikarantina selama kurang lebih 2 pekan di Yokohama, Jepang.

Proses pemulangan ini dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari TNI, Kemenkes, Kemenlu RI dan KBRI Tokyo dan didukung sepenuhnya oleh Kemlu Jepang serta Aparat Kesehatan Jepang. 69 WNI tersebut telah tiba di Bandara Internasional Kertajati di Majalengka pada Minggu malam.

Dipulangkan Melalui Bandara Kertajati

2018 Merdeka.com/Andrian Salam Wiyono

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menyatakan bahwa Bandara Kertajari sangat memadai untuk pelaksanaan penjemputan WNI dari Kapal Diamond Princess yang terkepung oleh virus corona.

Alasan kuat memilih bandara Kertajati sebagai tempat untuk penjemputan WNI adalah karena lokasi bandara yang jauh dari kawasan penduduk, luasnya lahan pacu bandara untuk akses mobilitas pesawat, terdapat tempat karantina pesawat, dan masih belum ramai lalu lintas penerbangan.

Tiba Pukul 23:00 WIB

Dilansir dari Liputan6.com, sebanyak 69 Warga Negara Indonesia (WNI) yang merupakan anak buah kapal (ABK) Diamond Princess telah tiba di tanah air pada Minggu (01/3) malam.

Mereka tiba sekitar pukul 23.00 WIB di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia yang bertolak dari Jepang.

Langsung Dilakukan Sterilisasi

Sesaat setelah 69 WNI tersebut tiba di Bandara Kertajati, para ABK Diamond Princess tersebut langsung melalui serangkaian proses sterilisasi melalui disinfektan.

Setelah itu rombongan melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan PLTU Indramayu dengan menggunakan empat bus dari RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.

Didampingi Menteri

2019 Merdeka.com/Darmadi Sasongko

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengikuti langsung proses pemulangan WNI dari Yokohama Jepang Di Bandara Internasional Kertajati Majalengka.

WNI Diamond Princess Dinyatakan Sehat

Muhadjir Effendy yang menyaksikan secara langsung proses tibanya para ABK Diamond Princess menyatakan, kondisi para WNI dalam keadaan sehat dan telah siap untuk menjalani masa observasi selama 14 hari di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu.

"69 awak kapal yang diangkut dalam keadaan sehat walafiat," ujar Muhadjir dalam keterangan pers, Senin (02/3).

Ahmad Yurianto selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa seluruh 69 kru kapal tersebut telah dinyatakan sehat oleh otoritas kesehatan Jepang sehingga menghimbau masyarakat agar tetap tenang.

"Alhamdulillah dari 69 ini semua tidak ada yang panas, tidak ada yang batuk, tidak ada yang sesak. Artinya mereka memenuhi persyaratan untuk kemudian melanjutkan ke Tanah Air," kata Yurianto.

Dilakukan Pemeriksaan Kesehatan Lanjutan

Sebelum menjalani kegiatan observasi selama 14 hari ke depan, Menteri Muhadjir juga menjelaskan bahwa akan dilakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan sebanyak dua kali untuk menjaga stabilisasi kesehatan para WNI tersebut.

"Ketika mereka sampai di kapal (di Pelabuhan PLTU Indramayu) juga akan diambil spesimennya lagi," ujar Muhadjir.

2 Kru yang Dinyatakan Sehat Ikut Pulang

Sebelumnya terdapat 9 kru awak kapal Diamond Princess yang dinyatakan positif corona (Covid-2019). Namun perkembangan terbaru didapatkan bahwa 2 dari 9 awak yang sempat positif kemarin dinyatakan sembuh sehingga kedua awak tersebut ikut kembali ke Tanah Air.

Seperti dilansir Antaranews.com, dari rencana awal terdapat 67 kru yang dinyatakan sehat saat ini total 69 yang diizinkan untuk kembali ke tanah air bersama rombongan lainnya.

"Yang positif awalnya sembilan, satu sembuh melalui dua pemeriksaan terakhir. Satu lagi dinyatakan sembuh dari dua kali pemeriksaan," ujar Ahmad Yurianto yang ikut mendampingi proses pemulangan ABK tersebut.

Didukung Fasilitas Memadai Di Pulau Sebaru

Kepala Pusat Data dan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo mengatakan, WNI yang akan diobservasi di Pulau Sebaru Kecil akan mendapatkan berbagai fasilitas.Mulai dari makan 3 kali sehari hingga fasilitas cottage. Selain itu adapula rumah sakit mini untuk memantau peserta observasi, tempat tidur di setiap kamar, dam kamar mandi.

Ruangan yang ditempati juga berpendingin ruangan, dan memiliki TV. Bahkan, ada fasilitas karaoke, peralatan olahraga, mesin cuci, perlengkapan mandi dan sebagainya untuk kenyamanan peserta observasi.

"Serta dilengkapi Base Transceiver Station (BTS) dari Telkom untuk memudahkan peserta observasi terhubung dengan keluarganya," ujarnya.

PLN Ikut Memfasilitasi Listrik Di Sebaru

Untuk membantu terlaksananya kegiatan observasi di Pulau Sebaru, Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah memfasilitasi kelistrikan di Pulau Sebaru dengan mengirimkan genset kapasitas 145 kVA. Keseluruhan genset telah dikirimkan menggunakan KRI Banda Aceh pada 26 Februari lalu.

"Kapasitas genset kami sesuaikan dengan permintaan pihak TNI," kata Dermawan Prasodjo yang menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PLN.