Bacaan Ghorib dalam Alquran dan Contohnya, Umat Muslim Wajib Tahu
Dalam Al-Qur’an, terdapat ayat yang cara membacanya tidak biasa. Bacaan ini disebut dengan bacaan ghorib.
Dalam Al-Qur’an, terdapat ayat yang cara membacanya tidak biasa. Bacaan ini disebut dengan bacaan ghorib.
Mungkin sebagian orang belum pernah mendengar kata gharib. Gharib artinya tersembunyi atau samar. Menurut istilah ulama qurra’, gharib memiliki arti sesuatu yang perlu penjelasan khusus karena pembahasannya yang samar.
Bacaan-bacaan di dalam Al-Qur’an yang dianggap gharib dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs, antara lain adalah Imalah, Isymam, Saktah, Tashil, dan Naql.
Karena dikhawatirkan akan terjadi kesalahan dalam membaca ayat Al-Qur’an.Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini lima jenis bacaan Gharib dalam Al-Qur’an yang perlu kita ketahui.
Jenis bacaan gharib yang pertama adalah Imalah. Imalah artinya memiringkan atau condong. Sedangkan menurut istilah, Imalah artinya memiringkan bacaan fathah ke arah bacaan kasrah atau memiringkan bacaan alif ke arah ya.
Pada pertengahan ayat tersebut, terdapat lafaz “majroha” yang dibaca menjadi “majreha”.
Jenis bacaan gharib yang kedua adalah Isymam. Cara membaca bacaan Isymam adalah dengan cara mencampurkan bacaan dammah dengan bacaan sukun disertai dengan gerakan mulut yang dimajukan seperti saat mengucapkan huruf “U”.
Bacaan Isymam ini ada satu dalam Al-Qur’an, yaitu pada surat Yusuf ayat 11. Di dalamnya terdapat lafaz “laa ta’manna”, namun karena lafaz aslinya adalah “laa ta’manuna” maka lafaz ‘nu’ tidak perlu dibaca tapi diisyaratkan dengan memajukan mulut.
Jenis bacaan gharib yang ketiga adalah Saktah. Saktah artinya diam atau tidak bergerak. Sedangkan menurut isltilah Saktah adalah berhenti sejenak sebelum membaca bacaan berikutnya. Namun, ketika berhenti tidak boleh mengambil napas selama 2 sampai 4 harakat.
Terdapat 4 lafaz Saktah yang ada di dalam Al-Qur’an, yaitu dalam surat Al-Kahfi di akhir ayat 1, surat Yasin ayat 52, surat Al-Qiyamah ayat 27, dan surat Al-Muthaffifin ayat 14.
Pada surat Al-Kahfi, di akhir ayat 1 terdapat lafaz “’i wajaa” yang kemudian di sambung oleh ayat berikutnya. Setelah membaca bacaan di akhir ayat 1 pada surat Al-Kahfi, kita perlu berhenti sejenak tanpa mengambil napas dan langsung melanjutkan ke ayat kedua.
Pada surat Yaasiin ayat 52, di pertengahan ayat terdapat lafaz “qodi naa haadzaa”. Di antara lafaz “qodi naa” dan “haadzaa”, kita perlu berhenti sejenak tanpa mengambil napas, kemudian melanjutkan bacaannya.
Tata cara membaca ini berlaku juga untuk dua ayat lainnya yang terdapat bacaan Saktah di dalamnya.
Jenis bacaan gharib yang keempat adalah Tahsil. Tahsil artinya kemudahan atau keringanan. Bacaan Tahsil ini bisa dilihat pada surat Fusshilat ayat 44.
Karena adanya dua hamzah qatha’ yang berurutan dalam satu bacaan, maka hal itu menyulitkan orang Arab dalam membacanya. Maka dari itu, bacaan tersebut ditahsilkan dengan menyambungkan dua hamzah qatha’ sehingga bacaannya menjadi “aa’jamiyyun”.
Jenis bacaan gharib yang kelima adalah Naql. Naql artinya memindah. Sedangkan menurut istilah Naql artinya memindahkan harakat ke huruf sebelumnya.
Dalam Al-Qur’an hanya ada satu bacaan Naql, yaitu pada surat Al-Hujurat ayat 11. Pada pertengahan ayat, terdapat dua hamzah yang tidak dibaca (washal), yaitu hamzah al-ta’rif dan hamzah ismu yang mengapit lam. Kedua hamzah washal tersebut tidak dibaca ketika disambungkan dengan lafaz sebelumnya. Sehingga bacaannya bukan “bi’sal ismu” tetapi menjadi “bi’salismu”.
Sebagaimana kita tahu, ghorib adalah bacaan asing. Dikatakan bacaan asing karena dalam membacanya tidak sesuai kaidah pada umumnya. Maka dari itu, pemahaman materi pelajaran ghorib adalah kemampuan santri dalam menguasai materi ghorib yaitu materi yang berisi bacaan Alquran yang bacanya asing atau aneh.
Adapun contoh dari bacaan ghorib yang bisa ditemukan dalam Alquran adalah sebagai berikut:
1. Imalah
Bacaan ghorib imalah teradapat pada surat Hud ayat 41. Dalam ayat tersebut, terdapat lafaz “majroha” yang dibaca dengan melakukan Imalah menjadi “majreha”.
2. Isymam
Ghorib Isyamam ini terdapat pada surat Yusuf ayat 11. Meski pada teks aslinya terdapat lafaz “Iaa ta’manna”, bacaan yang benar adalah “laa ta’manuna”, dengan mengisyaratkan penggunaan huruf ‘nu’ melalui gerakan mulut yang dimajukan.
Contoh bacaan saktah terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 1. Setelah membaca di akhir ayat 1, perlu berhenti sejenak berupa mengambil napas, kemudian melanjutkan ke ayat kedua.
4. Tahsil
Contoh Tahsil terdapat pada surat Fusshilat ayat 44. Pada pertengahan ayat tersebut terdapat lafaz “a a’ jamiyyun.” Untuk memudahkan membaca, bacaan tersebut ditahsilkan dengan menyambungkan dua hamzah qatha, sehingga bacaannya menjadi “aa’jamiyyun”.
Contoh ghorib ini terdapat pada surat Al-Hujarat ayat 11. Pada bagian tengah ayat, terdapat dua hamzah yang tidak dibaca (washal), yaitu hamzah al-ta’rif dan hamzah ismu yang mengapit lam.
Doa para Nabi yang tercantum di dalam kitab suci Alquran dapat diamalkan oleh umat Islam.
Baca SelengkapnyaHadis merupakan landasan hukum Islam yang kedua setelah Alquran.
Baca SelengkapnyaMelalui ayat tentang bersyukur akan ditambah nikmat, maka kita senantiasa dapat melakukan renungan dan introspeksi diri.
Baca SelengkapnyaSabar menjadi modal utama umat muslim dalam menghadapi ujian hidup.
Baca SelengkapnyaBentuk Bumi bulat telah tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur'an.
Baca SelengkapnyaSebagai seorang Muslim, tentu kita harus paham tentang hukum menyebarkan aib orang lain.
Baca SelengkapnyaKeutamaan membaca surat Al-Mulk begitu banyak dalam umat Islam. Salah satu yang istimewa adalah bisa menghindarkan umat Islam dari siksa kubur.
Baca SelengkapnyaSifat sombong akan membawa pada lubang dosa dan jerat duniawi. Bahkan dalam Islam, sifat tersebut sangat tidak diperbolehkan. Mengapa?
Baca SelengkapnyaDi dalam ajaran Islam, mendoakan orang lain termasuk membaca doa untuk teman agar sukses dalam dunia akhirat ialah hal yang amat dianjurkan. Berikut doanya.
Baca Selengkapnya