5 Fakta Tarawangsawelas, Eksperimental Spiritual Sunda Yang Mendunia

Merdeka.com - Saat ini musik tradisional sudah hampir ditinggalkan, banyak kalangan muda lebih memilih memainkan musik modern dalam kehidupan sehari hari daripada musik tradisional asal daerahnya. Berbeda dengan yang dilakukan oleh dua pemuda asal Bandung Jawa Barat bernama Teguh Permana (tarawangsa) dan Wisnu Ridwana (jentreng) yang tergabung dalam sebuah grup duo Tarawangsawelas.

Dilansir dari situs resmi mereka, Tarawangwelas sendiri merupakan kelompok musik etnik mistikal dari Bandung, Jawa Barat. Mereka memainkan musik tarawangsa (gesek) dan jentreng (petik) yang merupakan alat musik tradisional dari Jawa Barat. Alat musik itu dikombinasikan dengan beberapa efek pedal modern, seperti psychedelical yang cukup kuat melalui komposisi drone musik.

Kombinasi ini menunjang ambient dari suasana musik yang mereka bawakan, sehingga menambah karakter kuat musik Tarawangsawelas dan sukses merepresentasikan musik daerah Sunda. Berikut lima fakta tentang grup musik unik satu ini:

Mendapat Apresiasi di Eropa

Tarawangsawelas saat tampil di Marsell Paradise, Millano Italy 2018

Sumber : Akun Youtube Teguh Permana 2020 Merdeka.com

Tarwangsawelas memulai lawatannya ke Eropa pada tahun 2017 dan tampil di Festival Europalia di Brussel Belgia, sebuah festival dua tahunan. Acara ini diisi oleh berbagai multidisiplin aliran seni klasik dan kontemporer dari berbagai negara. Trawangsawelas menjadi perwakilan dari Bandung, Indonesia yang tampil di festival tersebut.

Dilansir dari laman pikiran-rakyat.com, manajer Tarawangsawelas Deden M Sahid menyebut penampilan Trawangsawelas disambut baik oleh penonton. Tarawangsewelas bisa manggung dan menggelar workshopyang cukup sukses di sana.

Berkeliling Eropa

Dalam perjalananya ke Eropa, Tarawangsawelas sudah menjelajah 20 negara. Menurut Deden negara di Eropa timur lah yang memiliki pengalaman luar biasa, mengingat negara tersebut merupakan negara paling jauh.

"Total Sudah 20 negara, dengan perjalanan paling jauh ke Eropa timur dan beberapa negara skandinavia, Paling banyak memang di tahun 2018. Kami lebih dikenal di Eropa karena selain labelnya dari Jerman, agensi yang mengundang juga meminati penampilan kami saat summer," kata Deden.

Akan Tampil di Rusia

Pada tahun 2020, Tarawangsawelas akan kembali tour ke negara Rusia, tepatnya 21-22 Maret mendatang. Mereka diundang untuk tampil di acara Spring Platform, di kota Nalchik. Event tersebut berfokus pada penampilan Musik dari berbagai subgenre dan Tarawangwelas akan mewakili musik Sunda.

"Namun kami diminta sejak 17-24 Maret diharapkan sudah di sana, untuk workshop, dll. Karena Selain konser akan ada kuliah tentang sejarah musik dan budaya urban," ujar Deden, Rabu (19/2).

Kurang Dukungan dari Indonesia

Deden selaku manajer merasa bangga bisa mewakili Bandung dalam festival kesenian di Eropa, namun ia juga berharap pemerintah setempat bisa terus mendukung kesenian daerah sehingga bisa Go Internasional.

Sementara di Eropa, Tarawangsawelas sudah banyak diulas, salah satunya oleh Majalah Scene Eksperimental. Profilnya disebut sebagai kebanggan Bandung Indonesia.

"Kadang-kadang pride ke Kota bandung. Karena kami memang lahirnya di Bandung. Tapi kadang-kadang henteu. Karena jarang di-support pihak terkait," imbuh Deden.

Merilis Album Vinyl (Piringan Hitam)

Cover album Wanci Tarawangsawelas

Sumber : https://tarawangsawelas-mor.bandcamp.com/album/wanci

2020 Merdeka.com

Menurut situs resmi mereka di Bandcamp, Tarawangsawelas sudah merilis album pertama mereka pada tahun 2017 yang bertajuk Wanci. Album tersebut dirilisi dalam bentuk vinyl dan digital dan berisikan 7 lagu dengan nuansa spiritual sunda yang kuat dari petikan Jentreng dan gesekan Tarawangsa sehingga menghasilkan komposisi musik yang kental akan musik kontemporer Sunda yang khas.

Daftar Lagu Dalam Album Wanci:

1. Selalu 05:44
2. Tetap Terbit 04:26
3. Kecemasan 07:53
4. Dari Timur 05:22
5. Ada 04:19
6. Sekalipun 12:39
7. Matahari 07:07