5 Fakta Ronggeng Gunung, Tarian Sesembahan khas Ciamis yang Punya Sejarah Kelam
Merdeka.com - Ronggeng gunung merupakan salah satu tradisi warisan leluhur yang cukup terkenal di sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat. Kesenian tersebut berkembang begitu pesat, terutama di kawasan pesisir selatan di kawasan Ciamis dan sekitarnya.
Di masa lampau tarian tersebut sering dipentaskan ketika menyambut tamu yang sedang berkunjung ke kawasan Kerajaan Galuh, Ciamis. Hingga kini tradisi khas Sunda Buhun (Sunda Kuno) tersebut masih kerap dipentaskan di beberapa acara tradisional serta upacara adat masyarakat setempat.
Ditarikan Secara Berkeliling
Liputan6 ©2020 Merdeka.com
Dikutip dari helloindonesia.id, tarian ronggeng gunung merupakan salah satu kesenian tertua di tatar Sunda yang dilakukan dengan cara menari oleh seorang perempuan. Penari diiringi para nayaga serta beberapa laki-laki dari kalangan penonton yang ikut menari sesuai irama musik.
Dahulu kesenian tersebut dilakukan secara berkeliling untuk menghibur masyarakat, serta bangsa penjajah di kawasan perkampungan sekitar pesisir selatan Ciamis. Disebut ronggeng gunung karena para penari dengan pengiringnya berasal dari kawasan dataran tinggi di sana.
Mengiringi Pesta Adat Panen Padi
Jika mengacu pada fungsi sosial, dahulu ronggeng gunung digambarkan serupa dengan dewi kesuburan di ranah pertanian yaitu Dewi Sri Pohaci. Sehingga dalam mitologi sunda kuna tarian atau kesenian ronggeng gunung kerap ditampilkan untuk mengiringi kegiatan panen raya.
Selain itu masyarakat setempat di kawasan Ciamis kerap mempertunjukkan ronggeng gunung sebagai penyemarak dari acara pesta perkawinan hingga prosesi khitanan.
Memiliki Sejarah Kelam
Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen/Wikipedia ©2020 Merdeka.com
Salah satu hal yang mungkin jarang diketahui adalah terdapatnya nilai historis yang kuat dari tradisi tari ronggeng gunung.
Dalam hal ini terdapat beberapa versi sejarah terkait cikal bakal tarian khas Sunda tersebut. Namun yang paling popular adalah kisah dari Dewi Siti Samboja yang berupaya melakukan balas dendam atas kematian sang suami yaitu Raja Anggalarang dari Kerajaan Pananjung hasil pecahan dari Kerajaan Galuh.
Dahulu di masa awal kemunculan, tari ronggeng gunung merupakan sebuah skenario pembunuhan dari Dewi Siti Samboja. Ia menuntut kepada para perompak yang telah membunuh suaminya dan memporakporandakan kerajaannya di Pananjung.
Saat itu, Dewi Siti Samboja menyelamatkan diri dari serangan para perompak laut selatan Jawa Barat pimpinan Kalasamudera yang menyerang wilayah tersebut.
Berpura-pura Menjadi Penari
Saat melakukan pelarian dari kejaran para perompak, Dewi Siti Samboja terus berlari ditemani para nayaga yang biasa menghibur di kerajaan Pananjung tersebut. Dalam pelariannya Dewi pun mulai terbersit rasa sakit hati, hingga hendak menuntut.
Dalam upayanya Dewi Siti Samboja berpura-pura menjadi penari ronggeng dan mengubah nama menjadi Dewi Rengganis. Ia pun menghibur masyarakat di kawasan tersebut guna menarik perhatian Kalasamudera, hingga akhirnya perompak tersebut ikut datang dan ikut menari.
Saat lengah Dewi pun melancarkan aksinya bersama para nayaga lain untuk menikam kawanan perompak tersebut, hingga Kalasamudera tewas bersimbah darah.
Sempat Mengalami Pergeseran Nilai
Seperti dikutip dari disparbud.jabarprov.go.id, tarian ronggeng gunung sempat mengalami puncak kejayaan sekitar tahun 1904 sampai tahun 1945. Sampai akhirnya banyak mengalami pergeseran makna yang tidak sesuai dengan adat istiadat di Indonesia.
Salah satu yang sempat menjadi perhatian adalah cara penghormatan yang semula merapatkan tangan di dada berganti dengan cara bersalaman. Bahkan dahulu para penari ronggeng gunung juga menggunakan selendang untuk menggaet kaum pria untuk menari bersama sebelum akhirnya tarian tersebut dilarang ditampilkan.
Namun di tahun 1950-an, ronggeng gunung kembali dipertontonkan oleh seniman-seniman setempat dengan beberapa perubahan. Sehingga bisa menyesuaikan diri dengan adat istiadat yang berlaku. Salah satu di antaranya adalah melarang kontak fisik antara penari perempuan dengan para penonton/penari laki-laki.
Hal tersebut dimaksudkan sebagai upaya menghilangkan pandangan serta anggapan buruk masyarakat, jika tarian atau kesenian ronggeng selalu identik dengan perempuan yang kerap menggoda laki-laki.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fakta Menarik Gunung Gamalama di Kepulauan Maluku, Pertama Kali Meletus pada Abad 16 hingga Tradisi Kololi Kie
Gunung Gamalama telah erupsi sebanyak 60 kali sejak letusan pertamanya pada tahun 1538 silam.
Baca SelengkapnyaFakta Menarik Cakung, Wilayah Bersejarah di Jakarta Timur yang Kini Jadi Kawasan Industri
Di balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.
Baca Selengkapnya5 Fakta Menarik Malang Kabupaten Tertua di Jawa Timur, Daerah Penting Sejak Zaman Kerajaan
Kabupaten Malang merupakan kabupaten tertua di Provinsi Jawa Timur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengulik Sejarah Tahu Gejrot yang Jadi Kuliner Khas Cirebon, Namanya Muncul dari Proses Meraciknya
Di balik kelezatannya yang menggugah selera, tahu gejrot ternyata punya banyak fakta menarik.
Baca SelengkapnyaMengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
Salah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.
Baca SelengkapnyaGunungkidul Siaga Darurat Kekeringan, Ini Fakta di Baliknya
Hanya empat dari 18 kecamatan di seluruh Gunungkidul yang terdampak kekeringan
Baca SelengkapnyaHeboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli
Gundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.
Baca SelengkapnyaFakta Unik Bentang Alam Kabupaten Gunungkidul, Dulunya Hamparan Lautan yang Kini Jadi Deretan Pegunungan
Tak jarang di Gunungkidul terdapat bukit yang tersusun dari batu karang seperti yang berada di lautan.
Baca SelengkapnyaAsyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih
Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca Selengkapnya