4 Fakta Kompleks Makam Jerman di Bogor, Jejak Tersembunyi Tentara Nazi di Indonesia
Merdeka.com - Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam hasil rempah yang terkenal hingga berbagai penjuru dunia. Bahkan saking populernya, dalam catatan sejarah ada beberapa negara seperti Portugis, Inggris, Belanda, hingga Jepang yang pernah berusaha merebut kekayaan alam Nusantara dengan cara menjajah.
Namun tak banyak yang tahu jika dahulu Indonesia juga pernah didatangi oleh tentara Nazi dari Jerman. Rombongan dari armada kapal selam (U-Boot) U-195 dan U-196 tersebut ikut menjajah Indonesia setelah mendapat perintah dari Adolf Hitler untuk membonceng Jepang guna mengambil hasil bumi Indonesia.
Dalam misi tersebut, terdapat 10 tentara yang gugur dan dimakamkan di kawasan Arca, Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Seperti apa kisahnya, berikut informasi yang dihimpun oleh merdeka.com.
Awalnya Ingin Dibuat Tugu
©2013 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman
Seperti dikutip dari merdeka.com, kompleks makam tersebut berada di dalam kawasan hutan di kaki Gunung Pangrango sehingga keberadaannya jarang diketahui. Bahkan untuk mengunjungi kompleks makam tersebut, tak semua kendaraan bisa masuk karena letaknya yang berada di perkebunan Cikopo.
Hao, seorang pakar retrocognition mengungkapkan jika deretan makam berwarna putih tersebut dahulunya merupakan tanah wakaf yang disediakan oleh kakak beradik pengusaha perkebunan asal Jerman bernama Emil dan Theodore Helfferich.
Awalnya di lahan tersebut akan dibangun tugu untuk memperingati kawan-kawan mereka yang gugur di perairan Asia Tenggara. Namun karena banyaknya tentara Jerman yang gugur, akhirnya mereka menggunakan sebagian lahan perkebunan tehnya untuk dijadikan makam tentara Jerman yang gugur saat berperang melawan Inggris di laut Jawa pada tahun 1914.
“Kawasan ini didedikasikan untuk para tentara Jerman yang waktu itu gugur pada perang dunia pertama yang ditembak oleh tentara Inggris,” katanya seperti dilansir dari saluran Youtube Trans7.
Korban Salah Sasaran
©2013 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman
Di masa Perang Dunia Kedua, tentara Jerman lebih leluasa masuk ke Indonesia mengingat mereka bersekutu dengan Jepang yang saat itu berhasil menduduki Hindia Belanda pada 1942.
Saat itu banyak tentara Jerman yang gugur karena menjadi korban salah sasaran. Pasalnya secara postur dan bahasa, mereka mirip dengan pasukan Belanda sehingga kerap dibunuh oleh pejuang Indonesia.
Sejak saat itu sebagian makam di lokasi tersebut juga dijadikan sebagai peristirahatan terakhir dari pejuang Jerman.
Lokasi Upacara Peringatan Warga Jerman di Indonesia
©2013 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman
Makam yang didesain dengan model nisan Eisernes Kreuz atau salib besi tersebut kerap dikunjungi oleh warga Jerman khususnya dari pihak kedutaan. Setiap minggu ketiga di bulan November, mereka memperingati para pahlawan yang gugur.
Di acara tersebut, mereka akan melaksanakan upacara dengan gaya militer dan diiringi lagu kebangsaan Jerman.
“Setiap hari Minggu ketiga bulan November, Pemerintah Jerman selalu menggelar upacara kemiliteran di kompleks makam itu,” kata Nyai yang bekerja sebagai penjaga makam Jerman tersebut.
Terdapat 10 Makam
©2013 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman
Sementara itu tentara Jerman yang dikuburkan di lokasi tersebut saat ini diketahui berjumlah 10 orang. Baris pertama makam tersebut bertuliskan unbekannt atau tak dikenal.
Kemudian baris berikutnya adalah makam Letnan Satu Laut Friedrich Steinfeld yang merupakan kapten kapal selam U-195, lalu Letnan Satu Laut Willi Schlummer dan Letnan Insinyur Wilhelm Jens yang terbunuh di Bogor oleh pejuang kemerdekaan Indonesia pada 12 Oktober 1945.
Ada juga makam Letnan Laut W. Martens yang terbunuh di kereta api dari Jakarta ke Bogor, Kopral Satu Willi Petschow yang meninggal karena sakit di Cikopo, serta Letnan Kapten Herman Tangermann yang meninggal 23 Agustus 1945 karena kecelakaan.
“Di pojok paling kiri, makam Letnan Satu Dr Ir H. Haake, meninggal saat kapal selamnya terkena ranjau di Selat Sunda 30 November 1944. Lalu ada Eduard Onnen, tukang kayu kapal yang meninggal 15 April 1945,” terang Nyai.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jejak Nazi Jerman di Bumi Sumatra, Tenggelamnya Kapal Van Imhoff hingga Republik Nias Merdeka
Banyak orang yang tak tahu jika jejak Nazi Jerman pernah menduduki wilayah Bumi Sumatra tepatnya di Pulau Nias.
Baca SelengkapnyaSejarah 1 Januari 1945: Jerman Melancarkan Operasi Bodenplatte untuk Lumpuhkan Kekuatan Udara Sekutu
Operasi Bodenplatte adalah upaya Luftwaffe untuk melumpuhkan kekuatan udara Sekutu selama Perang Dunia II.
Baca SelengkapnyaJerman Kembalikan Kendi Anggur Berusia 2.600 Tahun ke Yunani, Pernah Dicuri Nazi Saat Perang Dunia II
Artefak kuno ini berasal dari antara tahun 620-600 SM.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menguak Sejarah Bunker Gunung Padang, Jadi Rekam Jejak Pasukan Jepang di Tanah Minang
Berdirinya bunker-bunker milik Jepang di daerah ini tak lepas dari lokasi yang begitu strategis.
Baca SelengkapnyaKini Tanah Makamnya Dipindahkan ke Bojonegoro, Begini Kisah Perjuangan Raja Jawa Jadi Buruh Batu Bara di Pengasingan
Samin Surosentiko dikenal sebagai penentang keras kolonialisme.
Baca SelengkapnyaFakta Menarik Cakung, Wilayah Bersejarah di Jakarta Timur yang Kini Jadi Kawasan Industri
Di balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaJadi Kudapan Khas Pandeglang, Ini Fakta Menarik Kue Jojorong yang Sudah Ada Sejak Kesultanan Banten
Siapapun yang mencicipi kue Jojorong dijamin langsung jatuh hati lewat rasa manis gurihnya. Kue ini juga sarat filosofi.
Baca SelengkapnyaPenampakan Daerah Paling Kotor di Jepang Banyak Sampah Di mana-mana, 'Orang Jepang Aja Ogah Ke Sini'
Begini penampakan daerah terkotor di Jepang sampai ditemukan banyak sampah sepanjang jalan.
Baca SelengkapnyaFOTO: Penampakan Bandara di Jerman Lumpuh dan Seluruh Penerbangan Dibatalkan, Ini Penyebabnya
Di Cologne, Bandara Koln Bonn terlihat bagitu sepi. Hampir tak ada aktivitas di bandara terbesar keenam di Jerman ini.
Baca Selengkapnya