Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Teror SP 88 Terhadap Belanda: Aksi Penculikan, Penggulingan Kereta hingga Pemogokan

Teror SP 88 Terhadap Belanda: Aksi Penculikan, Penggulingan Kereta hingga Pemogokan Kereta api yang disabotase oleh SP 88 di Bendoel pada Oktober 1948. Arsip Nasional Belanda©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Guna membuat wilayah pendudukan Belanda yang ditinggalkan kaum republik menjadi tak stabil, para gerilyawan SP 88 menciptakan huru-hara di Jawa Barat.

Penulis: Hendi Jo

Sejak ditinggalkan Divisi Siliwangi dan unsur-unsur kaum republik, situasi Karawang dan Purwakarta berangsur mencekam. Nyaris tiap malam, sekelompok orang berseragam hitam yang menamakan diri sebagai Satoean Pemberontak 88 (SP 88) selalu membuat huru-hara.

Target mereka tak lain adalah kaum bumiputra yang bekerja sebagai mata-mata atau pegawai pemerintah sipil bentukan Belanda. Bahkan menurut sejarawan Robert B. Cribb, di beberapa tempat seluruh kader pemerintah tingkat bawah tiba-tiba lenyap begitu saja.

"Bahkan ada rencana SP 88 menculik bupati Karawang dalam satu serbuan," tulis Cribb dalam Gejolak Revolusi di Jakarta 1945-1949: Pergulatan Antara Otonomi dan Hegemoni.

Terlatih Aksi Intelijen

Orang-orang SP 88 sangat terlatih dalam menjalankan aksi intelijen dan kontra intelijen. Bahkan dalam aksinya, mereka tidak hanya melibatkan anggota laki-laki tapi juga perempuan. Salah satunya bernama Roekiah, yang merupakan komandan intel SP 88 untuk wilayah Cicariang, Purwakarta kota, Kembangkuning, Cikuya, Perkebunan Jatiluhur, Cilutung, Cilalawi, dan Cicariang.

"Laporan-laporannya sangat valid dan berguna buat kesatuan," kata Gar Soepangat, eks anggota SP 88 di Purwakarta.

Namun tak ada aksi SP 88 yang membuat polisi dan tentara Belanda sangat jengkel selain operasi agitasi-propaganda dan sabotase. Pernah dalam suatu kesempatan, SP 88 memasang puluhan bendera merah-putih di kota Purwakarta menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI.

Selain itu, mereka pun rajin melakukan aksi corat-coret propaganda di tembok-tembok gedung dan kereta api. Penyebaran poster ancaman kepada mata-mata Belanda pun kerap mereka lakukan di berbagai pusat keramaian.

Kekacauan di Jawa Barat

Soepangat masih ingat bagaimana dia pernah memimpin aksi corat-coret dan penempelan poster di dalam kota Purwakarta. Biasanya aksi itu dilaksanakan beberapa menit sebelum tengah malam atau lewat tengah malam.

"Kami harus kucing-kucingan dengan patroli tentara Belanda," kenangnya.

SP 88 juga membuat marah pihak Belanda karena dituduh mendalangi pemogokan massal para pekerja kereta api rute Jakarta-Cirebon. Inilah yang menurut laporan Dinas Intelijen Belanda pada 20 Desember 1948, bertajuk Activiteit SP 88 Onder S.S, merupakan bukti pengaruh SP 88 sudah merembes hingga ke instansi transportasi yang dikelola pihak Belanda.

Penggulingan kereta api dan pencegatan konvoi logistik adalah 'kesukaan' lain dari SP 88. Menurut catatan Affandi Bratakoesoemah dalam Sejarah Gerilya SP 88, selama 1948, setidaknya sudah lima kali SP 88 melancarkan aksi tersebut.

Terhadap situasi penuh kekacauan itu, tentu saja pihak Belanda tidak berpangku tangan. Terlebih pada akhir 1948, situasi keamanan di Jawa Barat semakin kritis. Berbagai gangguan terhadap pemerintah sipil bentukan Belanda semakin menggila.

Alih-alih mengendalikan situasi, polisi dan tentara Belanda malah tersudut di pos masing-masing. Inisiatif penyerangan berpindah ke tangan kaum gerilyawan.

Kondisi tersebut menyebabkan Panglima Tertinggi Tentara Belanda di Indonesia Letnan Jenderal S.H. Spoor mencopot Mayor Jenderal Durst Britt dari jabatannya sebagai Komandan Divisi 7 December (Divisi C) dan menggantikannya dengan Mayor Jenderal (KNIL) E. Engles pada 27 September 1948.

"Mayor Jenderal Engles menemukan kenyataan pahit Jawa Barat merupakan ‘het centrum van de guerilla-activiteit in de Archipel’ (pusat kegiatan gerilya di Nusantara)," ungkap Himawan Soetanto dalam buku Long March Siliwangi.

Namun kemajuan itu tidak serta-merta membuat para gerilyawan di Jawa Barat cepat puas. Untuk lebih mengefektifkan perlawanan, pada 17-19 November 1948, empat organ besar perlawanan di Jawa Barat (SP 88, Barisan Banteng, Bamboe Roentjing dan Tentara Islam Indonesia) membentuk Badan Pemerintah Sipil Jawa Barat (BPS Jawa Barat). Sebagai sayap militer dibentuklah Divisi 17 Agustus dengan pimpinan Letnan Kolonel Wahidin Nasution dari Bamboe Roentjing.

Wahidin bermimpi dengan divisi baru itu, mereka dapat fokus melakukan aksi-aksi sporadic secara militer. Namun ide tersebut tak pernah dipatuhi oleh SP 88. Alihh-alih mengikuti kebijakan Wahidin yang pengikut Tan Malaka tersebut, Sp 88 tetap konsistennya dengan aksi sabotase, kontra-intelijen, dan agitasi-propaganda.

"Mereka beranggapan cara-cara seperti itu dapat cepat memukul Belanda hingga menjadi limbung," ujar Cribb.

Akhir dari SP 88

Pada 19 Desember 1948, Belanda melakukan agresi militer II. Situasi tersebut mengharuskan Divisi Siliwangi kembali ke Jawa Barat sesuai perintah kilat Panglima Besar Jenderal Soedirman. Tentu saja SP 88 dan Barisan Banteng menyambut baik kedatangan kembali Divisi Siliwangi, sebaliknya Tentara Islam Indonesia (TII) dan Bamboe Roentjing bersikap dingin.

Ketidakakuran di antara anggota Divisi 17 Agustus terus berlangsung. Klimaksnya terjadi awal Agustus 1949 saat pemerintah Indonesia memerintahkan seluruh kekuatan bersenjatanya melakukan gencatan senjata.

"Tentara Islam Indonesia dan Bamboe Roentjing menolak keras perintah itu karena ketidakyakinan akan niat baik politik Belanda," tulis Bratakoesoemah.

Perbedaan sikap tersebut otomatis membuat Divisi 17 Agustus bubar. Namun konflik di antara bekas “kawan seperjuangan” itu belum juga padam. Sekitar November 1949, komandan SP 88 Letnan Kolonel Oesman Soemantri ditembak mati oleh “orang-orang tak dikenal” di Tegaldanas, Karawang.

Tewasnya sang pemimpin menjadi sinyal berakhirnya organ perlawanan yang disegani pihak Belanda itu. Akhirnya pada Januari 1950, Mayor Wagijanto (pengganti Oesman Soemantri) menyatakan SP 88 bubar dan menyerahkan nasib anggotanya kepada keputusan masing-masing.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.

Baca Selengkapnya
Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap

Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap

Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mengingat Kembali Jebolnya Tanggul Peninggalan Belanda Situ Gintung 15 Tahun Lalu, Telan Korban 100 Orang

Mengingat Kembali Jebolnya Tanggul Peninggalan Belanda Situ Gintung 15 Tahun Lalu, Telan Korban 100 Orang

Tanggul peninggalan Belanda ini jebol mengejutkan warga karena berlangsung pukul 04:00 WIB dini hari.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten

Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten

Wanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi

Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi

Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban

Baca Selengkapnya
Kereta Tabrakan di Bandung, KA Turangga 'Adu Banteng' dengan KA Lokal

Kereta Tabrakan di Bandung, KA Turangga 'Adu Banteng' dengan KA Lokal

Manajer Humas KAI Daop 2 Ayep membenarkan adanya kejadian tersebut yang berawal saat kedua kereta saling bertabrakan pada pukul 06.03 WIB.

Baca Selengkapnya
Ngerinya Breaking Wheel, Hukum Gantung Belanda di Batavia yang Bikin Pelaku Kejahatan Tewas Terjemur

Ngerinya Breaking Wheel, Hukum Gantung Belanda di Batavia yang Bikin Pelaku Kejahatan Tewas Terjemur

Siapapun yang mengalami hukuman ini jasadnya tidak pernah diturunkan dari roda hingga menjadi tengkorak.

Baca Selengkapnya
Sosok KH Zainal Mustafa, Pemimpin Pergerakan Lawan Penjajah di Jawa Barat

Sosok KH Zainal Mustafa, Pemimpin Pergerakan Lawan Penjajah di Jawa Barat

Dalam setiap ceramah dan khotbahnya, ia selalu menentang kebijakan politik Belanda.

Baca Selengkapnya
Hujan Gerimis Prabowo Kampanye di Sidoarjo, Erick Thohir hingga Bahlil Hadir

Hujan Gerimis Prabowo Kampanye di Sidoarjo, Erick Thohir hingga Bahlil Hadir

Prabowo mengenakan kemaja bewarna biru muda. Dia terlebih dahulu menyapa masyarakat yang telah menunggu ditengah hujan.

Baca Selengkapnya